Part 3

1.6K 307 15
                                    


-First Kiss-


Karina membuka matanya perlahan dan meringis menahan kepalanya yang tiba-tiba pusing. Ia mengerjap-ngerjap linglung, bingung dengan keadaannya saat ini. Ia berada di pinggir hutan, tepatnya tertidur di bawah sebuah pohon ek besar. Tiba-tiba keningnya mengernyit, bingung. Bagaimana ia sampai ke tempat ini? Seingatnya tadi ia berada di pesta topeng Mingyu untuk menjalankan rencananya kepada pria itu. Namun semua itu gagal sebab ada seseorang yang sepertinya dengan sengaja menghalangi niatnya.

Karina duduk tegak ketika menyadari hal tersebut. Ia ingat sekarang! Tadinya ia diseret oleh perempuan berkulit pucat itu dan selanjutnya ia tidak ingat apa-apa lagi. Gadis itu melebarkan matanya, mencoba memandang berkeliling. Sial, gelap sekali! Apa ia sudah kembali ke dunia sihir putih atau masih di dunia manusia? Jika di dunia sihir putih, itu tidak mungkin. Karena Karina tidak pernah merasa kembali pulang. Lagipula ia harus pulang melalui pintu tempat ia masuk tadi.

Dengan sedikit ketakutan, Karina mengedarkan pandangannya. Sepi, gelap dan berkabut. Karina perlahan berdiri. Perasaannya tidak nyaman. Ini bukan dunia manusia dan jelas-jelas bukan dunia sihir putih. Hutan di belakangnya tidak senyaman hutan dunia sihir putih. Karina segera melangkahkan kakinya menjauh dari sana. Ia takut kalau ia berada di tempat yang tidak aman.

Seandainya saja ia masih menggunakan sapu terbangnya seperti dulu, saat ini ia pasti sudah memanggil benda ajaib yang kini hanya diletakkan di lemari sapu itu. Tetapi Karina dan kakak-kakaknya sudah tidak diperbolehkan menaiki sapu terbang sebab pengikut Damnitri bisa dengan mudah menemukan mereka. Karena udara 15 meter di atas mereka tidak dilindungi mantra pelindung Fidelius.

Karina bergidik ketika mendengar lolongan serigala yang berasal dari dalam hutan. Ia mempercepat langkahnya menjauhi tempat itu, sambil sesekali melihat ke belakang. Karina merasakan keringat dingin mengalir di pelipisnya. Hawa di sekitarnya sangat dingin tetapi kenapa ia berkeringat? Karina tidak tahu apa yang sedang terjadi tetapi ketakutan semakin mengecamnya. Boot Karina menginjak ranting-ranting serta daun-daun kering, membuat langkahnya terdengar begitu mendesak.

"Taeyeon Eonnie, Sica Eonnie, aku membutuhkan kalian. Apa kalian bisa mendengarku? Jennie Eonnie, aku butuh pertolonganmu," gumam Karina dengan suara gemetar.

Karina tidak melihat apapun di hadapannya. Suasana benar-benar gelap dan cahaya bulan yang temaram tidak membantunya sama sekali. Sampai saat ini ia tidak tahu siapa yang telah membawanya ke tempat mengerikan seperti ini. Karina mencoba melihat berkeliling lagi, tidak ada bangunan sama sekali. Hanya hutan dan bukit-bukit kecil.

Gadis itu mengumpat ketika kakinya tersandung oleh akar beringin yang dilewatinya. Beruntung ia masih bisa mengendalikan tubuhnya jadi ia tidak sempat terjatuh. Seketika Karina merasakan ada yang melintas di hadapannya. Dengan cepat ia mendongak dan menatap lurus ke depan.

Dan kali ini Karina bisa terjungkal ke belakang tanpa tersandung apapun. Gadis itu gemetar hebat. Di depannya ada sekelompok penyihir berjubah hitam serta memakai tudung yang menutup kepala mereka. Hanya satu orang yang tidak memakai tudung sehingga Karina dapat dengan jelas melihat wajahnya. Karina menahan napas. Ia sepertinya mengenali perempuan yang tidak memakai tudung itu.

Wajahnya pucat, bibir yang tipis, hidung mancung serta sepasang mata yang tajam. Perempuan yang menariknya keluar dari pesta Mingyu!

Siapa mereka, tanya Karina dalam hati. Dari penampilan mereka Karina tahu kalau mereka pastilah penyihir. Namun tidak ada penyihir dunia sihir putih yang berpenampilan mengerikan seperti mereka. Jantung Karina berdegup semakin kencang. Perasaannya kacau begitu pula pikirannya. Tatapannya terpaku pada sepasang mata hitam perempuan pucat di hadapannya.

The Great Witch (Magic Kiss Superb Lips)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang