MENYINGKAP KEKEJAMAN MAE KARAKADE.

3 1 0
                                    

"agrhhhhhhhhhhhhh. Laparnya. Huishhhh. Dah pagi sekali, kenapa nenek dan mak tidak mengejutkan aku." Dengan mata yang masih terpejam Kadesurang menggeliat. Saat tangan Kadesurang menyentuh kulit perutnya yang terdedah, dia menjadi sangat terkejut dan langsung duduk.

"Apakah? Ini benar-benar berlaku? Aku kembali ke masa silam?" Saat itu fikiran Kadesurang mengimbau kembali saat dia bertemu Mae Karakade. Di saat itu Mae Karakade merayu agar dia menolong Karakade. Saat itu juga Karakade menawarkan badannya dengan syarat agar Kadesurang menggunakan badannya untuk memperbanyakkan merit (pahala) untuknya dan mengubah pandangan orang sekeliling terhadap dirinya.

" Ahh... Betul itu adalah tugas aku. Ya, membuat merit untuk Mae Karakade dan berkelakuan baik. Ayoh!!!"

Kadesurang menyelak kain kelambu dan menjenguk kepalanya kepada pelayannya. Pelayannya itu masih takut dan tidak berani, mereka curiga apa benar itu dalam badan cik mudanya itu bukan roh jahat atau syaitan?

"Air..." Kadesurang bercakap tetapi suaranya sangat halus.

"Air..."- Kadesurang.

Kali ini Phin mengangkat dulang minuman dan berlutut menghampiri katil Cik mudanya itu. Dia menyelak kelambu dan dengan terketar-ketar menghulurkan dulang tersebut.

Seteguk, dua teguk, Kadesurang minum air itu. Saat dia mahu menutup kembali bekas itu, dia melihat pantulan imej badan Mae Karakade dari bekas tembaga itu.

" Arghhhhhh. Aku kurus?!!! Untungnya, aku fikir aku akan bertubuh gempal juga di sini. Ohhh cantiknya." Omel si Kadesurang. Ketika itu kedua pelayannya semakin takut dan duduk menundukkan kepalanya hingga hampir dahi mereka menyentuh lantai kayu bilik itu.

Kadesurang yang masih tidak percaya terus menyelak kelambu dan bertanya keberadaan cermin kepada kedua pelayannya. Phin dan Yaem menunjuk ke arah kanan dengan keadaan posisi yang masih menunduk.

Kadesurang pun berlari dan duduk dihadapan cermin. Melihat tubuh kurus milik Karakade, Kadesurang memuji-muji tubuh itu. Dan ketika itu Kadesurang mulai ber posing ala-ala model gitew.

" Ohh..Mae Karakade, kau sungguh cantik. Hohohoho aku  aku merasa aku macam pelakon yang cantik.. Ahhh beruntungnya kau."

Dalam dia berposing macam model baru dia teringat akan dua orang pelayan itu. Dan saat Kadesurang menjerit, kedua pelayan itu duduk berlipat kaki dengan kedua-dua belah tangan dirapatkan dan merayu.

"Jangan menghantui kami, cik muda. Tenanglah engkaukau di sana. Tolong jangan hantui kami." - Phin

" Benar. Akan aku melakukan merit untuk engkau." - Yaem

" Ni lihat aku masih hidup. Bangun dan lihat." Kata Kadesurang namun kedua-duanya enggan untuk mengangkat muka mereka. Phin dan Yaem sangat ketakutan, mereka melihat sendiri bahawa cik muda mereka tidak lagi bernafas saat itu.

" Apa harus aku memukul dahulu?" Kadesurang acah mengangkat tinggi tangannya. Lagilah keduanya takut dan badan mereka makin menunduk. Melihat kedua makin menunduk, akhirnya Kadesurang  berbaring di hadapan mereka.

" Lihatlah aku masih hidup."
Kadesurang pun berputus asa dan kembali duduk di atas tempat hias. Kadesurang duduk dan menghulurkan tangannya.

" Lihatlah, aku masih hidup. Masakan orang yang sudah mati memiliki tubuh yang masih panas."  Ketika Kadesurang menunggu keduanya memegang tangan, dia bermain dengan barang solekan dan juga beberapa hiasan. Pada masa yang sama juga, Yaem mencuit bahu Phin untuk memegang tangan cik muda dan memastikan apakah benar. Dan saat Phin menyentuh tangan Cik mudanya itu, dia terus mengalirkan air mata.

LOVE DESTINY - BUPPHAE SUNNIWAT [Slow Update]Where stories live. Discover now