"Aku harus memperingati kalian," ucap Lisa seraya menatap satu persatu wajah penyihir di depannya. "Jangan lakukan sesuatu yang ceroboh atau kalian akan membahayakan orang lain. Mengerti?"
Karina, Cassandra, Taeyeon dan Jessica mengangguk patuh. Jennie yang sudah terbiasa dengan dunia manusia hanya menundukkan kepalanya agar tidak melihat bagaimana lucunya ekspresi saudari-saudarinya. Keputusannya untuk mengizinkan mereka ikut ke Jeju Island untuk berbulan madu telah disepakati oleh Lisa. Kini Jennie benar-benar berharap kalau keempat penyihir itu tidak membuat kekacauan.
Masing-masing telah mendapatkan kunci kamar. Karina bersama Cassandra dan Taeyeon bersama Jessica. Lisa memesan 3 kamar berdampingan agar jika terjadi sesuatu yang mencurigakan, ia berada dekat dengan para penyihir yang jarang sekali memasuki dunia manusia biasa ini.
Sampai di kamar mereka, Lisa memeluk Jennie dari belakang. Mereka memandangi lautan biru yang tampak jelas dari jendela kamar. Jennie tersenyum bahagia. Ia mengusap tangan Lisa yang melingkari perutnya.
"Semua ini indah sekali, Honey."
Lisa mengecup leher Jennie dengan lembut. "Ya, sangat indah. Tetapi maafkan aku. Aku tidak ingin menggunakan harta warisan Ayahku untuk membawamu berbulan madu. Dengan penghasilanku, aku hanya mampu membawa kalian ke pulau indah ini."
Jennie membalikkan badannya dan mengalungkan tangan di leher perempuan yang kini telah menjadi istrinya.
"Aku tidak suka mendengarnya. Lisa, aku bahagia di manapun asalkan bersamamu. Terlebih lagi bersama Taeyeon, Jessica dan Karina. Dan lihatlah Cassandra. Ia begitu hebat di dunia sihir, tetapi seperti seekor kucing sensitive di tengah-tengah manusia biasa. Semua itu adalah hal yang menyenangkan bagiku."
Lisa tersenyum penuh arti. Ia merendahkan kepalanya lalu mencium bibir Jennie dengan sangat lembut.
"Aku sangat mencintaimu, Yang Mulia."
Rangkulan Lisa semakin erat setelah mendengar ungkapan cinta yang tulus dari Jennie. Cukup lama mereka terdiam, hanya menikmati pandangan satu sama lain. Sampai Lisa membalas pernyataan cinta itu.
"Aku pun sangat mencintaimu, Istriku. Sampai saat ini aku masih belum sepenuhnya menerima semua hal ajaib ini, namun satu hal yang harus kau tahu. Satu-satunya hal ajaib yang membuatku merasa lebih dari sekedar hidup saat ini adalah bukan karena menjadi keturunan raja, melainkan menjadi cinta sejatimu. Aku akan mencintaimu tanpa batas, Jennie."
Mata Jennie berkaca-kaca. Ia ingin sekali menangis saat ini.
"Oh, Lisa. Kau membuatku ingin melayanimu sampai tenagaku tak bersisa."
Lisa tertawa mendengar kelakar Jennie. Ia membawa Jennie ke tempat tidur dan mulai membuka pakaiannya satu persatu. Ada senyum jahil di wajah bahagia Jennie. Tatapannya tak pernah lepas dari Lisa.
"Baiklah, kalau begitu mari kita mulai. Aku ingin tahu sampai kapan tenagamu habis."
Sementara itu di kamarnya, Cassandra bersiap-siap keluar bersama Taeyeon dan Jessica. Karina memutuskan untuk tetap di dalam kamar untu beristirahat. Namun ia sudah memesan makanan untuk diantarkan ke dalam kamar saja. Karina tidak ingin mengambil resiko berada di tengah kerumunan manusia lain dalam keadaan lelah seperti ini. Bisa-bisa ia mengejutkan semua orang dengan perubahannya.
"Kau yakin tidak ingin ikut bersama kami ke kolam renang?" tanya Cassandra.
"Ya, Cassie. Bersenang-senanglah. Aku lapar dan ingin makan dengan tenang di dalam kamar," jawab Karina yang kini tengah berbaring di ranjangnya.
"Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa nanti."
Karina melambaikan tangannya kepada Cassandra kemudian wanita itu meninggalkannya.
Karina bangkit dari tidurnya dan membuka tirai jendela. Matanya berbinar-binar melihat pemandangan di luar. Ia bisa melihat orang-orang yang mengunjungi pantai. Ada yang bersama keluarga atau hanya dengan pasangan saja. Ada pula yang sendirian, menikmati udara hangat sambil membaca buku.
Karina menghela napas. Seandainya Winter bersamanya saat ini. Ia bisa membayangkan betapa menyenangkannya bersama Winter, meski tidak begitu mengenalnya. Pertemuannya dengan Winter adalah takdir, begitupun dengan kematiannya. Ada rasa menyesal yang sangat mendalam di lubuk hatinya. Andai saja ia tidak bercinta dengan Winter...
Ting tong
Bel kamar berbunyi. Karina bergegas menghampiri pintu dan membukanya.
Dan ketika itu tubuh Karina membeku.
"Selamat pagi, Nona. Saya Kim Minjeong dari pelayanan kamar. Saya datang membawakan pesanan Anda."
Bibir Karina gemetar. Untuk mengucapkan sepatah dua patah katapun ia tidak sanggup. Sampai akhirnya gadis bernama Kim Minjeong itu memberanikan diri menatap wajahnya. Minjeong sedikit gugup. Tangannya memegangi troli makanan yang ada di depannya.
"Hmm, Nona? Saya datang membawakan makanan yang Anda pesan setengah jam yang lalu."
Karina menelan ludah. Bahkan suaranya pun sama. Hanya saja Kim Minjeong terdengar jauh lebih hangat. Tanpa sadar tangan Karina terjulur untuk memegangi pipi kiri Minjeong. Terang saja gadis itu terkejut.
Anehnya, ia tidak bisa mengelak.
"Hangat," gumam Karina. "Hai, Kim Minjeong-ssi."
Minjeong tersenyum gugup. "H-Hai. Ada apa, Nona? Apa yang Anda butuhkan selain ini?" ia bertanya seraya melirik troli makanan.
Karina perlahan tersenyum. "Hatiku tidak pernah salah. Aku yakin akan bertemu lagi denganmu, Winter. Kita bertemu kembali," gumam Karina sangat pelan.
Kening Minjeong mengernyit. Ia merasa canggung sekaligus heran.
"Nona, apa ada yang bisa kubantu?"
Karina mengangguk.
"Ya. Aku ingin kau menemaniku menyantap makanan di dalam kamar, Minjeong-ssi. Jangan khawatir, kakakku akan memberimu tip yang besar."
Minjeong menjilati bibirnya. "Ow...okay. Dengan senang hati, Nona...?"
"Panggil aku Karina. Kim Karina."
The End
Hi! Hello :)
Sebenarnya cerita ini berbentuk ebook, sebagai persembahan 10.4.89 untuk readers yang udah menunggu update-an aku begitu lama. Berhubung ebooknya mau aku bagiin gratis, jadi sama aja kan kalo aku upload di wattpad.
Di Instagram udah aku jelasin ya kenapa aku tulis cerita ini. Semoga kalian suka. Aku nulisnya bener-bener dari hati dan menciptakan mantera-manteranya gak ngarang. Jadi semuanya ada artinya ya teman-teman. Kalian tinggal nikmatin ceritanya aja ya :p
Aku berharap kalian baik-baik saja di sana. Jenlisa is the realest guys. Terima kasih untuk menetap di kapal mahal :)
Oh ya, buat yang penasaran siapa itu Cassandra, dia adalah Kim Jisoo tercinta kita :)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Great Witch (Magic Kiss Superb Lips)
Fanfictiontentang Jennie, si penyihir modern yang menerima takdirnya sebagai Penyihir Terhebat sepanjang masa. Namun gelar itu tidak dengan mudah didapatkannya. Ia harus menyelesaikan misinya kepada Lisa, keturunan Raja sihir dan berdarah campuran. Apakah Je...