Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sadewa. ia yakin tiga tahun lalu, dia bukan type wanita pada umum nya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sagita. Tapi perempuan ini mematahkan segalanya.
••
Di pinggir kolam renang, terdapat ayunan kayu berkanopi kain hijau-putih. Gita melihat Sadewa duduk di sana sambil memakan salad buahnya. Mata Sadewa memandangi kolam renang dengan tangan menyuapkan makanan.
Berinisiatif, Gita pun menyusul Sadewa keluar rumah.
Ketika melihat Gita yang berjalan ke arah ayunan, Sadewa pun berkata, “Eh duduk sini, Git,” Sadewa menggeser duduknya ke pojok, memberi ruang.
“Iya kak,” Gita ikut duduk. Dia pun melihat ke arah rumah. “Kak Dewa kenapa malah sendirian di sini?”
“Nggak suka Karaoke,” ujarnya santai. “Biar aja Mereka senang-senang disana.”
“Serius? Padahal kak Dewa jago banget main gitarnya.”
Sadewa terkekeh. Alih-alih menjawab Gita, Sadewa melirik gadis itu dan bertanya balik, “Kamu sendiri, kenapa malah ke sni? Nggak ikut karaoke?”
“Nggak, ah.” Gita mengangkat bahu. “Aku biasa aja sih, sama karaoke. Nggak suka, tapi juga nggak benci.”
“Ini kamu Cuma ngebuat-buat alasan karena aslinya malu, apa gimana?”
Gita menanggapi dengan tertawa.
Sadewa terkekeh. “Jangan malu, ah. Haram kalau ikut pesta bareng teman-teman saya, tapi malah malu-malu.”
“Kak Dewa sendiri kan, juga nggak ikut karaoke.”
“Saya mah, nggak ikut karena emang nggak doyan. Bikin ngantuk, mending tidur.” Melihat Gita tertawa lagi, Sadewa melanjutkan, “Kalau kamu malu, saya temenin nyanyinya. Nggak apa-apa.” Sadewa berdiri, siap untuk kembali masuk ke dalam rumah.
