"Aku sudah ingat semuanya!"
Janghyun tak melangkah lagi, dia tertegun di tempat. Secepat ini? Bagaimana bisa?
"Kau tidak percaya? Aku Kana Choi, siswa pindahan dari Indonesia. Alasanku pindah karena aku terlalu sulit di atur dan suka membuat ulah. Aku pindah ke SMA Jaewon dan bertemu dengan Ara, dia melompat dari rooftop, karena kasus pelecehan. Aku-"
"Cukup. Ya, ingatanmu sudah kembali!"
Janghyun memeluk Kana, dekapannya membuat Kana sulit bernapas, tetapi dia senang.
"Trauma itu membantuku, Janghyun. Aku memang ketakutan tadi, bahkan kakinya sulit untuk digerakan. Hingga tak sengaja sebuah ingatan tentang masa laluku kembali dan menghantuiku. Aku juga langsung teringat tentang semuanya."
"Ini takdir Kana. Tuhan sudah menyiapkan banyak kejutan untukmu. Kana, ayahmu harus tahu kabar gembira ini."
Setelah melepaskan pelukannya, mereka melihat Koji dan lainnya berjalan memasuki rumah. Kana dengan tak sabarnya, berlari menuruni anak tangga dan memeluk ketiganya.
"Uh, kau ini kenapa? Kalau ketakutan bilang, jangan memeluk seperti ini!" oceh Koji yang kejepit.
Kana pun melepas pelukannya dan tersenyum lebar, dia juga mengambil alih Yena yang masih terjaga dari tidurnya.
"Ingatanku sudah kembali!"
Koji dan bibi tak percaya, mereka memandang satu sama lain. Janghyun berjalan pelan ke arah mereka dan ikutan tersenyum.
"Ingatannya sudah kembali. Sepertinya trauma Kana membantu kali ini!"
Bibi merasa senang akan hal itu, ia lantas memeluk Kana lembut.
"Syukurlah. Bibi ikut senang ingatanmu sudah kembali."
Setelah melepas pelukannya, Koji mengambil ponsel dan menelepon ayahnya Kana.
Mereka kini sedang duduk duduk di depan televisi, menikmati segelas coklat hangat buatan bibi. Yena sudah tertidur, setelah bermain sebentar dan tidur di dalam pelukan Kana.
Terdengar suara langkah kaki diluar dengan terburu-buru, semua menatap ke arah pintu masuk. Kana tersenyum lebar dan berlari memeluk ayahnya. Pak Choi pun mencium pipi bahkan dahi Kana berulang kali. Sungguh, dia senang mengetahui ingatan putrinya telah kembali.
"Papa, hentikan. Mau sampai kapan terus menciumku?"
Kana melepas pelukannya dan menatap ayahnya kesal.
"Papa terlalu senang, sayang. Apa yang mau kamu inginkan, pasti akan papa kabulkan. Katakan saja!"
"Huh! Aku sedang tidak ingin apa-apa."
"Maaf, harusnya papa menyewa beberapa bodyguard untuk menjaga kamu."
"Tidak perlu. Toh, aku bisa jaga dir- aduh!"
Kana memegang dahinya, ketika ayahnya mengetuk pelan dahi Kana.
"Terus saja begitu. Kau itu memang keras kepala!"
Malam itu, kediaman Choi dipenuhi dengan canda dan tawa. Keesokan harinya, Kana bangun seperti biasa. Setelah mencuci wajahnya, dia menuruni anak tangga dan mendapati lainnya sedang sarapan. Ayahnya Kana meminta Janghyun untuk tinggal saja dengan Kana, sekaligus menjaga gadis itu.
"Selamat pagi!" sapa Kana sembari menarik kursi dan duduk di sebelah Koji.
"Pagi!" balas mereka serempak.
Yena yang melihat Kana pun merengek minta di gendong. Kana dengan cepat mengambil alih Yena dan menyuapinya dengan roti tawar.
"Duh, Yena pintar sekali makannya. Nanti mau jalan-jalan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kana (Lookism)
Fiksi PenggemarBagaimana jika seorang anak asal Indonesia pindah sekolah ke SMA Jaewon, sekolah yang para siswanya unik-unik? Mampukah Kana menyembunyikan identitasnya yang berasal dari keluarga kaya dari teman-temannya? Bagaimana kisah cinta Kana? Apakah cinta se...