02 || Makan Angin

78 5 0
                                    

vote+komen
Selamat membaca!!

•••

- ☘ Pikirannya gelisah, entah apa yang akan Zyva lakukan padanya nanti. Jezkiell menuruni tangga sambil mengamati pergerakan dari kamar Zyva.

Pandangannya terfokus kembali ke depan. Alangkah terkejutnya Jezkiell, saat melihat laki-laki menyeramkan yang baru bangun dari tidurnya. Berjalan santai menuruni anak tangga.

Tak lain adalah kakak pertamanya, Jovan.

Keberadaan Jovan terlalu mendadak, sehingga Jezkiell tak bisa mengontrol pergerakannya. Akhirnya, ia tersandung kakinya sendiri lalu menimpa punggung Jovan.

"BANG BIA-..."

BRUKKK!!!

Belum sempat Jovan menoleh, ia ikut terjatuh dan menggelinding sampai lantai dasar.

"Minggir... Brengsek!!" Umpat Jovan sambil menahan sakit di punggungnya.

Jezkiell mencoba bangkit dari tubuh Jovan. Namun, usahanya sia-sia. Tangan dan kakinya terlalu sakit untuk digerakkan. Sehingga, ia ambruk kembali menimpa Jovan.

Jovan juga tidak bisa melakukan apa-apa. Punggungnya menghantam lantai terlebih dahulu, lalu ditimpa tubuh Jezkiell setelahnya. Dua kali hantaman sekaligus, gila! Jovan tak berharap banyak tulangnya tidak apa-apa.

Tolong... Jovan benar-benar tidak kuat menahan beban di atasnya.

Setelah beberes, Zyva keluar dari kamarnya untuk mencari Jezkiell. Mungkin adiknya belum jauh bersembunyi. "Abis lo sama gue!! Awas aja kalau ketemu! " Gumamnya kesal.

"ELL!! BENERIN PINTU GUE SIALAN. eh?! PFFTTT... HAHAHAHA...." Tawa Zyva pecah seketika itu. Ia tak perlu susah-susah mencari keberadaan Jezkiell.

Nih, anaknya nyungsep.

"MAMPUS JATOH, SYUKURIN KENA KARMA LO AHAHHAH"

"SAMA BANG BIAN?! WIHH KEREN GILAA..."

Momen seperti ini harus diabadikan, Zyva mengambil beberapa foto dari handphone nya. Tak lupa juga ia berselfie. "Cis dulu yang jatoh"

"Adek kampret!" Gumam Jovan.

"YA AMPUN, ANAK-ANAK BUNDAA!!" Zeela berlari menghampiri anak-anaknya, lalu mendudukkan Jezkiell.

Zeela tak menyangka, suara yang ia dengar tadi adalah suara Jovan dan Jezkiell jatuh menggelinding dari tangga.

"Kok bisa jatuh dari tangga? Kenapa? Berantem lagi?" Tanya Zeela khawatir.

"Ell" Jawab Zyva dan Jovan kompak, menyudutkan satu tersangka utama.

Zyva mengulurkan tangannya, membopong Jovan untuk dibaringkan di sofa. Lalu memungut kacamata Jovan yang terlempar akibat kejadian luar biasa tadi.

- ☘ -

Jovano Bryan Dirgantara. (+Jovan, Vano, Bian)
Putra pertama yang cuek, kasar, gampang emosi, dan anti pertemanan. Tapi lain cerita saat bersama kedua adiknya, Jovan terlihat lebih dewasa dan penyayang. Karena hanya mereka berdua yang bisa mengendalikannya saat tersulut emosi.

Jovan terpilih mewarisi kemampuan indigo, milik opahnya. Awalnya memang sulit menerima kelebihan ini, tapi dengan berjalannya waktu ia mulai mengerti, kenapa opahnya memberikan kemampuan ini padanya. Yang tak lain adalah untuk menjaga kedua adiknya dan orang yang ia sayangi nanti.

"Bang Bian! bangun... "

Zyva tidak berhenti mengacak-acak wajah Jovan. Mulai dari rambut, mata, hidung, pipi, bahkan bibir sudah ia sentuh. Tapi Jovan hanya diam tak menanggapi.

"Bang!... Lo tidur, pingsan, apa gimana?!!"

"Kok gak gerak sih dari tadi? Bang, bang Bian gak kenapa-kenapa kan??" Ucap Zyva khawatir.

"Bang jangan tinggalin Zyva, Zyva gak mau kalau sama Ell... Tugas Zyva masih banyak, keranjang shopee juga belum di check out, masa bang Bian tega tinggalin Zyva..."

"Bang ayo bang bangun.... Bang Bian belum beliin Zyva blind box Disney princess terbaru. Jangan tinggalin Zyva bangg..."

Zyva tak henti-hentinya mengucap kata yang tidak-tidak untuknya. Bahkan masih sempat terpikir tugas dan mainan kesukaannya. Adek kampret memang! Ia hanya terlelap sebentar untuk mengatur kembali napas, dan mencoba mengurangi rasa sakit punggungnya. Bukan meninggoy.

"Berisik!"

"WAHH... SYUKURLAH!! Bang Bian gak jadi ninggoy."

Jovan menoyor kening Zyva. "Gila lo! Punggung gue sakit sampai sesek juga nih napas, malah mikir gitu"

"Gue ninggal beneran, nangis kejer lo!" Gumam Jovan.

Zyva terkekeh. "Ih jangan dongg..." Ucapnya manja seraya memeluk tubuh kakaknya.

"ARGHHH... SAKIT CLAYY..."

"Eh iya, maaf lupa"

"Non... ini air hangat buat ngompres punggungnya den Bian ya." Ucap Bi Sandra seraya meletakkan baskom berisi air hangat dan kain.

"Makasih ya bi... Maaf ngerepotin."

"Gapapa non, nanti kalau Aden udah mendingan. Makanan udah bibi siapin di meja." Jovan dan Zyva mengangguk seraya tersenyum tipis.

"Oh iya bi, Ell gimana?"

"Udah gapapa non, udah disuapin juga sama nyonya. Bibi permisi dulu." Bi Sandra pamit meninggalkan mereka untuk melanjutkan tugasnya.

"Nah, sekarang bang Bian buka baju!" Titah Zyva.

"Mesum!"

"Mau diobati apa nggak? Kalau nanti nambah sakit gak usah panggil-panggil bunda, ngerepotin orang aja. Nurut! Angkat tangannya"

Jovan mengangkat tangannya keatas, dengan lembut Zyva membantu melepaskan kaos yang dikenakan Jovan, lalu menaruhnya di sandaran sofa.

"Pinternya... anak bunda Zeela." Puji Zyva. "Sekarang balik badannya, Zyva bantu kompres biar gak sakit."

Zyva merendam kain di baskom lalu mengusap perlahan memar di punggung Jovan. Jovan tak mengucapkan sepatah kata pun, ia hanya diam dan menurut. Apa mungkin sakitnya sudah hilang? Pikir Zyva.

"Bang Bian"

"Hm?"

"Ini kalau misalnya Zyva teke-ARGHHH... SAKIT CLAY..."

"Eh... Maaf bang. Kirain udah gak sakit. Bang Bian juga diem mulu dari tadi, ngomong apa kek... Monoton banget"

"Males Clay, napas bang Bian juga masih sesek"

"Coba bang Bian buka mulut lebar-lebar, terus makan angin. Kali aja kenyang dan gak sesek lagi deh... Gimana? Ide Zyva brilian kan?" (Merasa bangga)

"Hoalahhh punya adek cewek gini amat"

- ☘ -

ZYCELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang