Pukul 1 dini hari, pihak kepolisian disibukkan dengan kasus yang tak kunjung selesai dan bahkan terus berlanjut. Kasus Pembunuhan Berantai. Korban kembali ditemukan di depan sebuah gedung tua. Sudah terdapat enam korban dan dini hari ini adalah yang ke tujuh.
"Tak satupun korban yang dapat diketahui identitasnya sampai sekarang. Semua wajah korban tersayat-sayat, sidik jari mereka juga dikuliti. Tak ada petunjuk", ucap Accardi De Santis.Ketua Tim pada kasus ini.
"Ketua Tim, aku dapat ini dari tim forensik", Felix menghampiri Accardi. Felix adalah salah satu anggota dalam Tim, ialah yang paling Accardi percaya dari anggota yang lain. Ia memberikan satu plastik klip berisi pisau belati.
"Di TKP tadi?", "Iya, kata mereka ada sidik jari dipisau itu, tapi itu adalah sidik jari korban"
Accardi menaikkan sebelah alisnya, "Bukannya sidik jari korban rusak?", "Korban kali ini tidak sampai dikuliti sidik jarinya. Tapi, karena sidik jarinya sedikit rusak, kita juga tidak bisa mencari tahu siapa korban ini", Felix menjelaskan.
"Felix, ikut denganku ke tempat autopsi. Kau bawa mobilnya", "Siap kak!"
Butuh waktu sekitar 35 menit hingga mereka sampai. Accardi berlari kecil manuju ruang autopsi, Felix mengekor di belakang.
"Korban ini sengaja membunuh dirinya sendiri", kalimat dokter Jang membuat Accardi dan Felix terkejut. Lagi-lagi redaksi yang sama.
"Jangan bercanda! Mana ada manusia yang bisa menusuk dirinya sendiri hingga sedalam itu, kecuali dia tak bisa merasakan sakit", Accardi tak ingin percaya begitu saja, ia merasa dibodohi.
"Tapi, faktanya memang seperti itu", dokter Jang mengambil laporan autopsi lalu Ia berikan pada Accardi. "Telapak tangan korban tampak telah mendapat beberapa luka sebelum Ia memegang pisau belati itu, karena itulah sidik jari yang tertinggal juga rusak. Tusukan yang berada di perut korban bisa dibilang sangat dalam, karena seluruh mata pisau belatinya masuk ke perut. Tusukannya juga halus seperti saat ditusuk oranglain. Tapi tak ada sidik jari lain selain sidik jari korban"
"Lalu bagaimana dengan wajahnya itu?", "Sayatan di wajah lebih segar dari luka yang lain, jadi bisa dibilang sebelum Ia benar-benar mati...", "Korban menyayat wajahnya sendiri?" Accardi memotong kalimat dokter Jang. Dokter Jang hanya mengangguk mengiyakan. "Sama dengan korban sebelumnya, merepotkan". Setelah berbincang cukup lama, Accardi memutuskan untuk kembali ke kantor.
Sesampainya, Accardi langsung mengadakan rapat dadakan dengan timnya.
"Bagaimana menurut kalian?"
"Saya rasa tidak mungkin", ucap Ryouta salah satu anggota tim. "Korban juga tidak memiliki riwayat kelainan pada sarafnya, seharusnya dia bisa merasakan sakit", lanjutnya.
"Semua luka juga terlalu halus, seperti dilakukan oleh orang lain. Korban jadi tampak tak memberi sedikitpun perlawanan dalam tindakannya, itu jadi semakin tidak masuk akal", "Jika sedikit kasar masih ada kemungkinan", sambung Junho anggota lainnya.
Accardi memijat keningnya, tak ada jalan terang dari kasus ini. Semua juga diam.
"Kak, ada yang aneh lagi dengan korban-korban ini", Felix memecah keheningan rapat. "Semua hasil autopsi menyatakan keadaan mata korban sedikit kering akibat kekurangan kadar air dalam mata mereka. Berarti mata mereka terus terbuka selama berjam-jam, sedangkan waktu ditemukannya korban tidak sampai 1 jam dari jam kematian", Felix mengutarakan pendapatnya. "Anehnya ada dibagian korban dapat mempertahankan keadaan matanya tetap terbuka. Padahal dia merasa kesakitan, kan, harusnya? Mana mungkin dia bisa tahan dengan mata terbuka. Kita saja pasti reflek menutup mata saat merasakan sakit walau hanya beberapa detik, kan?"
"Benar juga. Saat ditemukan, jasad mereka juga dalam keadaan mata terbuka lebar...", "Terlalu lebar, seperti sedang terkejut akan sesuatu. Korban melotot", salah satu anggota tim menyela kalimat Accardi saat melihat kembali foto-foto korban.
YOU ARE READING
Short Story
Short StoryHai! Hello! Ciao! Annyeong! Konichiwa! It's me, Glorysh X! X_X_X Short Story disini Glory buat untuk menampung semua hasil halu atau imajinasi yang suka tiba-tiba lewat di otak dan kepikiran klo gak ditulis bakal sayang banget.... Kebanyakan Thrill...