Hari Tenang Sebelum Hujan Badai (2)

54 8 9
                                    

YANG kulihat kemudian membuatku benar-benar ingin menangis.

Saat itu juga ruangan luas dengan nuansa putih dan emas menyambut hangat kedatanganku bersama Fred, Dalton dan Dylan. Permadani baru dengan warna senada pun terhampar mewah menutupi seluruh ubin.

Di tengah-tengah ruangan terdapat puluhan anak tangga yang bercabang dua, dibentuk melingkar sedemikian rupa, menghubungkan antara lantai bawah dengan lantai di atasnya. Segala macam perabot yang berada di dalamnya tampak meyilaukan penglihatanku. Kursi-kursi dan lemari yang berkilat-kilat itu, sungguh, apakah pemilik tempat ini tak merasa seleranya terlalu berlebihan?

"Tuan sekalian, selamat datang di Surga Primroseside milikku," ucap Roger dengan gembira, penuh kebanggaan.

Pantas saja. Bangunan ini dan segala tetek bengek di dalamnya memang cocok sekali dengan pribadi Roger. Dia tampak ramah, memesona, tapi juga mengerikan dalam waktu bersamaan. Senyuman tipis selalu menghiasi wajah berbulunya dengan tulang pipi yang tinggi.

Fred menatap Roger, dia terlihat ragu-ragu sesaat, tapi tetap saja nekat bertanya, "Sepertinya Anda berhutang penjelasan terlebih dahulu kepada kami semua, Sir Roger."

"Tentu saja, Tuan Frederick Benson." Roger menjawab dengan ringan. "Tidak apa-apa. Kalian semua aman di sini. Tak akan ada yang berani menyentuh kalian selama berada dalam pengawasanku," lanjut Roger. Tangannya kini berganti menggamit Fred dengan sikunya.

"Bukan penjelasan yang seperti itu, Sir," sahut Dalton. Tentu saja, meski kami bukanlah teman lama, rasanya aku sudah sangat mengerti soal sifatnya yang tak segampang itu bisa puas menerima jawaban dari seseorang, termasuk dari Roger sekalipun. "Apa Anda orang dari kantor catatan sipil yang mengirim gulungan perkamen berpita emas pada masing-masing wali asuh kami di rumah singgah, Sir?"

"Apakah Anda yang menyuruh Para Picker itu memasukkan kami ke dalam trem kuda ilegal dan mempekerjakan perompak galak untuk mengangkut kami kemari?" Giliran Dylan yang menyahut.

"Mengapa Anda membawa kami? Mengapa harus kami? Apa isi gulungan perkamen yang diterima wali asuh kami? Apakah wali asuh kami menjual kami pada Anda, Sir?"

Kurasa Dalton dan Dylan ibarat walkie-talkie rusak yang selalu otomatis melakukan pembicaraan dua arah tanpa diminta, hanya karena keduanya memiliki rupa seperti pinang dibelah dua. Yah, maksudku, betapa kuatnya ikatan batin keduanya, sampai-sampai meski radio Dylan belum selesai menerima sinyal dari pemancar milik Dalton sekalipun, mereka tetap bisa saling menyambung kalimat selamanya.

Masalahnya, intuisiku mengatakan, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk memperlihatkan duet dari keingintahuan mereka yang menakjubkan. Jujur saja, aku jadi teringat kesalahanku kemarin, saat bertingkah seperti hidup hanya untuk hari ini pada Madam Benedetta dengan akhir yang mengenaskan di dalam trem. Dan kini, langkahku melambat begitu menyadari kemungkinan hal itu akan terulang kembali—jika melihat dari perubahan raut wajah Roger menjadi sedingin es.

"J-Jasper," bisik Fred setelah lengannya terbebas dari gamitan Roger. Dia selalu berusaha bersembunyi di balik tubuhku meski tahu tak akan berpengaruh apa-apa untuknya. "Bisa bikin mulut Dalton dan Dylan diam sepuluh menit ini saja nggak?"

Rupanya Fred jauh lebih peka dari yang kukira. Sayangnya, aku tipikal orang yang hanya bisa berdiri di garis aman dengan banyak pertimbangan saja. Jadi, kugelengkan kepala pada Fred sebagai tanda tak berdaya.

"Wah. Kalian berdua cerdas sekali!" Roger berkomentar, terdengar sekali sedang berpura-pura. Seolah apa yang keluar dari mulut Dalton dan Dylan barusan bukanlah sesuatu yang dapat menyinggung perasaannya. Tapi aku yakin dia sedang mati-matian menahan lonjakan emosinya, yang jika tetap membiarkan Si Kembar Sinting itu bertanya, mungkin bisa membuat isi kepalanya meledak dalam hitungan lima detik saja. "Begini saja, setelah sampai di kamarmu nanti, pergilah mandi dan pilihlah pakaian yang paling kalian sukai. Segala macam keperluanmu sudah disiapkan di sana. Dan kabar baiknya, masing-masing dari kalian akan mendapatkan seorang Picker pembantu."

The Flare [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang