[My Friend, Dead]

1 1 0
                                    

ABOUT TIME 
(Clara's Story)
.
Happy Reading
——————————————
'we live to die. About the story of Clara who often witnessed a death many times in one year'

It's so fucking Covid-19!
U Know kenapa aku mengumpat? Covid-19 dead my life. Hidupku menjadi kacau waktu itu, Anyway!

.
.
.

Kala itu…,
March, 14th 2020

"Prei…Prei!" 

Kebanyakan siswa tak henti-hentinya mengucapkan kata tersebut. Saling bersahutan dengan wajah yang sumringah dan ada yang mengerut kebingungan.

Begitu Pula aku, menghabiskan sisa tidurku di pagi hari membuatku terganggu karena suara-suara bising disana. Mau tak mau aku bangun dan menatap sekitar. Cukup sepi karena sepertinya mereka semua ada diluar.

"Woy Bocil, prei cuy turu bae kamu ki," seseorang berucap dibelakangku membuatku terkejut.

Dengan lesuh, aku meregangkan otot ku dan bertanya padanya yang sudah duduk manis disampingku, "Do ngomong prei, no opo'o si?"

(Pada membicarakan libur, memang kenapa si?)

Dia Raka, menepuk jidatnya karena ketidaktahuanku, "Kamu ndak tau toh sekarang orang-orang lagi sibuk bahas apa?" tanyanya, aku menggeleng tak mengerti.

Raka tersenyum tipis kearahku, "Kui lo cil, guru rapat gawe ngekei dispensasi libur gawe kene. Gak sekolah'e kene tok kok, kabeh lo do rapat iki," jelasnya.

(Itu loh pendek, guru rapat buat memberi dispensasi libur buat kita. Nggak sekolah kita aja kok, semua juga rapatin hal ini)

Aku menjerit tak paham, memang ada apa si?

"Emang keno-," ucapaknku terpotong oleh seseorang yang buru-buru masuk disusul teman-temanku lainya.

"Bu Ana teko!"

Kami sudah pada posisi masing-masing, kira-kira apa yang disampaikan beliau, membuat semua bersorak bahagia, "Libur dua minggu ya anak-anak,"

Yeay! Alhamdulillah!!

Walau aku sedikit bingung tapi kesempatan ini tak boleh disia-siakan. Kapan lagi bisa libur lama kan.

"Akhirnya doaku dikabulkan, gak capek apa sinau terus," ujarku bernafas lega sembari berjalan menuju parkiran.

Marina teman sebangkuku mengangguk setuju dengan ucapakku,"Betul wi, hah…sampai jumpa 2 pekan kedepan Ra," ujarnya pamitan lebih dulu.

Huu…

Yah begitulah, aku pun juga sama senangnya seperti mereka. Mendapat kabar jika libur 2 minggu membuat semua siswa terutama seangkatanku begitu bahagia mendengarnya.

Jujur saja, kita butuh healing dan istirahat beberapa waktu. Belajar untuk UNBK membuat kami kurang tidur dan harus kejar-kejaran dengan waktu.

Tak jarang dari kita, sering berdoa untuk diliburkan sementara. Sungguh rasanya berat untuk menjalani ini. Dan than, Tuhan mengabulkannya.

Rapat guru kala itu membuahkan hasil dimana siswa terlihat begitu bahagia mendengarnya. Namun nyatanya itu bukan healing tapi awal dari keterpurukan.

Really! Semua kacau, pembelajaran, fisik, psikis dan kebahagiaan kami seperti direnggut seketika. Katanya libur 2 minggu, ternyata membengkak menjadi 2 tahun lamanya.

"Anak-anak kita daring selama beberapa waktu kedepan. Mohon pengertiannya ya, stay safe semua," ujar guru ku pada kami semua melalui grup kelas.

Semua kesusahan dalam belajar, UNBK dihapus. Semua kacau dan tak terkendali. Hingga waktu untuk bertemu bahkan saling bersapa saja susah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

About Time (Clara's Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang