"Alzheimer?" Tanya Taeyong ke pada dokter itu.
Jennie Menatap Taeyong dan dokter itu secara bergantian. Pasalnya, tadi Taeyong memintanya untuk menemui dokter itu dan kemudian melalui CT scan. Dan dia masih tidak mengerti itu untuk apa.
"Iya" jawab dokter singkat.
"Itu penyakit apa Dok?" Jennie memberanikan diri untuk bertanya.
Jennie tau mimik mereka yang serius itu menunjukkan ada sesuatu yang serius dalam dirinya.
"Alzheimer adalah penyakit otak yang mengakibatkan penurunan daya ingat..." ucap dokter memberi tahu.
"Seperti pikun? Tapi saya masih umur 24 tahun dok. Bagaimana aku bisa terkena Alzheimer?"
"Memang pada umumnya penyakit itu menyerang pada 65 tahun ke atas, tapi penyakit itu tidak memandang usia" balas dokter.
"Dokter pasti salah, aku tidak mungkin seperti itu" ucap Jennie histeris tidak mau menerima kenyataan.
"Sayang, tenangkan dirimu" Taeyong nampak berusaha menenangkan istrinya.
"Katakan kalo dokter itu bohong!!!" Jennie akhirnya menangis, dia pun bersender di bahu Taeyong.
Lalu Taeyong memeluk Jennie, dan kemudian berkata "kita keluar dulu, okay?"
Jennie hanya menganggukkan kepalanya, menurut perintah suaminya.
"Apa yang harus saya lakukan dok, agar istri saya sembuh?"
"Tidak ada. Obat-obatan hanya menekan agar penyakit itu tidak semakin bertambah parah. Pada akhirnya dia akan melupakan semua, memori masa lalu nya akan bercampur aduk dengan memori yang sekarang..." Final sang dokter.
"Kadang dia ingat, kadang juga dia lupa, persiapkan saja dirimu" lanjutnya.
-
Taeyong pergi dari ruangan itu dan melihat Jennie sedang menangis di sudut rumah sakit.
"Tenanglah sayang. Kita pasti akan menghadapinya bersama, aku yakin itu. Kau jangan bersedih" ucapnya meyakinkan.
"Tapi Taeyong, aku takut melupakanmu, melupakan semua" Jennie kembali menangis.
"Tidak, kau pasti sembuh. percaya itu".
-🌹
5 bulan kemudian.
Penyakit jennie semakin parah, Taeyong hanya bisa menghadapinya dengan bersabar.
Pagi-pagi sekali Jennie sudah memakai sepatu olahraga nya, dan mengambil alat skipping nya kemudian Jennie loncat-loncat tanpa rasa bersalah.
"Jennie apa yang kamu lakukan?!" Ucap Taeyong histeris, pasalnya perut Jennie yang sudah mulai membesar sangat beresiko untuk melakukan hal-hal yang berat, apalagi meloncat-loncat seperti itu.
"Aku hanya ingin berolahraga Taeyong, lihat badan ku terlihat gemuk sekarang"
"Ya kau sedang hamil! Kau gemuk karna sedang hamil!" Ucap Taeyong marah, yang ia lakukan hanya takut anak yang ada di kandungan jennie kenapa-napa.
Tiba-tiba Jennie terdiam.
"Hamil? Aku hamil?" Ucapnya sedikit bingung, nampak sekali gurat di wajahnya.
"Oh sayang kemarilah" Taeyong mengambil alat skipping itu dan meletakkannya di meja.
"Istirahatlah, jangan terlalu setres. Apakah kamu sudah meminum obatmu?" Tanyanya.
Jennie menggelengkan kepalanya.
Lalu Taeyong menuntun Jennie ke kamarnya dengan hati-hati. Taeyong sangat berkomitmen dengan kesehatan Jennie, dia juga sangat sabar menghadapi nya. Yang harus lebih ekstra berhati-hati karena bisa jadi Jennie membahayakan dirinya sendiri dan bayinya.
-🌹
3 bulan kemudian.
Jennie melahirkan bayi laki-laki yang sangat lucu, Dave mampu memberi warna dalam hidupnya. Jennie memutuskan untuk tidak bekerja, karena ingin merawat anaknya.
Sebenarnya eomma nya dan eomma Taeyong merasa sangat khawatir dengan kesehatan nya yang semakin memburuk. Mereka tidak terlalu yakin sini bisa membesarkan anaknya sendiri.
Sampai suatu saat, Dave belum genap berumur 2 tahun. Jennie melakukan kesalahan lagi...
Seperti biasa, Taeyong pergi ke kantor, Jennie hanya berdua dengan anaknya.
"Ayo Dave, waktunya mandi!" Ucapnya sambil melepaskan baju Dave dan mengisi bath tub dengan air hangat.
Dave sangat suka kata mandi, walaupun belum bisa bicara, Dave dapat merespon bahwa mandi itu bermain air. Dan dia sangat senang melakukan kegiatan itu. Jennie mengisi bath tub dengan air, dan memasukkan Dave ke dalam bath tub itu.
Tiba-tiba terdengar suara air mendidih.
Kemudian Jennie meninggalkan Dave dengan air yang masih mengisi bath tub. Kemudian Jennie mematikan air di dapur yang sedang mendidih.
Dan penyakitnya kambuh lagi...
Jennie terdiam, seakan akan lupa dirinya akan melakukan apa, sementara Dave masih menunggunya di kamar mandi dengan air yang masih mengisi...
Dave tenggelam, tubuhnya terlalu kecil untuk bath tub ukuran badan orang dewasa yang terisi air hingga penuh.
Jennie lupa, Dave masih di kamar mandi dan berjuang sendiri.
Beruntung Taeyong pulang karena ada suatu barang yang tertinggal.
Menatap istrinya aneh masih terpaku menatap kompor yang sudah dimatikan. Sejenak Taeyong langsung teringat buah hatinya yang tidak ada disekitar Jennie.
Jennie kaget dan menatap Taeyong.
"Dave... dimana?Tanpa menunggu respon, Taeyong langsung mengobrak-abrik rumah, mencari dimana Dave berada.
Akhirnya matanya terjatuh melihat Dave yang baru berjuang dalam kesesakan di dalam air bath tub.
Taeyong langsung menggendong buah hatinya yang lemas dan membawanya ke RS. menatap geram sang istri, tetapi dia tahu benar bahwa bukan 100% kesalahan sang istri.
-🌹.
haloooo, maaf baru up lagi karena sibuk terus juga males. i'm so sorry guys, aku harap kalian suka sama chapter ini. thankyou dan jangan lupa vote dan komen buat next chapter.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER ME [JENYONG]
Teen Fiction"Aku akan membuatmu mengingat semua kenangan kita, meskipun harus membuatmu berkali-kali jatuh cinta padaku" - Taeyong. "Hidup ini tentang kenangan aku, kamu dan kita" - Taeyong