Mikaela Nairaputri, gadis berambut panjang hitam itu merupakan mahasiswa FSRD tingkat akhir. Sudah lama ia tidak berkuliah karena sempat mengambil cuti semester. Setelah siap untuk bangkit kembali, ia memulai kembali kuliahnya. Yang benar saja seperti yang dikatakan Kaela, semester ini dia hanya fokus ingin memulai dan menyeselesaikan skripsinya agar cepat lulus. Satu-satu tujuannya saat ini adalah untuk lulus dan mendapat gelar. Tentu saja, ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan, semangat Kaela!
Setiap hari, setelah pulang dari kuliahnya, Kaela rajin pergi ke 'Skema'. Sekalinya dia tidak datang, mungkin ia sedang tertidur di perpustakaan. Menurutnya, kafe atau tempat makan 'Skema' ini memiliki suasana yang cocok untuknya memulai menulis. Suasananya yang tenang, tidak terlalu ramai dan sejuk, apa lagi bersebelahan dengan toko buku, memudahkan Kaela untuk mulai menulis skripsinya. Seseringnya ia berkunjung ke tempat tersebut, staff di situ sampai hafal pesanan Kaela. Ia selalu memesan hal yang sama setiap berkunjung.
"Satu matcha latte dingin tanpa es kan?" kata baristanya hafal akan pesanan yang selalu Kaela pesan.
"Hehehehe, iya seperti biasa ya kak," balas Kaela malu.
Selain itu, Kaela juga selalu duduk di tempat yang sama. Semua staff di situ juga sudah hafal di mana Kaela akan duduk, di ujung belakang dekat jendela. Tidak ada orang lain yang pernah duduk di situ sejak kedatangannya Kaela, seakan tempat duduk itu khusus dibuat untuk Mikaela Nairaputri seorang.
Malam itu terlihat Kaela masih fokus menulis skripsinya di ujung kafe. Bunyi rintik hujan tidak mengalihkan perhatiannya dari layar laptop. Malam sudah larut, kafe sudah mulai bersiap-siap untuk tutup, hanya tertinggal Kaela, pelanggan satu-satunya di situ. Sesaat pelayan ingin memberitahu Kaela bahwa kafe akan tutup 10 menit lagi, 3 pelanggan baru datang memasuki kafe tersebut.
"Yo! Kenan!" sapa laki-laki berkaos jersey tersebut.
Sapaan laki-laki tersebut terdengar cukup keras, membuat Kaela berpangling dari layar laptopnya untuk menoleh sebentar. Kalau dilihat dari tubuhnya yang gagah dan berotot, serta mukanya yang jarang dicukur, Kaela tebak ia adalah pemandu gym dan seorang ayah, mungkin? Laki-laki di sebelah kanannya berpakaian lebih rapih dengan kemeja putih, terlihat juga ia membawa tas belanja merek 'Pigeon' yang merupakan merek perlengkapan bayi. Jadi bisa ditebak ia adalah seorang ayah muda. Sedangkan laki-laki di sebelah kiri memakai setelan jas berwarna hitam serta sepatu kulit berwarna coklat tua, sangat formal. Terlihat juga di jari manisnya ada cincin pernikahan bersinar, jadi bisa ditebak ia adalah seorang pengantin baru. Setelah melakukan beberapa analisis, Kaela kembali menatap layar laptopnya. Ketiga lelaki tersebut berjalan melaju mendekati meja yang Kaela duduki. Kaela cukup panik karena setahu dia nama dia adalah Mikaela Nairaputri dan bukanlah Kenan. Ia menutupi mukanya dengan tudung jaketnya, berpura-pura untuk tidak acuh terhadap ketiga lelaki tersebut. Laki-laki berkaos jersey tersebut datang lalu menepuk pundak pelayan yang sedang berdiri di sebelah Kaela.
"KENAN! Apa kabar lo? Udah lama nggak ketemu kok lo masih sama aja ya? Tetep jomblo," ledeknya.
"Eh jangan gitu bro, itu siapa?" tunjuk laki-laki berjas hitam ke Kaela.
"PACAR LO YA? Gila, selamat Kenan! Akhirnya lo bebas dari kutuka-," omongannya terpotong oleh Kenan.
Kenan membungkuk terhadap Kaela sebagai perminta maafan atas kelakuan teman-temannya yang tidak sopan, "Maaf kak, silahkan lanjut."
Kenan menarik ketiga temannya ke meja depan dekat pintu keluar, "Lo bertiga jangan malu-maluin. Itu pelanggan gue. Rombongan kayak gini ada apa dateng tiba-tiba?"
YOU ARE READING
How Can I Love the Heartbreak When You're the One I Love
RomanceKehilangan seseorang yang amat ia cintai secara tiba-tiba. Bisakah Kaela menghadapinya?