Jeno sekarang sedang nongkrong dikantin kampusnya. Untung tadi ia tidak telat, telatpun tidak apa apa demi ayank tercinta, walaupun belum jadi ayank si sebenarnya.
Kadang cape juga Jeno ngejar Jaemin yang tidak peka. Jeno pernah nyerah sekali tepatnya 4 tahun yang lalu.
Bagaimana tidak jaemin kala itu masih kelas 5 SD, sementara dia sudah kelas 3 SMA, rasa ragu untuk pertama kalinya menyerang Jeno kala itu.
Dimana pagi pagi Jeno akan berpapasan dengan Jaemin yang masih menggunakan seragam SD dengan tas pink bergambar kartun kesukaanya, sementara dia terlihat urakan dengan seragam SMAnya.
Jeno insecure tentu saja, merasa tidak pantas dan berakhir memacari kakaknya Jaemin. Yakni Renjun yang seangkatan dengannya.
Namun hubunganya tidak bertahan lama. Alasannya? Tentu saja karena Jaemin. Bagaimana tidak kepikiran kalau setiap kali dia main kerumah Renjun, yang ia temui bukan hanya Renjun melainkan si kecil juga.
Dengan polosnya sekecil mematahkan rasa ingin move on Jeno.
"Kak Jeno mau permen?"
Jeno terkekeh mengingatnya, ia menyadari betapa bucinya ia dengan anak tetangganya itu. Baru ditawari permen saja sudah gagal move on.
"Nape lu ketawa ketawa sendiri gitu?" tanya Haechan membuyarkan lamunan Jeno.
Jeno berdecih ada saja yang menganggu ketenangannya.
"Dah gila kali dia" jawab mark
"Lu kali yang gila" jawab Jeno sambil meminum jusnya.
"Oh iya Ren nanti gue kerumah lu ya"
"Ngapain jen?" tanya Renjun
"ciee clbk nih ye makanya jangan sok sokan minta putus jen, lu contoh abang lu dong langeng kan sama gue"
"Apasih lu can gak jelas"
"Soksokan gak jelas, awas aja ya lu balikan"
Jeno tidak menghiraukan Haechan ia malah sibuk memikirkan Jaeminnya.