Part 2

1.5K 345 52
                                    


-Ready?-


Jennie terpaku melihat kastil megah di hadapannya dengan mulut setengah terbuka. Bangunan tua dan kuno itu tampak sangat besar namun mempunyai kesan menyeramkan. Jennie bergidik ngeri. Apa tempat ini benar-benar istana sang Raja? Ternyata jauh lebih baik rumahnya. Meskipun jauh dari kata megah, rumahnya terlihat sangat antik dan asri. Jennie memperhatikan 6 orang pengawal yang berdiri di depan gerbang. Ermm, sebenarnya mereka bukan manusia. Jennie yakin kalau mereka adalah makhluk setengah kuda serta srigala. Tingginya saja mencapai 2,5 meter!

Cassandra menoleh pada Jennie lalu tersenyum lebar melihat gadis itu tidak berhenti terperangah.

"Kau takut pada Horsolf?" tanya Cassandra tiba-tiba. Jennie menoleh dengan cepat.

"Horsolf?" ulangnya.

"Mereka," Cassandra menunjuk para penjaga pintu. "Mereka adalah makhluk sensitif dan pembenci wanita, terutama wanita cantik. Oleh karena itu cepat pakai tudungmu. Aku tidak ingin kau masuk ke kastil sang Raja sambil berkejar-kejaran dengan mereka seperti Taeyeon dan Jessica saat itu."

Jennie mengangguk patuh. Ia memakai tudung jubahnya dan membiarkan rambut hitamnya terurai ke depan. Jennie melirik Cassandra sekali lagi. Sedetik kemudian keningnya mengernyit heran.

"Cassie, kenapa kau juga memakai tudungmu?" Jennie mempertanyakan aksi Cassandra yang juga menutupi kepalanya dengan tudung.

Cassandra mengangkat bahu dengan gaya angkuh. "Kau pikir hanya kau yang cantik. Sudahlah, jangan banyak komentar. Ayo, berjalan di belakangku!"

Jennie memutar bola matanya. Sampai kapanpun sikap seenaknya Cassandra tidak akan hilang. Ia memulai langkahnya, tepat di belakang Cassandra. Ada perasaan ngeri dan dingin saat Jennie mendekati para Horsolf. Jennie mendongak sedikit agar ia bisa mengintip bagaimana rupa makhluk tersebut.

Wajahnya manusia dengan moncong serigala. Cuping telinganya runcing, persis seperti makhluk buas tersebut. Setengah tubuhnya, yakni dari perut ke kaki adalah tubuh kuda. Sebelah tangan mereka memegang sebuah tombak dan tangan lainnya memegang sebuah perisai baja.

Jennie kembali menunduk, menatap sepatu bootnya. Jika ia berlama-lama menatap wajah Horsolf maka perutnya akan mual.

"Kami ingin bertemu dengan Yang Mulia," Jennie bisa mendengar suara tegas Cassandra.

Dan tepat saat itu, dua Horsolf membungkuk padanya. Jennie cukup terkejut melihatnya. Cassandra memang dihormati dimanapun ia berada. Tapi hanya di dunia sihir putih sebab ia sangat ditakuti sekaligus dibenci di dunia sihir hitam.

Bicara tentang dunia sihir hitam, sampai sekarang Jennie dan saudari-saudarinya tidak tahu dimanakah tempat itu. Dan tentu saja, mereka tidak ingin tahu.

"Ayo, Jennifer!" ucap Cassandra kemudian.

Jennie kembali berjalan di belakang Cassandra dengan sedikit terburu-buru. Ia hanya takut makhluk-makhluk sangar itu mengikutinya. Sambil mengatur napasnya, Jennie berjalan di samping Cassandra.

"Cassie, mereka takut padamu ya! Waaa, daebak!"

"Sssstt, kita sudah memasuki lingkungan kastil. Jangan bicara kecuali Raja dan petinggi sihir lainnya menanyaimu. Kau paham?" desis Cassandra. Jennie mengangguk kuat.

"Bukalah tudungmu!" perintah Cassandra. Jennie melakukan perintah Cassandra lalu merapikan rambutnya.

Barulah Jennie bisa melihat isi kastil ini. Ternyata sangat jauh berbeda dari penampilan luarnya. Jennie menyipitkan mata karena mendapatkan cahaya berkilau yang berlebihan dari lantai serta tiang-tiang besarnya. Semuanya terbuat dari kristal! Sangat jernih dan berkilau. Jennie mendongakkan kepalanya ke atas dan terkagum-kagum saat melihat atap yang begitu tinggi. Ada awan-awan kecil di atas kepalanya.

The Great Witch (Magic Kiss Superb Lips)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang