° empat °

1.3K 64 5
                                    

Typo bertebaran......

.

.

.




Menjalin hubungan dengan seorang pria yang berstatus sebagai direktur utama perusahaan itu harus kuat ketika di tinggal pergi untuk perjalanan bisnis, apalagi jika harus melakulan perjalanan bisnis ke luar negeri, Jimin akan kembali merindu jika Jeno telah memberitahukan tentang agenda kerja yang harus laki-laki itu lakukan dalam waktu dekat ini, belum juga Jeno menatap lama disini sekadang dia harus berangkat kembali, memang waktu tidak pernah mau memberikan kesempatan pada pasangan muda ini untuk bersama lebih lama.

Karena schedule telah di tentukan sejak jauh hari, mau tidak mau Jeno harus pergi meninggalkan Jimin untuk dua minggu ke depan, Jeno memiliki jadwal penuh perjalanan bisnis ke empat tempat sekaligus, dalam kurung waktu dua minggu itu Jeno akan mengunjungi empat negara berbeda, di antaranya adalah, Jepang, China, Australia dan juga Amerika, sebenarnya Jeno sangat tidak enak hati pada Jimin, karena harus pergi meninggalkan Jimin untuk beberapa hari ke depan, ingin menolak tetapi Jeno tidak mungkin bisa, dirinya harus bersikap propesional dalam pekerjaannya apalagi dia seorang presdir yang harus memberikan contoh baik pada semua pegawai yang berada dalak naungan perusahaannya.

" besok pagi aku akan pergi ke Jepang untuk melakukan perjalanan bisnis" ucap Jeno pada Jimin, tidak terasa waktunya dia pergi tinggal beberapa jam lagi, sebelum pergi Jeno mengajak Jimin berjalan-jalan terlebih dulu, walaupun hari sudah semakin larut tidak menyurutkan Jeno untuk mengakhiri hari yang lumayan melelahkan ini.

" pergilah, itu sudah menjadi kewajibanmu sebagai seorang direktur utama " jawab Jimin kemudian, tidak dipungkuri sebenarnya Jimin ingin melarang Jeno untuk tidak pergi, namun Jimin tidak mau berbuat egois.

" tapi aku tidak ingin pergi, atau aku akan menyuruh sekretaris ku saja yang pergi ?" ujar Jeno kembali dengan pikiran yang membuat Jimin membulatkan kedua matanya.

" jangan seperti itu, kasihan sekretarismu nanti kau tetap harus ikut" Jimin dengan cepat menolak keinginan Jeno, itu tidak akan pernah terjadi, Jimin tidak mau mempunyai laki-laki yang tidak bertanggung jawab seperti itu.

" memangnya kau tidak kasihan padaku?" Jeno merajuk, memundurkan badannya untuk bersandar pada kursi, Jimin yang mendengarnya hanya bisa mengerutkan keningnya bingung.

" kasihan kenapa? Bukan kah itu sudah menjadi pekerjaanmu presdir Lee yang terhormat " ucap Jimin setelah meminum jus alpukat, Jimin mengaduk-aduk minuman miliknya menggunakan sedotan.

" yakk heii, Lee Jeno aku berbicara padamu " Jimin kembali berucap saat tidak jawaban dari pria yang ada dihadapannya.

" baiklah, baiklah aku akan pergi " jawab Jeno kemudian, Jimin tersenyum setelah mendengar Jeno yang tidak akan membatalkan pekerjaannya.

" deketan sini " kemudian Jimin menyuruh Jeno untuk mendekat, namun Jeno dengan cepat menggelengkan kepalanya, laki-laki ber-eyesmile itu sudah terlalu nyaman dengan posisinya yang sekarang, bersandar pada sandaran kursi, melipat kedua tangan di depan dada dan memejamkan kedua matanya.

" dasar pria menyebalkan "Jimin mendengus kesal karena Jeno tidak mau menuruti perkataannya, lalu dia menolehkan kepalanya ke kiri dan kanan memastikan tidak ada orang yang memperhatikan mereka.

" untuk apa aku mengecek keaadan, bukan kah ini ruangan private ?" Ucap Jimin pada dirinya sendiri, gadis bertahi lalat itu beranjak dari tempat duduknya, berjalan pelan menghampiri Jeno yang masih nyaman dengan posisinya.

Detik berikutnya.........

Jimin mengangkat satu tangan Jeno, untuk memudahkan tubuhnya masuk kedalam pelukan Jeno, Jeno yang merasakan Jimin tengah memeluknya pun hanya bisa membiarkan Jimin untuk mencari posisi nyaman nya, Jeno dapat merasakan kepala Jimin yang bersandar pada dada bidangnya serta kedua lengan Jimin yang sedang memeluk tubuhnya dengan posesif, Jeno sudah menebak jika sebenarnya wanitanya ini tidak mau dirinya pergi.

♡ CEO It's My BoyFriend ♡ (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang