Sebuah motor melaju dengan cepat di jalanan yang sepi. Sesekali si pengemudi menengok kebelakang lalu berdecak kesal karena dua orang terus mengejarnya tanpa henti.
Kecepatan yang awalnya 80km/jam menjadi full hingga seluruh tubuhnya terasa mengapung.
Suasana malam yang terasa sepi cukup membuatnya sedikit lega karena tidak ada pengendara lain di jalanan yang panjang ini. Namun, disisi lain ia khawatir, mengapa dua orang itu terus mengikutinya dengan membawa benda tajam?
Kepalanya lagi-lagi menengok kebelakang untuk memastikan keberadaan orang yang tidak dikenal itu.
"Sialan!" Ia menggeram kesal, rupanya mereka masih mengejarnya.
"Gue gak bakal maafin lo, brengsek!" Tajamnya penuh kemarahan, kalau saja ia tidak percaya pada si munafik itu, mungkin sekarang ia tidak akan berada di situasi saat ini.
Laki-laki itu kembali fokus ke depan,"awas aja, kalau gue bisa selamat hidup-hidup gue bales lo!" Hardiknya penuh dengan kebencian.
Kepala itu kembali menengok kebelakang, ia menghela napas lega kala dua orang misterius itu tak terlihat lagi. Namun saat dirinya kembali menatap jalanan di depannya, kedua matanya membulat sempurna, ia terkejut. Tikungan tajam tiba-tiba ada di depannya, tak jauh dari keberadaan nya sekarang. Laki-laki itu bergerak cemas, napasnya memburu lalu tak lupa kedua tangannya terus menekan rem berulang kali, "Rem-nya kenapa gak berfungsi?!" Kecepatan penuh itu tidak bisa di kurangi dengan cepat. Sekarang dirinya benar-benar dalam bahaya.
BRUK!
Motor itu menghantam keras pembatas antara jalan dan jurang yang terbuat dari besi hingga hancur terbelah dua.
"ARGH!!" Jeritan kesakitan menggema pada saat itu juga, salah satu besi bengkok berhasil menusuk dada laki-laki itu hingga mengeluarkan darah, meski tidak terlalu dalam tapi itu rasanya cukup menyakitkan.
Motornya yang sudah seperti hewan buas langsung jatuh kedalam jurang, sedangkan dirinya menggantung di bawah dengan berpegangan pada sebuah besi. Ia berusaha untuk naik namun suara ledakan di bawah berhasil membuatnya terdiam "Motornya meledak?" Wajahnya membeku, "Kenapa bisa meledak?" Belum selesai rasa penasaran dan keterkejutan itu, dua orang misterius tadi tiba-tiba muncul dan berdiri di bawah sana.
"Seharusnya lo itu mati, karena semua yang gue suka selalu lo rebut termasuk Ayu!"
"Ternyata lo pelakunya, dasar munafik!" Marahnya sambil terus memperkuat pegangan tangannya.
Laki-laki yang memakai tudung itu tertawa sinis "Kecewa ya? Sorry. Gue jamin ini terakhir kalinya gue ngecewain lo, karena ini hari terakhir lo ngeliat dunia ini, selamat tinggal dan selamat menikmati neraka, Azka!" Laki-laki itu tersenyum menyeringai, tanpa Azka sadari satu laki-laki lain sudah memotong besi yang Azka pegang.
Tubuhnya seketika terjatuh kebawah dengan melesat, kedua matanya melotot menatap lurus pada dua orang yang tengah tersenyum sambil melambaikan tangannya.
"GUE GAK AKAN MAAFIN KALIAN, TERMASUK LO BRENGSEK!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
KATARMENO VIVLIO
Mystery / ThrillerAda hal yang lebih menyakitkan di dunia ini dari pada kematian yaitu hidup dengan ingatan yang kosong di sekitar para pengkhianat.