Hinata berjalan perlahan keluar dari Gedung akademi. Memikirkan bunga apa saja yang cocok untuk kegiatan Bersama anak akademi besok. Beberapa bunga yang berwarna dan memiliki bentuk yang unik. Itu pasti sangat cocok. Ah, dia tidak sabar menunggu hari esok.
Beberapa jenis bunga telah ia petik disepanjang jalan menuju rumah. Itupun masih sedikit, ia perlu mengumpulkan lebih banyak lagi. Mungkin ia akan mengumpulkan beberapa dari mansion Hyuuga lalu ke taman.
Membicarakan mansion Hyuuga, ia jadi rindu dengan tempat kelahirannya tersebut. Sebenarnya, selama ia menikah dengan Sasuke dan tingga di mansion Uchiha, mansion Hyuuga dirawat oleh beberapa orang yang Sasuke bayar untuk melakukan beberpa perkerjaan disana. Semua orang diminta adalah orang tua yang telah berumur, namun walaupun begitu mereka hanya diminta datang sekitar dua hingga tiga kali dalam seminggu. Hanya pekerjaan seperti membersihkan beberapa ruangan, lalu merawat kebun bunga, dan merapikan halaman belakang.
Kembali lagi, di depan matanya sudah terlihat gerbang besar mansion Hyuuga. Beberapa Langkah lagi ia pasti sampai.
Namun, belum sempat tangannya menggapai gerbang, Hinata merasakan ada orang lain disekitarnya. Bukan, bukan para orang tua yang dibayar Sasuke untuk merawat mansion Hyuuga, tapi... itu ninja!
Byakugannya aktif.
Namun, belum sempat melakukan perlawanan tubuhnya telah membeku ditempat.
.
.
.
Mata Hinata mengejap. Penglihatannya sedikit buram namun perlahan mulai jelas. Tempt apa ini?
Tempat ini terlihat lebih seperti goa daripada disebut ruangan biasa.
Mulutnya tertutup rapat karena kain yang begitu erat mengikatnya. Begitu juga dengan tangan dan kakinya.
Penculikan?
Ia mulai mengingat-ingat Kembali apa yang terjadi sebelum ia berakhir disini.
Alisnya seketika mengerut Ketika suara tapak kaki seseorang terdengar ke telinganya.
Siapa itu? Manik beningnya sedikit menyipit sat ia mulai memperhatikan ulang mata yang dimiliki seseorang yang perlahan berjalan ke arahnya. Bukankah itu Rinnegan? Sepasang mata berwarna ungu gelap. Ya, ia yakin itu adalah rinnegan.
Dan seragam itu...
Akatsuki?
Bukankah organisasi itu sudah tidak ada? Kenapa sekarang masih ada disini?
"Dia adalah si putri byakugan itu. Keturunan terakhir klan Hyuuga." Seseorang bicara. Tapi suara lain segera terdengar. "Begitu?"
"Persiapkan semuanya, Ketika selesai segera buang sisanya. Aku hanya menginginkan mata itu."
Langkah orang asing itu menjauh.
Hinata membulat. Matanya? Apa-apaan? Baik, ini situasi gawat. Ia bahkan tidak bisa menggerakkan sama sekali tubuhnya. Tidak mungkin ia hanya diam disini. Sepertinya di luar ada ninja pengawas. Untuk mendudukkan diri saja ia terlalu lemah. Fisiknya yang memang tidak bisa diajak melakukan hal berat tentu saja membuatnya sedikit menyesal. Lalu, bagaimana sekarang?!
.
.
.
Naruto berusaha menggapai tempat Sasuke. Sejak mengetahui istrinya diculik, pemuda itu bergerak dengan sendiri disertai amarah. Kalau begini terus, Sasuke akan kewalahan sendiri. Ia sudah berusaha mengajak Sasuke untuk memasang strategi lebih dulu, ini cukup berbahaya. Naruto tidak menyalahkan amarah maupun rasa khawatir Sasuke terhadap istrinya. Itu hal wajar. Hanya saja, jika terlalu gegabah, yang ada merekalah yang akan terkena imbasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dim Destiny
RomanceBulan jika disandingkan dengan gelapnya Malam, memang tidak sehangat bila bersama Matahari. Namun, dinginnya Malam dapat membawa kehangatan disetiap sentuhan. . . . Disclaimer : @Masashi Kishimoto Credits photo: @oppy190213 on Twitter Edit by Me War...