Ini pertama kalinya aku melihat secara langsung cara pembuatan music video dan serangkaian kepelikan di dalamnya. Walaupun tugasku cuman menyusun jadwal dan memperhatikan ruang gerak Jaehyun. Tapi, aku lelah sekali. Aku hanya tidur dua jam sehari atau tidak tidur sama sekali. Aku bisa melihat kelelahan di mata Jaehyun tapi sepertinya dia menikmatinya.
Sudah jam 2 dini hari dan Jaehyun belum selesai recording. Aku meluruskan kakiku yang kaku lalu meminum kopi hitam yang sudah dua gelas ku habiskan. Di ruangan dingin ini hanya ada suara berat Jaehyun yang mengalunkan nada dan sorakan kekaguman para staff sementara aku direnggut kebosanan.
Tidak ada aktivitas lain selain menguap sebesar-besarnya karena aku melupakan bukuku dan handphoneku sudah mati dari tiga jam lalu. Mataku perlahan sayu samar-samar melihat orang yang berlalu lalang masuk keluar ruangan. Sepi yang amat menggelayutiku membuat kesadaran ku perlahan menguap. Aku tertidur entah berapa lama.
"Choi Rachel!"
"Jangan tidur disini. Nanti pinggang mu encok."
"Hai bangun!" Bahuku di guncang dari samping. Mau tidak mau aku langsung membuka mata dan melihat Jaehyun yang sudah memakai mantel dan topinya.
Aku merenggangkan tangan lalu menguap sekali lagi. "Udah recordingnya?"
Jaehyun duduk di sampingku sambil membaca kertas bertuliskan lirik lagunya. "Udah, tinggal satu lagu lagi. Tapi, besok baru recordingnya. Mau pulang atau mau ke apartemen ku? Kamu ga ada kelas juga kan hari ini?"
"Aku mau pulang saja."
"Eh, jangan pulang deh. Soalnya aku harus packing, nanti malam aku harus ke Jepang. Pokoknya kamu yang harus packing, siapa suruh ga mau ikut ke Jepang," gerutunya.
"Aku udah kebanyakan izin. Kalau aku ga lulus semester ini gimana?!" decakku membalas menggerutu.
"Kamu kan bisa kuliah online. Terus ini apa gunanya encer?" Tukas Jaehyun menunjuk jidatku.
"Siapa coba yang ga mau ke Jepang cuma-cuma? Aku benar-benar ga bisa soalnya kuliahku sibuk banget Minggu ini," celetukku memperbaiki tudung Hoodie yang melorot.
"Tapi lain kali kamu harus ikut pokoknya. Ga boleh makan gaji buta, biar cinta aja yang buta." Aku rolling eyes, jengah.
"Wow udah setengah lima aja. "Aku berjengkit melihat pergelangan tanganku. Rupanya memang aku tidur lumayan lama, pantasan saja badanku rasanya remuk tidur dalam keadaan duduk.
"Beresin barang-barangmu. Kita pulang." Aku langsung bergegas mengambil barang-barang yang berceceran lalu mengikuti Jaehyun keluar dari gedung agensi menuju parkiran.
"Kamu mau nyetir sendiri?"
"Iya, why?"
"Ga capek apa? Lagian aku bisa telpon supir pengganti. Nanti kalau di jalan kita kenapa-kenapa karena kamu ngantuk gimana?" Desakku.
Jaehyun menghela napas lalu berjalan memasukkan ranselnya ke dalam mobil. "Aku segar banget tau, ga bakal terjadi apa-apa. Doanya yang baik-baik dong. Gimana kalau tadi ada malaikat yang lewat terus diaminin?!"
Aku mengikuti hal yang sama memasukkan semua barang-barang Jaehyun yang bergelantungan di lenganku lalu kembali menatap Jaehyun. "Aku cuman waspada ya. Dari agensi ke apartemenmu cukup jauh loh. Atau aku aja yang nyetir, tadi aku tidur lumayan lama."
"Don't worry, Choi Rachel. Tanganmu istirahat aja biar pulih lebih cepat."
"Padahal tadi aku disuruh bawa barang-barang kamu," gerutuku sambil menuju ke set samping pengemudi.
![](https://img.wattpad.com/cover/304994480-288-k274467.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
What's Wrong With Manager Choi?¿ | Jaehyun
FanfictionSebenarnya apa yang terjadi dengan manager Choi? I hate you!! No! You can't. I hate you more when I love you.