[BL][END]Quick Transmigration: He Likes Being a Father

Chapter 4-2: Small toys (2)

Ketika Xu Ze membuka pintu dengan kunci dan melihat wajah aneh duduk di ruang tamu rumah, mata Xu Ze berkedip-kedip dengan keras. Untuk pertama kalinya, dia mengira ini pencuri, dan kemudian teringat apa yang dia terima sebelum memasuki supermarket.

Panggilan itu, jika tidak terduga, duduk di sofa dengan wajah buruk, seolah-olah pemuda yang berutang jutaan padanya adalah pacarnya Xue Heng.

Xue Heng menunggu Xu Ze di kamar selama lebih dari sepuluh menit. Xu Ze selalu menunggunya. Hari ini, Xu Ze menunggunya di rumah dengan patuh, dan berlari ke supermarket. Ketika Xue Heng melihat Xu Ze kembali, wajah tampannya tiba-tiba berubah karena dinginnya wajahnya.

Tampaknya orang asing tidak boleh masuk, yang cukup sulit untuk diprovokasi.

“Ada apa denganmu, kenapa kau lari sendirian?” Xue Heng berdiri dan berjalan ke arah Xu Ze. Melihat Xu Ze masih memegang dua tas besar di tangannya, dia tidak tahu mengapa amarahnya menjadi lebih besar. Dia melambai dan merobohkan barang-barang di tangan Xu Ze, sakunya jatuh ke tanah, dan makanan ringan tumpah.

Di antara mereka, buah berguling ke kaki Xue Heng mendengus Xue Heng menatap apel yang bergulir, kakinya tiba-tiba terangkat, saat berikutnya apel itu ditendang ke samping.

Xue Heng tiba-tiba meraih kerah Xu Ze dan menarik orang di depannya. Napasnya sepertinya dipenuhi dengan amarah. Dia dengan tegas berkata kepada Xu Ze: "Sudah berapa kali aku memperingatkanmu? Memberitahumu untuk tidak keluar. Jangan keluar, kenapa kamu tidak patuh? Apa telingamu dibuat untuk dekorasi? "

"Idiot, jika kamu dipukul sampai mati di pinggir jalan hari itu, aku tidak akan mengambil tubuhmu."

Kata-kata Xue Heng menjadi semakin dilebih-lebihkan, dan itu adalah temperamen terbaik Xu Ze, ketika dia dimarahi seperti ini, hatinya terbakar.

“Karena kupikir aku bodoh, ayo kita putus!” Xu Ze mengerutkan bibirnya, memandang pria yang barusan itu masih sangat marah, wajahnya tiba-tiba berubah karena ucapannya.

Wajah pria itu berubah bolak-balik, sangat kusut dan meronta, seolah dia ingin menganggukkan kepalanya tetapi ragu-ragu.
Mereka semua memakai topi hijau, dan mereka bisa menahannya seperti ini, karena takut mereka mendapat manfaat khusus lainnya.

Xu Ze menarik tangan pria yang memegang kerahnya, dan kemudian menepuk debu yang tidak ada. Dia berjalan di depan pacarnya dengan kejutan di bawah matanya, dan berjongkok di tanah. Xu Ze mengambil benda yang berserakan satu per satu. Ambil dan taruh di meja kopi.

Ngomong-ngomong, ada apel. Apel yang diambil. Xu Ze berjalan ke sudut dinding dan hendak mengulurkan tangan untuk mengambil apel yang pecah. Lengannya tiba-tiba dicengkeram oleh orang di belakangnya. Pilih untuk menarik orang secara langsung.

Mata Xue Heng tampak melotot. Dia hampir mengertakkan gigi dan bertanya pada Xu Ze dengan suara yang menakutkan: "Apa maksudmu Xu Ze?"

Xu Ze bahkan lebih bingung ketika pihak lain bingung. Dia sekarang tidak memiliki ingatan tentang pemilik aslinya. Semua keadaan bergantung pada informasi eksternal yang saat ini diterima untuk membuat spekulasi. Dia hanya bisa melihat kemarahan dari mata Xue Heng, tetapi tidak dapat melihat betapa pihak lain mencintainya. Jika tidak ada cinta, maka tidak perlu tinggal bersama dan saling menunda waktu.

Jadi dia putus dengan Xue Heng, menurut Xu Ze, itu sempurna. Sebaliknya, Xue Heng jelas tidak menyenangkan matanya. Tidak ada yang disebut kelembutan, tapi dia mendatanginya. Xu Ze menatap Xue Heng dengan ringan.

"Kamu sialan bicara, apa yang kamu pura-pura bodoh!"

Xue Heng mencengkeram Xu Ze dengan kedua tangan dan mengguncang orang dengan keras. Xu Ze tiba-tiba memancarkan cahaya yang ganas di matanya. Jika Xue Heng tidak berhenti tepat waktu, Xu Ze tidak akan keberatan sekarang, di sini untuk menempatkannya di depan Pacar melakukan pemukulan yang kejam.