Perlahan sepasang kelopak mata membuka di tengah gelapnya malam, menyibak manik netra oranye. Tidak lain dan tidak bukan, empunya netra bermanik oranye seperti itu adalah Blaze.
Tidak dengan sukarela Blaze terjaga dari tidurnya. Dia merasakan colekan-colekan kecil pada pinggangnya yang tidak tertutup baju kaus tanktop ekstra lebar yang ia kenakan malam itu.
"Mmhh ... tidur sana, Thorn." Melantunlah gerutuan dari mulut Blaze tanpa menoleh ke arah teman sekamarnya. Kembali Blaze memejamkan kelopak matanya, dia sama sekali tidak berniat bangun tengah malam buta raya.
"Bless ...." Alih-alih suara Thorn, yang terdengar malahan suara Sori.
Barulah Blaze ingat bahwa beberapa jam yang lalu Thorn mengajak Sori tidur bersama di kamar. Perlahan-lahan Blaze memutar tubuhnya dan benar saja dia mendapati dirinya bertatapan langsung dengan Sori. Terlihat jelas oleh Blaze bahwa Sori terjaga sepenuhnya, tidak ada tanda-tanda mengantuk yang terlihat di wajah bocah itu.
"Kenapa Sori?" tanya Blaze sembari menghela napas panjang. Sepertinya keutuhan dan kedamain tidurnya ke depan akan terganggu.
"Nyum ...," ucap Sori sembari menarik-narik baju tanktop Blaze.
Mengetahui bahwa tiada gunanya berdebat melawan bocah bayi, Blaze pun bangkit dari ranjangnya. Di dalam hati sebetulnya Blaze sama sekali tidak rela waktu tidurnya terganggu.
Perhatian Blaze kini beralih kepada Sori. "Ayo, kita ke bawah," ucap Blaze sembari mengamit tangan si adik sepupu.
Sori membalas dengan anggukkan kepala tanpa bersuara. Dia berjalan mengikuti Blaze keluar dari kamar.
Selangkah demi selangkah Blaze menuntun Sori menuruni tangga rumah. Si kakak sepupu cukup berhati-hati dalam menuntun Sori karena selain tangga yang agak curam, keadaan di dalam rumah agak gelap. Hanya beberapa lampu saja yang dinyalakan untuk menghemat listrik di malam hari.
Hati-hati Blaze menuntun Sori menuju dapur.
"Sori mau minum apa?" tanya Blaze setibanya di depan kulkas.
"Cola!" Mengembanglah senyum ceria Sori.
Sejenak Blaze terdiam. Dia mempertimbangkan apakah bijak memberikan bocah bayi itu minum Coca Cola. Hal terakhir yang Blaze inginkan adalah Sori yang mendadak hyper karena sugar rush. Namun seorang Blaze tetaplah seorang ... Blaze dan oleh karena itu Blaze mengambil sekaleng Coca Cola dari dalam kulkas.
Tutup kaleng bukanlah masalah. Segera saja minuman bersoda itu terbuka dan berpindah tangan dari Blaze ke Sori.
"Yay!" Sori langsung mengambil minuman bersoda itu dari tangan Blaze. Segera bocah itu meneguk Coca Cola pemberian Blaze sampai habis.
Sementara Sori menghabiskan minumannya, Blaze memutuskan untuk mencuci muka dengan air dari keran wastafel dapur. Seperti kebiasaannya, Blaze tidak lupa membasahi kedua ketiaknya. Setidaknya kini kedua kelopak matanya terasa lebih ringan karena bersih dan tubuhnya terasa sedikit lebih segar.
"Ayo balik ke kamar." Blaze menuntun Sori setelah si adik sepupu menghabiskan sekaleng Coca Cola.
Apa yang terjadi kemudian membuat Blaze heran. Dia merasakan tangan Sori mendadak terasa berat. Tentu saja Blaze langsung menengok ke belakang, ke arah si adik sepupu.
"Ehm ehm." Sori menggelengkan kepala.
Jelas sekali bocah itu menolak untuk kembali ke kamar untuk melanjutkan tidur. Tentu saja Sori tidak berniat untuk kembali ke alam mimpi. Kedua kelopak matanya terbuka lebar dan tetlihat awas. Wajar saja Sori tidak lagi mengantuk karena dia sudah tidur cukup lama sejak sore hari.
![](https://img.wattpad.com/cover/285284572-288-k870025.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby On Board.
FanfictionPagi hari di awal libur panjang akhir pekan itu bermula dengan begitu indahnya. Sudah lama sekali ada hari libur tanggal merah yang tepat berdampingan dengan libur akhir pekan. Hanya saja sayangnya sesuatu yang direncanakan tidak selalu bisa berjala...