3.hari tanpa senguman

2K 62 5
                                    

Kawan,hari itu pasti akan datang,hari yang tak pernah kita inginkan.tanpa diduga-duga,luka itu akan menyeruak kembali,benar-benar menghantam kita begitu dalam.membuat diri kita berjalan seolah tanpa tujuan,seolah kehilangan harapan,merenggut senyuman dari wajah kita,begitu sakit dan mengecewakan.

Dalam kebimbangan dan kebingungan,kita tak tahu lagi harus berbuat apa,mau Terus melangkah takut terjatuh,mau putar balik sudah tak mungkin tertempuh,mau diam saja maka kita tinggal menghitung hari untuk mati,dan itu jelas bukan pilihan.

Menangislah.
Merintihlah.

Bahkan,nabi Yakub dahulu pernah jatuh air matanya,ia menangis begitu dalam sampai membuat matanya buta.ketika tahu Yusuf kecil anak yang paling ia sayang Hilang tak tahu ke mana.

Sejatinya saat kita berada pada titik terendah itu adalah kesempatan terbaik untuk berdoa, karena titik terendah menangalkan segala kesombongan dalam diri kita, membuat kita lebih mudah menghadap pada Allah dalam keadaan hati yang bersih,tanpa noda-noda keangkuhan dan rasa sok kuasa yang ada dalam diri kita.

Lemahnya diri kita adalah pertanda bahwa kita butuh Allah,kita ini butuh Allah,sungguh kaki-kaki kecil kita tak akan mampu menerabas sendiri dalam himpitan dunia ini.terlalu berat,bahkan mustahil jika tanpa melibatkan Allah dalam setiap langkah yang kita jalani.

Kamu,tak boleh berhenti sampai di sini,selama napas kehidupan harapan.

Allah itu ada.

"...dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-mu ya Tuhanku."(QS.maryam:4)

MAAF TUHAN AKU HAMPIR MENYERAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang