BAB 4

6 3 0
                                    



Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi, maka senangilah apa yang terjadi.
-Ali Bin Abi Thalib





Tibalah dimana hari Alya pergi kepasantren bersama tiga orang temannya yang berbeda-beda kelas.

"Baiklah anak-anak terima kasih untuk kalian yang ingin ikut berpatisipasi hari ini, jadi kami minta tolong kerja samanya juga disana, jaga etika kalian paham?!."

"Paham, buk!."

"Alhamdulillah, ibu hanya mengantar kalian sampai sini saja yah, ibu tinggal dulu karena ada kelas untuk mengajar."

"Baik buk, terima kasih."
Setelah kepergian ibu Rika tadi, datanglah pak simon yang memandu kepergian mereka.

"Semua sudah berkumpul?!."

"Iya pak!." Para lelaki yang menjawab, Alya dari tadi terlihat sangat senang dan bersemangat.

"Baiklah, kalau begitu silahkan masuk kedalam mobil dan jangan sampai ada yang tetinggal, mengerti?!."

"Mengerti pak!."

Semua masuk kedalam mobil, diperjalanan Alya sedang bercanda gurau bersama teman barunya yang bernama Sherina dari fakultas kedokteran.

Alya menanggapinya dengan aura lembut dan positif, sedangkan kedua lelaki dibelakang kursi mereka sedang pindah alam ke alam mimpi.

Sekitar 3 jam lebih mereka baru sampai di pesantren, Alya yang begitu semangat memotret luar pesantren.

Semuanya sudah turun dari mobil, banyak yang bertanya-tanya, siapa yang datang??.

Pintu mobil terbuka ketika dua perempuan keluar mereka lantas mengucapkan Masyaallah bagi yang perempuan melihat secara detail dan jelas seperti mereka bertemu bidadari ketika melihat Alya sedangkan para pria langsung menundukkan pandangan takut kena zina mata melihat berlian yang berjalan itu.

Alya yang berdecak kagum, rasanya dia ingin tinggal di pesantren yang sederhana dan banyak peraturan dari pada tinggal dirumah mewah namun membuat rasa sakit.

Alya menampilkan senyuman hangatnya kepada santriwan yang di koridor bawah hingga diatas. Santriwan yang diberi senyuman sampai ada yang salah tingkah melihat kecantikan natural Alya.

Seseorang menghampiri mereka yang tidak lain mengurusi pesantren.

"Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh..."

Pak simon bersalaman bersama kiyai pesantren, mereka menukar kabar dan saling tertawa kecil.

"Nah anak-anak ini namanya kiyai yayan beliau inilah yang menjaga pesantren disini."

Para lelaki menyalimi kiyai begitu juga Alya dan Sherina, beserta para ustadz dan ustadzah.

"Sebelum kalian memulai bagaimana kalian masuk dulu untu beristirahat." ujar kiyai.

"Yasudah kalau seperti itu kami beristirahat sebentar."

♧♧♧♧

Mereka berjalan kediaman kiyai untuk beristirahat, ketika masuk kediaman kiyai banyak makanan dan juga minuman segar yang disajikan oleh santriwan.

Alya melihat betapa nyamannya tinggal disini, aku merasakan kehangatan keluarga begitu pula ketentraman didalam sini gumamnya dalam hati.

Alya masih berdiri di depan pintu, karena otaknya sedang berpikir yang begitu rumit sehingga susah digapai kembali.

MENCARI TITIK TEMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang