The last 01

2.2K 365 11
                                    

  

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

    
      Wajah wanita rupawan yang terlihat pucat polos itu sedang tertidur sangat damai, akar-akar berduri itu kini telah menyatu dalam tubuhnya yang terbawa masa.

     Hayena atau wanita yang berprofesi sebagai mafia di dunianya, bernama Fera tengah berlayar dalam mimpi panjang dan tak tahu kapan perannya akan bermain.

    Dunia kini tidak baik-baik saja, tetapi Fera masih asik dalam mimpinya.

   Disisi lain Usa berhasil membuat kedua dunia berperang saling memperebutkan kekuasaan dan kasta tertinggi. Dimensi komik, merasa diri mereka lebih kuat hingga menganggap manusia adalah makhluk yang lemah dan harus tunduk pada mereka yang memiliki kemampuan istimewa sejak lahir.

   Sedangkan manusia menganggap mereka adalah perwujudan manusia yang diciptakan oleh manusia pula. Hanya makhluk-makhluk fiktif.

    Begitu banyak manusia yang merupakan penggemar dari komik sacrifice of love sudah tidak asing lagi dengan kemunculan dimensi ini.
   
    Bentuk-bentuk bangunan, kondisi alam, suasana dan wilayah-wilayah yang ada didunia asing ini sudah sangat dikenali oleh penggemar komik tersebut.

    Karena meributkan hal tersebut lah, perang terjadi antar kedua dimensi, demi membuktikan makhluk yang mana paling kuat.

    Tentu saja dengan bantuan provokasi dari Usa. Pria yang menjadi dalang dari semua ini. Tujuannya adalah untuk membuat kedua dunia hancur dengan peperangan yang memakan banyak korban dan memperlihatkan sebuah pertunjukan pembantaian padanya.

    Tentu Usa dan orang-orangnya tidak ikut campur pada perkelahian kekanak-kanakan tersebut. Mereka hanyalah bagian provokator.

     "Apakah itu menyenangkan bagi mu?"

   Dengan terpaksa wajah Usa menoleh pada asal suara. Seketika wajahnya berubah sumringah melihat kedatangan seseorang yang ia tunggu-tunggu.

    "Akhirnya kau sudah memutuskan. Tentu saja ini menyenangkan, bukankah ini kehendak Dewa. Kau tidak ingin bergabung?" Usa bertanya dengan bibir yang merekah menampilkan sederetan gigi nya.

     Pria itu menggeleng enggan dan berbalik pergi meninggalkan Usa yang masih asik duduk di balkon sembari menyeruput secangkir teh.

     Pria itu berada di balkon menara yang dibangun tinggi atas permintaannya. Semua itu semata-mata hanya untuk dapat melihat sesuatu yang menyenangkan dari atas menara bagai penonton VVIP.

    Pertumpahan darah, kematian, tanah yang perlahan mulai gersang dan di penuhi darah kental akibat peperangan, semua itu adalah sesuatu yang menyenangkan bagi Usa.

     Ia menikmatinya.

      "Vivian!" Panggil Usa dengan sekali tepukan tangan.

    Seorang gadis muncul di balik tirai dari dalam ruangan, lalu berjalan mendekat kearah pria itu.

    "Ya tuan?" Gadis bernama Vivian itu membungkuk hormat.

    "Bagaimana dengan dia? Apakah dia sudah percaya akan perkataan ku?" Usa menerawang jauh ke atas langit.

   "Tenang saja tuan, saya yakin dia akan segera bimbang dan akan berpindah pihak pada mu," ujar Vivian dengan nada meyakinkan. Usa mengangguk mengerti.

   Setelahnya mengayunkan tangan memberi isyarat agar gadis itu pergi meninggalkan nya sendirian dengan kesenangannya.

    "Fera." Tanpa sadar Usa menyebut nama gadis yang selama ini ia rindukan.

   Namun gadis itu sudah berada di tempat yang tepat. Usa sangat menghargai Fera, kerenanya ia bisa hidup dengan bahagia.

    "Fera terus bermimpi lah di sana dan menjadi alatku," Usa berucap lirih dengan mata yang mulai sendu.

     Baginya, nyawanya lebih berharga daripada perasaannya. Bagaimanapun hidup abadi adalah impiannya dan melihat manusia saling bertarung dengan banyaknya pertumpahan darah merupakan hobinya.

    Ia tidak bisa mengorbankan semua ini hanya demi seorang wanita?

     "Aku yakin kau akan mengerti dengan perasaan ku Fera," Usa tersenyum tipis seraya menikmati tontonan nya.

     Ketika melihat sesuatu yang menarik, tanpa sadar Usa sudah setengah berdiri sembari menggenggam kedua sisi kursi.

    "Ouh... Darahnya muncrat!" Ia berteriak kesenangan seolah tengah menonton suatu pertunjukan dari acara TV.

     "Hey! Bukankah kalian ini memiliki kekuatan. Jangan membuat malu diriku karena hidup berdampingan dengan kalian selama ini!" Ia bergumam geram menunjuk beberapa orang yang berasal dari dimensinya dengan kesal dari atas.

  Tentu orang-orang itu tidak bisa mendengar nya karena jarak Usa dengan orang-orang tersebut sangatlah jauh.

    Perlahan Usa kembali duduk dengan tenang.

    Bagaimana mungkin orang-orang yang memiliki kekuatan melebihi batas kemampuan manusia, bisa kalah dari manusia yang lemah?!

   Usa mendengus kasar "Hari ini sangat membuat ku kesal. Semuanya jadi tidak menyenangkan." Pria itu menggeram rendah kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan memasuki ruangan.

    Ia sudah muak melihat 'sebut saja klan nya' yang sangat terlihat lemah hari ini, tidak seperti biasanya.

   Tetapi walau begitu hatinya telah puas. Kelima orang terkuat telah berada di pihak nya. Tidak sia-sia ia menyihir Robin hingga merasa mendengar suara Hayena yang menyuruh dirinya untuk membunuh mereka.

   Usa tertawa geli mengingat hal tersebut. Apa nya yang pemeran utama. Dirinya lah satu-satunya pemeran utama disini. Semua berputar pada nya.

  •••
VOTE AND COMENT♡

  •••VOTE AND COMENT♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 

Antagonis Princess Hayena: the lastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang