Pirasat itu tidak pernah bohong. Semuanya terjadi, pengkhianat.
Setelah berjam-jam duduk ditepi pantai, sekarang Azka dan Ayu tengah duduk di bangku taman sambil memakan sate ayam.
Hari sudah mulai gelap tetapi keduanya masih belum beranjak juga. Mereka sedang menikmati suasana.
"Azka gak mau pulang?" Mungkin Ayu sudah merasakan kejenuhan karena sedari tadi mereka terus diam, hanya ada suara semilir angin dan kunyahan.
Biasanya taman akan sangat ramai, namun karena sudah gelap suasananya menjadi sepi.
Azka menoleh "Jarang-jarang kita kaya gini, kalau udah besok pasti bakal susah ketemu, kan?" Ia berbicara sambil mengunyah lalu mengambil botol Aqua dan meneguknya sampai setengah.
Apa yang Azka katakan memang benar sih, akhir-akhir ini mereka disibukkan oleh urusan masing-masing.
"Azka besok bisa gak jemput aku?"
"Gak janji ya, tapi aku usahain."
Ayu mendengus kesal, seperti biasa Azka pasti akan menjawab seperti itu, bukan apa-apa, karena arah rumah Azka dan Ayu tidak searah.
Kalian pikir Azka bucin? Jawabannya emang iya sih, cuman kalau dibandingkan dengan sekolah, Azka lebih bucin sama sekolah dibanding Ayu. Alasan utama Azka gak bisa janji cuma satu sih, dia harus jadi contoh yang baik untuk adik tingkatnya, datang sekolah pagi-pagi—gak sampai telat soalnya Ayu suka telat. Kebo sih.
"Maaf ya, kamu gak marah kan?"
"Enggak kok," balasnya namun dengan wajah sebal.
Azka tertawa lalu mengacak-acak rambut Ayu "Jangan kebo makanya!" Ia berdiri.
"Ish, apaansih!" Wajah Ayu memerah, ia merapihkan rambutnya seraya berdiri.
"Dasar kebo." Azka berjalan lebih dulu, sebelum itu dirinya tersenyum pada Ayu hingga membuat wajahnya lagi dan lagi memerah.
Makin hari Azka makin tampan, wajahnya tidak pernah bosan dipandang hingga membuat Ayu salting jika ditatapnya.
****
"Abis ini mau kemana lagi?"
"Mau ketemu temen dulu."
"Terus langsung pulang kan?"
"Iya."
"Udah bilang sama keluarga kamu?"
"Iya."
"Terus temennya cewek atau cowok?"
Azka tersenyum tipis "Cowok Ayu," ujarnya sedikit ditekan hingga membuat Ayu terkekeh.
Hah, dasar Posesif.
"Yaudah, hati-hati ya." Ayu melambaikan tangannya pada Azka.
Azka menghidupkan motornya lalu menoleh pada Ayu dan melambaikan tangannya "Selamat malam."
Baru saja dirinya hendak menancap gas, tiba-tiba Ayu berteriak "TUNGGU DULU!!" Gadis itu memegangi dadanya, entah apa yang terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
KATARMENO VIVLIO
Misteri / ThrillerAda hal yang lebih menyakitkan di dunia ini dari pada kematian yaitu hidup dengan ingatan yang kosong di sekitar para pengkhianat.