Chapter 2

8 2 0
                                    


"Aku gak banyak nuntut kamu, aku cuma pengen kamu terbuka tentang segalanya, Ka."

~Ayu Pitria.

17 Desember 2020.

"AYU!! AYU!! WOYY AYUU!!" Teriak Azka di depan pagar rumah Ayu. Laki-laki itu mendengus kesal karena tidak mendapat sahutan dari dalam sana.

Rumah berlantai dua yang bernuansa hitam itu tampak sepi, bahkan seperti tidak berpenghuni. Azka jadi ragu kalau Ayu ada di rumahnya.

Tok-tok!

Ia mengetuk pagar besi itu lalu mendongak ke atas tepatnya ke arah lantai dua—kamar Ayu berada.

"Assalamu'alaikum!!" Teriaknya lagi, memang tidak sopan tapi lebih tidak sopan yang mana, Ayu yang sudah janji bangun pagi karena mau jalan-jalan dengan Azka tapi sampai sekarang belum keluar-keluar juga atau dirinya yang berteriak mengucapkan salam?

Demi tuhan, ini bukan yang pertama Ayu seperti ini. Si tukang tidur itu sepertinya semakin menjadi-jadi.

Untungnya saja rumah Ayu jauh dari keramaian, jadi meski Azka teriak-teriak juga gak akan ada yang keganggu.

Azka sudah menelpon Ayu berulang kali tapi tidak tersambung, ponsel Ayu mati. Anak ini benar-benar menguji kesabaran.

"Naik jangan?" Ia memandangi pagar di depannya yang cukup tinggi "Teriak lagi aja kali ya, kalau tetep kebo ya terpaksa harus naik," gumamnya pelan dengan jari telunjuk dan jempol yang tengah mengusap dagu seolah-olah dia tengah mengusap janggutnya.

"AYU KEBO!! BANGUNNN UDAH SIANG!! WOY BANGUNNNN!!" Masih tidak ada yang menyahut, sebenarnya disini ada pengurus rumahnya enggak sih? Bener-bener kaya rumah kosong.

Azka terdiam sebentar menatap ke atas "Jangan-jangan dia gak bisa bangun gara-gara tubuhnya berakar lagi? Ah, masa sih sampai berakar di kasur." Azka menggaruk rambutnya pelan lalu tanpa ba-bi-bu dia langsung memanjat pagar tinggi itu dengan penuh perjuangan.

Ceklek

Pintu terbuka, Azka yang tengah berada di atas pagar lantas menganga melihat Ayu keluar dengan rambut acak-acakan. Gadis itu menguap lebar lalu mengucek kedua matanya. Ia masih mengantuk.

"Ayu!" Greget Azka membuat Ayu tersadar lalu menatap laki-laki itu. Ia buru-buru berlari menghampiri Azka dengan sorot mata penasaran.

"Lah? Kamu ngapain manjat pagar, Ka?"

"Ayu inget gak hari ini kita mau kemana?" Azka tersenyum greget.

Ayu loading di tempat, bola matanya berputar-putar untuk mengingat sesuatu. Detik berikutnya ia menepuk keningnya keras hingga dirinya meringis.

Azka kaget "Bodoh, itu di tangannya ada remote!" Azka buru-buru turun dan menghampiri Ayu.

"Gak papa kan? Sakit gak?" Ia mengusap kening Ayu lalu meniupnya pelan. Ayu masih meringis kemudian tertawa kecil

"Azka maaf ya, aku lupa hehe."

Bodo amat.

Azka mendorong Ayu masuk agar bersiap-siap, ia menunggu gadis itu di luar.

***

Hari ini keduanya tengah berada di pantai, duduk di tepi pantai dengan kain kotak-kotak yang mereka jadikan alas tempat duduk. Keduanya tengah meminum air kelapa langsung dari kelapanya.

Di jam 10.30 ini cukup pas untuk berjemur di bawah sinar matahari, keduanya sengaja membawa kaca mata hitam agar sinar matahari tidak membuat mata mereka silau.

KATARMENO VIVLIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang