"Eh, i-itu ... "
Janghyun melangkah maju dan memeluk Kana, gadis itu masih belum terbiasa dengan semua perlakuan Janghyun.
"Aku tidak akan menyembunyikan perasaanku lagi. Aku mencintaimu, Kana!"
Janghyun mengecup pelan pucuk kepala Kana, lalu mengelus pelan rambutnya.
"K-kau serius?"
"Aku serius dan sedang tidak main-main. Maaf selalu membuat kau merasa seperti hanya mencintaiku seorang diri. Maaf juga sudah lancang mendengar pembicaraanmu dengan Yena."
"M-maksudnya?"
"Aku memasang alat penyadap suara pada baju Yena ketika kau mengajaknya ke taman, hari itu."
"Jadi kau dengar semuanya? Uh, aku malu sekali!" ucapnya sembari membalas pelukan Janghyun dan menyembunyikan wajahnya di dada pria itu.
"Jangan malu, justru aku senang mendengarnya. Jadi, bagaimana?" tanya Janghyun membuat Kana kebingungan lantas mendongak ke atas.
"Bagaimana apanya?"
Pandangan keduanya saling bertemu, pipi Kana bersemu merah ketika Janghyun tersenyum ke arahnya.
"Mau berkencan denganku besok?"
Kana langsung mengalihkan pandangannya dan memeluk Janghyun semakin erat.
"Kenapa? Kau tidak mau?"
"Aku mau, mau sekali."
"Besok, setelah pulang kerja."
"Oke."
"Sekarang kau tidurlah, aku harus kembali ke kamar. Kasian Yena kalau ditinggal sendirian!" ucapnya kemudian melepaskan pelukan keduanya.
"Ya, selamat malam?"
"Selamat malam."
Setelah Janghyun pergi dan Kana menutup pintu, keduanya saling tersenyum menunjukan kebahagiaan masing-masing. Kana melompat ke tempat tidur dan makin menggila.
"Kana, Kana?"
"Eh, aku di mana?"
"Kana?"
Gadis itu berbalik, menatap seorang gadis yang terlihat seumuran dengannya.
"Kau siapa?"
"Aku Hyeeun," ucapnya dengan tersenyum manis ke arah Kana.
"Eh, maaf aku tidak mengenalimu."
"Tidak apa-apa. Terima kasih sudah mau menjaga Yena dan juga Janghyun."
Mendengar itu, Kana terkejut. Mungkinkah gadis didepannya itu adalah ibunya Yena?
"Janghyun sepertinya tidak cerita soal diriku, ya tidak penting juga. Dulu, ketika aku mengandung Yena, Janghyun sempat memintaku untuk menggugurkannya. Yah, itu karena kita masih terbilang anak-anak dan orang tuaku tahu akan hal itu."
Kana benar-benar terkejut mendengar penjelasan dari Hyeeun yang secara tiba-tiba ini.
"Aku tidak mau dan melarikan diri, setelah sembilan bulan aku dilarikan ke rumah sakit, karena harus melahirkan Yena. Sayangnya nyawaku tak tertolong dan meninggalkan Yena begitu saja. Untungnya Janghyun mau merawat Yena sampai sebesar itu."
"A-aku ..."
"Tidak apa-apa. Janghyun juga butuh seseorang untuk mendampinginya dan kau pantas untuk itu. Yena menyukaimu dan pasti menganggapmu sebagai mamanya. Aku senang Yena tumbuh dengan baik dan dikelilingi oleh orang-orang baik seperti kau. Aku titip Yena, ya. Jika dia sudah dewasa nanti, jangan lupa untuk menceritakan diriku padanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kana (Lookism)
ФанфикBagaimana jika seorang anak asal Indonesia pindah sekolah ke SMA Jaewon, sekolah yang para siswanya unik-unik? Mampukah Kana menyembunyikan identitasnya yang berasal dari keluarga kaya dari teman-temannya? Bagaimana kisah cinta Kana? Apakah cinta se...