chapter 1

14 4 0
                                        

17 Desember 2020.

Seorang laki-laki yang memakai piyama tidur tiba-tiba terbangun dari tidur lelapnya. Ia merasa haus lalu turun ke bawah tepatnya ke dapur untuk mengambil air minum.

Seluruh ruangan benar-benar gelap, laki-laki itu bahkan memutar balik langkahnya kembali ke dalam kamar untuk mengambil ponsel.

Ia menuruni satu demi satu anak tangga lalu setiba di dapur langsung meneguk air dengan cepat.

Baru saja dirinya memutar tubuh dan melangkah sampai pintu dapur tiba-tiba ia di kejutkan oleh lampu rumah yang menyala tanpa aba-aba. Semuanya bercahaya, ada beberapa hal yang membuat ia sedikit terkejut. Beberapa balon yang berserakan dimana-mana kenapa tidak membuatnya menyadari itu semua? Bahkan dirinya tidak curiga sama sekali.

Kekagetan nya semakin menjadi ketika beberapa balon sengaja di pecahkan.

Laki-laki itu mengusap dadanya sambil terkekeh.

"Happy birthday to you....
Happy birthday to you...
Happy birthday, happy birthday...
Happy birthday to you.." seorang wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda itu muncul dari belakang nya dengan membawa kue ulang tahun yang lumayan besar, kue yang berwarna hitam putih dengan motif rumus fisika.

"fijne verjaardag schat."  Gito Giona adalah ayah kandung Azka Giona, pria kelahiran Belanda ini berdiri di samping istrinya, Santi. Ia tersenyum pada putra sulungnya.

"Fijne verjaardag!!!" Seru Putri, Adik kandung Azka sambil melompat-lompat girang.

Azka Giona, ia adalah blasteran Belanda-Banten. Mempunyai paras tampan, hidung mancung dan kulit berwarna sawo matang. Dari segi warna kulit, Azka lebih mirip dengan Santi ketimbang Gito. Sebaliknya, Putri lebih mirip pada Gito ketimbang Santi.

"Sekarang usiamu sudah berapa tahun, zoon?" Tanya Gito, ia menghampiri Azka lalu merangkul pundak laki-laki itu dan mengiringnya untuk pergi ke ruang tamu.

"17?"

"juist, Apa yang kamu mau? Ayah akan mengabulkannya."

Kedua mata Azka berbinar "Apapun?" Gito mengangguk "Motor!"

Gito sudah menduga, ia hanya bisa tertawa kecil lalu melirik istrinya yang sudah menghela napas pasrah.

"Apa ini keinginan mu? Ayah sungguh sudah menduganya. Baiklah, besok kita urus motor barumu."

Azka langsung heboh "Yes! Thank you Vader!"

"Puput juga! Puput juga!! Mau motor Scoopy aja, yang warna merah!" Ujarnya girang, ia mendekati Gito.

Santi langsung melirik Putri "Umur kamu masih 15 tahun, belum di perbolehkan mengendarai motor. Kamu belum punya SIM!" Tegas Santi membuat putrinya murung.

"Sayang, jangan terlalu tegas pada Puput." Gito berdiri mendekati Santi yang tengah menyiapkan minuman dan camilan di dapur.

"Kamu jangan terlalu memanjakan anak-anak, sedikit tegas itu baik."

"Kakak." Putri menatap mata Azka penuh harapan, "Gak bisa, ini masalahnya bukan Vader tapi moeder."

"Yah.." bahunya melemas.

"Putri..." Panggil Santi, sepasang suami istri itu berjalan menghampiri anak-anak nya, sepertinya mereka sudah berunding. Putri langsung berdiri dan duduk di samping Azka, ia memalingkan wajahnya dan berpura-pura merajuk.

"Motor gak boleh, tapi kalau makanan gimana?" Tawar Santi sambil tersenyum hangat.

Bibir Putri berkedut.

KATARMENO VIVLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang