BAB 9

4 3 0
                                    

Utsman bin Affan said: "Risau terhadap dunia adalah kegelapan bagi hati, sedangkan risau terhadap akhirat adalah cahaya bagi hati."

Matahari menerobos masuk ke jendela, Divano yang terganggu lantas membuka mata dengan perlahan untuk menyesuaikan penglihatannya yang tampak kabur-kabur.

Divano duduk dengan tegap, meregangkan otot-ototnya. Dia merasa semalam tidur dengan sangat nyenyak, tanpa disadari ada bantal di mejanya dan juga di lehernya?.

Mengernyit heran, "Siapa melakukan ini?."

Tiba-tiba selimut yang masih lengket ditubuhnya tadi terjatuh ke lantai, Divano melihat selimut yang bermotif mutiara-mutiara kecil, sungguh indah jika dilihat.

Tangan besar Divano mengambilnya, "Punya siapa ini?."

Tidak ingin mengambil pusing, Divano berdiri dari kursi besarnya, dia memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri, mengusir rasa penasarannya. Lebih baik membersihkan diri nanti dia akan mengecek dari rekaman CCTV saja.

Dilain tempat, Alya sedang memasak untuk keluarganya dan dirinya, tidak lupa ada dua kotak bekal untuk dibawanya ke kantor. Satu untuknya dan satu untuk bosnya itu.

Entah kenapa Alya ingin membawakannya bekal, dia berpikir bosnya itu pasti tidur dikantor tanpa pulang ataupun tidak keluar dari ruangannya sama sekali.

Semua anggota keluarga keluar dari kamar masing-masing yang sudah memakai pakaian yang rapi dan feminim, seperti bunda dan kakak perempuannya yang memakai baju yang sangat-sangat terbuka, bagi Alya baju itu seperti kekurangan kain.

Alya menghela nafas pasrah saja, dia sudah memberi tahu bahwa pakaian seperti itu sungguh tidak bagus apalagi perempuan adalah perhiasan dunia yang sangat berharga harus dijaga dengan sangat tertutup.

Tapi sayang, setiap dia memberi tahu hanya angin lewat saja oleh kedua perempuan yang Alya banggakan, terkadang dia berpikir apakah papanya tidak menegur?.


Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

وَقُلْ لِّـلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَا رِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَـضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَآئِهِنَّ اَوْ اٰبَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَآئِهِنَّ اَوْ اَبْنَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَا نِهِنَّ اَوْ بَنِيْۤ اِخْوَا نِهِنَّ اَوْ بَنِيْۤ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَآئِهِنَّ اَوْ مَا مَلَـكَتْ اَيْمَا نُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِ رْبَةِ مِنَ الرِّجَا لِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِاَ رْجُلِهِنَّ لِيُـعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّ ۗ وَتُوْبُوْۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."
(QS. An-Nur 24: Ayat 31)


MENCARI TITIK TEMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang