BAB 2

7 3 0
                                    


Bukan ingin menjadi lebih baik dari orang lain
Aku hanya ingin menjadi lebih baik dari yang
Dulu.

-Ali bin Abi Thalib


Alya sampai di masjid langsung duduk disamping temannya yang bernama Qamira Nur Syifa sekaligus teman kampusnya.

"Assalammu'alaikum Mira.."

"Wa'alaikumussalam Alya!."

Waktu berlalu bacaan pada kitab berhenti, dibukalah dengan kata penyambutan oleh ustadzah disana, mereka melihat dengan khidmat.

"Baiklah hari ini ustadzah akan bercerita tentang sabar, terkadang kita itu berpikir apasih caranya menghadapi sabar? Bagaimana sih rasanya sabar itu? Kenapa harus sabar? Selalu saja ada dibenak kita tentang rasa sabar...

Pada qur'an surah Ali 'imran ayat 200 yang berbunyi Bismillahirrahmanirrahim

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَا بِرُوْا وَرَا بِطُوْا ۗ وَا تَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung."

Maka dari itu kita harus sabar walaupun banyak ujian yang kita dapatkan banyak cobaan yang kita jalani bahkan banyak yang ingin menjatuhkan kita, mendzolimi kita, memfitnah kita, kuncinya adalah sabar. Sabar itu tidak ada batasnya yah para akhwat akhwat yang ustadzah sayangi, ingatlah! Sabar itu tidak ada batasnya!."

Semua masih mendengarkan dengan khidmat dengan penjelasan sang ustadzah di depan mereka, tidak ada yang bergerak sedikit pun sampai acara selesai.

Acara majelis hari ini telah usai, Alya pun membantu teman-teman lainnya membersihkan masjid. Setelah semua usai barulah mereka pulang.

Alya dan Mira berjalan berdua mereka bercerita dari hal-hal yang membuat mereka senang, tapi bukan mengghibahi orang melainkan tentang apa yang mereka lakukan hari ini.

"Ay, menurut kamu gimana sih tentang gibah? Karena gini loh, aku itu penasaran banget, banyak yang suka gibah-gibahan!."

Alya tersenyum yang menghipnotis siapa saja bahkan Mira pun bisa terhipnotis, jika Mira bukan perempuan sudah dia lamar Alya untuk jadi istrinya.

"Allah subhana wa ta'ala berfirman
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّ ۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًا ۗ اَ يُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۗ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّا بٌ رَّحِيْمٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang." Maka dari tobatlah karena Allah itu sayang sama kita, walaupun yang dilakukan oleh kita sendiri yang sengaja ataupun tidak sengaja."

Mira termangu, "Ay, kamu kenapa gak jadi hafizah saja?."

Alya mendoangakan kepalanya menatap langit yang sudah senja, "Mir, al-qur'an itu diamal kan, aku takut ketika aku sudah jadi hafizah aku akan menjadi takabur dan bisa saja seluruh hafalan ku akan hilang karena menganggap remeh, cukup aku amalkan saja itu sudah membuatku merasa senang dan bahagia."

Alya tersenyum ke arah Mira yang memandangnya kagum.
"Ay, kata orang jodoh itu cerminan diri, sekarang aku lagi mencoba melihat jodoh kamu ay!." Seru Mira dengan girang.

"Mir, jodoh itu bukan hanya dari cerminan diri, ada orang yang sangat baik hati tapi dia berjodoh dengan preman, ada orang yang jahat bahkan sangat dibenci orang berjodoh dengan orang yang baik, jodoh itu rahasia Allah Mir kita tidak tau siapa jodoh kita. Aku memperbaiki diri bukan untuk mendapatkan jodoh yang baik juga, melainkan untuk bekal ku ketika sudah tiada, kalo jodohnya orang sholeh itu artinya rezeki dari Allah."

Mira berpikir, "benar juga sih Ay."

Ketika di belokan selanjutnya Alya dan Mira berhenti.

"Eh ay, aku duluan yah!."

"Iya, kamu hati-hati yah!."

"Siap! Buk bos! Kamu hati-hati juga yah! Dahh... aku duluan assalammu'alaikum!."

"Wa'alaikumussalam, dahh..."

☆☆☆☆

Sesampainya  dirumah, Alya masuk ke rumah tidak lupa mengetuk pintu san mengucapkan salam ketika masuk.

"Assalammu'alaikum! Alya pulang! Bunda papa!."

Prangg

Prangg




Sampai sini dulu oke! Nanti next, maafkan bila ada typo! Jangan lupa vote!! Ngitung² bantu semangat!.
Semangat yang berpuasa!.

MENCARI TITIK TEMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang