Suatu Hari

27 8 1
                                    

Disuatu hari, tidak ada apa-apa sungguh. Rutinitas berjalan seperti biasanya. Altha dan Steny yang bergelut dengan laptop dan buku referensi mereka masing-masing, Shadou yang baru pulang dari kantornya dan langsung tertidur di sofa, Celune yang sudah vidcall dengan kekasihnya, Helene yang sedang membaca ulang makalahnya, Kei yang sedang bereksperimen di dapur, Hazel dan Verena yang sedang main, Athi yang sedang asik bertukar pesan dengan entah siapa, dan Yuki yang entah sedang apa menatap kosong ke arah laptopnya. Kenzy dan Candle tentu belum pulang, ini masih terlalu sore untuk keduanya berada di kos. Suasana memang begitu tenang, sibuk dengan urusan masing-masing. Tapi itu semua tidak bertahan lama pastinya. Karena setelahnya hanya ada kebisingan yang membuyarkan konsentrasi semua yang ada disana.

Kemarin engkau nyatakan hati

Tapi terlambat katamu tak bisa

Alunan lagu Tiara Andini mulai berputar dengan cukup nyaring, membuat Shadou yang tertidur pun terbangun dan melemparkan bantal sofa ke arah Yuki. Tidak sampai disitu, bahkan Athi, Hazel dan Verena yang sedang sibuk dengan ponselnya masing-masing langsung menyimpannya di meja dan mulai ikut bernyanyi. Aneh, memang seperti itu adanya.

"Cinta ini tak kan berbalas, sayang ku pastikan melayang, perih saatku merasa indah, semua hilang dan usai", Athi

"Bila cinta ini tak nyata jangan engkau beri harapan, sudah cukup kini ku sadari terlalu cepat jatuhkan hati", Hazel

Ruang tamu mulai benar-benar ricuh. Bahkan Altha dan Steny yang fokus dengan tugasnya sudah mematikan laptopnya. Hanya Helene yang beranjak dan masuk ke kamarnya, ia sedang belajar untuk presentasi besok ngomong-ngomong, ia tidak segila penghuni yang lain. Shadou sudah kembali tertidur, tidak peduli dengan penghuni kos yang mulai hilang kendali. Celune? ia dan kekasihnya hanya fokus dengan permainan uno online dan sesekali ikut bernyanyi. Kei masih berkutat di dapur. Verena mulai berdiri dan menggulung tumpukan kertas milik yuki yang digunakannya sebagai mic.

"Sempat kau bersikap seolah sandaran jiwakuu", Verena

"Namun apa artinya memilih hati yang salah", Yuki

"HO UWO UWOOOOO HAAAAAAA~ PEDIHKU SAAT MERASA INDAH SEMUA HILANG DAN USAI BILA" entah bagaimana bisa ruang tamu mereka berubah menjadi tempat konser.

Semua mulai bernyanyi dengan suara yang cukup keras, tidak peduli jika merasa terganggu atau bahkan Shadou akan mengamuk setelahnya. Mereka menyelesaikan lagu itu dengan penuh penjiwaan dan bersorak sendiri. Mulai mencari lagu lain untuk melanjutkan kegalauan mereka yang tidak berdasar. Apakah sudah di jelaskan jika penghuni kos ini memang sedikit berbeda?

***

Keadaan kos mulai kembali tenang. Hanya ada Yuki, Verena, Hazel, Altha yang ada di ruang tamu itu. Di temani dengan gorengan buatan hasil eksperimen Kei tadi sore mereka menonton tv bersama. Benar-benar menonton hal random yang ada tv. Penghuni kos yang lain sudah berada di kamarnya masing-masing, mengingat besok bukanlah hari libur mereka.

"Mie ayam enak kali ya?" ujar Yuki tiba-tiba membuat atensi ketiga orang lainnya teralih.

"Seblak enak sih" sahut Verena yang langsung mendapat anggukan penuh rasa setuju dari Altha dan Hazel.

Merasa tidak ada satu pun yang ada di pihaknya, Yuki mendadak merasa berkobar-kobar. Ia sangat siap membuka forum debat kali ini. Tangan mulai mencari sesuatu disitus pencarian, mencari sesuatu yang bisa menguatkan argumennya. Setelah mendapatkannya, dengan segera ia menegakkan duduknya dan menatap ketiga teman-temannya itu.

"Nih ya, mie ayam itu enak udah terbukti juga dari- lama banget deh pokoknya, sedangkan seblak itu juga baru muncul di tahun 1990-an, masih kalah jauh sama mie ayam" ujarnya dengan bangga dan menunjukkan asal usul seblak di ponselnya. Sudah dibilangkan? ia sangat siap dengan debat kali ini.

Secret Story Of IZ*ONE LJPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang