Prolog

1.8K 112 24
                                    

"Dirga, kamu tau kamu tidak akan pernah cukup dimata papa"

Perkataan itu selalu saja terngiang-ngiang dalam pikiran Dirga, Dirga bangun dan segera mandi dia berusaha melupakan perkataan sang papa yang terngiang-ngiang dipikirkannya, "Bangsat!" batin Dirga dikamar mandi.

"Tuan, pakaian anda sudah saya siapkan" ucap pelayan pribadi milik Dirga, "Terimakasih Agra" Dirga keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di pinggangnya "Tuan mau saya bantu memakai perban?" tanya Agra yg membawa kotak p3k "Boleh, terimakasih Agra"

Agra mulai memakaikan perban dibadan Dirga yg penuh luka cambukan dan juga sayatan, "Pasti sakit ya" gumam Agra yang masih bisa didengar oleh Dirga "aku sudah terbiasa" ucap Dirga dengan senyum kecut, "Tuan mengapa anda tidak mau kabur bersama saya ke negeri sebrang? disana tuan tidak akan merasa sakit seperti ini" tanya Agra yang masih memakaikan Dirga perban

"Aku masih harus melaksanakan wasiat mama, nanti kalau sudah selesai kita akan hidup dengan tenang" jawab Dirga, wasiat yang diberikan kepada Dirga memang sangat sulit bahkan Dirga hampir takkan bisa melaksanakannya

"Baiklah, berjanjilah kepada ku dan kepada para rakyat untuk mengambil tahta Tuan Asean" Perban dibadan Dirga sudah dipasangkan dengan rapih oleh Agra, "Aku berjanji" Dirga segera memakai seragamnya dan keluar dari kamarnya.

- KING -

Mahesa DirgantaraPutra tertua dalam keluarga Aseanumur : 27 tahunAlasan bertahan : Melaksanakan wasiat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahesa Dirgantara
Putra tertua dalam keluarga Asean
umur : 27 tahun
Alasan bertahan : Melaksanakan wasiat

King || CHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang