Di sekolah, Kana hanya membolak-balikan bukunya saja. Sungguh dia tak ada niatan untuk sekolah hari ini, apalagi Yena tadi pagi menangis saat Kana akan pergi.
"Yena sedang apa, ya?"
Dikarenakan bosan, Kana berinisiatif pergi ke kantin. Toh, tadi pagi dia lupa sarapan karena terburu-buru. Setibanya di sana, tangan Kana ditarik oleh Koji dan mengajaknya duduk bersama.
"Kenapa tiba-tiba menarikku?" tanya Kana kebingungan, apalagi saat ini dia dikelilingin anak-anak kelas satu dari jurusan komputer.
"Lihat, dia sudah ada di sini. Sekarang berikan uangnya!" ucap Koji dengan mengulurkan tangannya.
"Iya iya, ini!"
Seorang teman Koji mengeluarkan uang yang jumlahnya tidak terlalu banyak, membuat Kana kebingungan.
"Kau menjadikanku barang taruhan?" tanya Kana dengan melotot ke arah Koji.
"Tenang saja, uang ini akan kita bagi dua."
"Awas kau pulang nanti, akan kuberi pelajaran."
Kana kini hanya harus merespon pertanyaan-pertanyaan dari teman-teman Koji, bahkan tak sedikit yang menanyakan soal apakah Kana punya pacar?
Koji juga selalu nyeletuk bahwa Kana tak pernah pacaran, bukan tak ada yang suka hanya saja dia sangat tidak peka. Selama itu, Janghyun hanya memperhatikan Kana dari jauh. Ingin bergabung, takut mengganggu. Tak masalah juga, Janghyun bisa menemui Kana nanti saat selesai bekerja. Toh, Yena dia titipkan di rumah Kana.
Kini Kana berdiri di atas rooftop, perasaanya sejak tadi tidak tenang. Ada sesuatu yang membuatnya merasa resah. Kana membuang napasnya pelan, mencoba menikmati waktunya saat sedang sendirian.
"Kenapa perasaanku sejak tadi tidak tenang?"
"Uh! Aku sungguh tak tenang."
Kana berjalan mondar mandir di sana, mencoba mengingat apa yang membuatnya seperti ini. Dipikirkan sekeras apapun, Kana tak menemukannya. Dengan berat hati, dia turun dan kembali ke kelas. Tidak ada gunanya memikirkannya.
Selama pelajaran, pikiran Kana entah pergi ke mana. Hatinya semakin resah, apalagi setelah mendapatkan misscall dari asisten rumah.
"Duh, bibi cuma misscall."
Setelah jam pulang, Kana bergegas kembali dan tak mempedulikan Koji yang terus-menerus memanggilnya. Setibanya di halaman rumah, Kana melihat dari kejauhan pintu rumahnya terbuka lebar. Sofa yang sudah terbalik dan barang-barang berserakan di mana-mana.
Kana pun berlari dan melihat kekacauan yang seperti kapal pecah. Gadis itu berteriak memanggil nama si asisten sembari mengecek satu persatu ruangan di sana. Dia tak menemukan asisten itu dan juga Yena. Mungkinkah perasaan yang dia rasakan di sekolah tadi ada kaitannya dengan semua ini?
Kana berlari ke kamarnya, takut jika Yena ada di sana. Saat membuka pintu, seseorang membiusnya. Kana menjadi hilang kesadaran dan pingsan.
Setelah kejadian itu, Koji datang dengan napas tersenggal-senggal. Dia terkejut melihat rumah yang berantakan dan dipikirannya adalah Kana. Dia berteriak memanggil nama gadis itu, tetapi tidak ada sahutan. Bahkan rumah itu terasa seperti tak berpenghuni.
Koji berlari menaiki anak tangga dan melihat pintu kamar Kana terbuka lebar. Saat masuk, dia hanya menemukan tas kakak sepupunya itu. Jantung Koji berdetak dua kali lebih cepat, memikirkan nasib kakaknya.
Di sini, hanya dua hal yang dua hal yang Koji takutkan. Pertama, Kana memiliki phobia pada ketinggian dan kegelapan dan kedua, jika amarah Kana sudah berada di puncaknya, maka siapapun orangnya akan Kana hajar sampai mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kana (Lookism)
FanfictionBagaimana jika seorang anak asal Indonesia pindah sekolah ke SMA Jaewon, sekolah yang para siswanya unik-unik? Mampukah Kana menyembunyikan identitasnya yang berasal dari keluarga kaya dari teman-temannya? Bagaimana kisah cinta Kana? Apakah cinta se...