My Opinion

11 12 4
                                    

ABOUT TIME 
(Clara's Story)
.
Happy Reading
——————————————
'we live to die. About the story of Clara who often witnessed a death many times in one year'

Kini Clara sudah berada dibangku terakhir Sekolah Menengah Ke Atas. Berada di bangku kelas 12 tak semudah yang dibayangkan. Walau terbiasa menelan pil kekecewaan namun Clara tetap merasa tak nyaman disituasi macam ini.

Jika awalnya hanya mengikuti alur kehidupan, kini dia harus lebih semangat dan memulai merajut masa depan yang cerah.Mau kuliah dimana, nanti nilai UNBKnya tinggi tidak, kira-kira masuk Universitas impian tidak, dan masih banyak lagi yang tengah berkecamuk di dalam pikirannya. 

Bagaimana dia bisa menekankan dalam dirinya jika semua baik-baik saja? overthinking jangan! semuanya pasti berjalan mulus kok.

Haiss…, dari mananya bisa percaya begitu saja. Jika awal perjalananmu yang sebenarnya bermula disini. Keputusan untuk Kuliah atau Bekerja. Namun,tak ayal jika berada di SMA tentunya pasti akan memilih masuk ke Universitas yang mereka impikan bukan? 

Jadi, ini saatnya…
Menutup keinginan untuk bersantai dan memulai membuka buku ke buku lainnya untuk mengasah ilmu mempelajari dan menguasai berbagai materi, ujian praktek dan lainnya. Kelak memilih Jalur Mandiri, SNMPTN atau SBMPTN atau mungkin Undangan? yah…, mari kita tentukan dan mulai kita kejar dari sekarang.

Tidak ada lagi hibernasi berkedok lelah, bermalas-malasan, bermain ke sana ke mari, menyia-nyiakan waktu dengan hal yang kurang penting.

Big no! boleh healing, tapi sebentar. Tahun ini bukan seperti tahun lalu, dimana ponsel adalah sahabat karib kita. Bukulah yang akan menjadi sahabat yang menemani setahun kedepan. Kacamata radiasi dan Layar monitor yang akan kerap kali kita tatapi.

Memikirkannya saja membuatnya pusing, baru akan memulainya saja rasanya sudah stres dahulu. It's ok but i'm really not ok, cause i'm stressed hahaha… 

Clara mengusap wajahnya dengan kasar, "Sialan! agh… aku nggak mau ke titik ini Sya hueee," ujarnya mengeluh.

Menatap Brisia sang sahabat yang menatapnya jengah karena entah sudah berapa kali sejak 1 bulan yang lalu, tak henti-hentinya Clara mengatakan dia takut, dia enggan dan dia tak siap.

Dan dia lelah, sudah berapa kali ia menasehati, memberi semangat. Hanya seperti obat penenang, jika dosisnya habis ia akan kembali ketakutan. Susah memang menangani orang yang bawaanya mudah overthinking. 

Dia masih diam menatap Clara yang tak henti-hentinya meracau, mengusap wajahnya beberapa kali. Mondar mandir kesana kemari, menggigiti kuku jarinya dan banyak lagi.

Wajah Brisia yang nampak datar itu membuat Clara kesal dan menangkupnya dengan kedua telapak tangannya, "Lihat aku!" pintanya. 

"kelas 11 aja muak apalagi kelas 12 ini. ah mau gila aja lah aku huhu," gerutunya lagi mengigiti kukunya karena gugup. Brisia menatap tangan itu yang sudah penuh dengan keringat dingin. Hal minus dari Clara, Panic Attack.

Brisia susah diambang batas kesabaran, ia meraih buku novel yang kebetulan ia bawa dan memukulnya kearah kepala Clara.

Plak! uh…, cukup keras agaknya.

"Aduh…Yak!" keluh Clara memegangi kepalanya yang terkena timpukan buku oleh sahabatnya, ia menatap kesal sang sahabat. Tak mau kalah, Brisia juga menatapnya dengan sinis.

"Apa? mau marah? bocah kok!"

Plak! double kill!
Pukulan untuk kedua kalinya, membuat Clara jadi menciut apalagi dengan tatapan Brisia yang nampak tak bersahabat. 

About Time (Clara's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang