delapan

914 76 9
                                    

Selamat sore

Komen & votenya jangan lupa








Typo bertebaran


.

.

" noona mau berangkat bareng lagi ?" Jisung bertanya pada Jimin yang tengah menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

" noona pergi sendiri aja, bukannya hari ini kamu ada acara pagi ?" Jimin berucap sambil kedua tangan yang begitu cekatan mengoleskan selai coklat pada roti lalu menyimpannya ke dalam bekal berwarna putih.

" ini bawa, sempetin sarapan sebelum acaranya di mulai " Jimin menyerahkan kotak bekal itu pada adiknya, Jisung menerima bekal itu lalu mengintipnya.

" kenapa lebih dari satu ?" Tanya Jisung pada Jimin, setelah dia melihat sarapan yang baru saja saudaranya siapkan.

" buat Ningning, berbagi dengannya " Jimin meminta agar Jisung mau berbagi makan pagi dengan Ningning adik dari kekasihnya Jeno.

" kenapa kakak tahu kalau Ningning suka ngikutin aku, padahal aku gak minta buat di ikutin, tapi dia tetap saja mengikuti ku kemana pun aku pergi " Jisung menjelaskan pada Jimin jika Ningning sering mengikutinya.

" termasuk ke kamar mandi ?"

" iya "

" mmmm, maksudku tidak, kecuali tempat itu, dia tidak mengikuti sampai kesana " ujar Jisung membenarkan perkataannya.

" itu karena dia mencintaimu "

" apa kau tidak ada niatan sedikit pun untuk membuka hatimu untuknya ?" Jimin kembali menanyakan tentang hal itu, Jimin hanya sedikit penasaran kenapa Jisung belum mau untuk membukan hatinya pada Ningning, padahal Ningning anak baik dan Jimin yakin jika Ningning begitu mencintai adiknya.

" aku belum mau memikirkan tentang itu, aku masih ingin fokus pada nilai di setiap ujian, untuk mempertahankan beasiswa " Jimin menganggukan kepalanya mengerti dengan keputusan Jisung yang lebih memilih untuk fokus terhadap pendidikannya, Jisung benar dia harus mempertahankan beasiswa miliknya.

" baiklah noona mengerti, tapi setidaknya kau berteman dengan Ningning jangan menghindarinya " Jisung menganggukan kepalanya paham akan nasihat dari saudaranya.

" aku tidak menghindarinya "

" baguslah "

" noona kalau begitu aku pamit pergi ke sekolah sekarang " Jisung pamit undur diri dari hadapan Jimin, pria tinggi itu pergi meninggalkan Jimin, berlari kearah pintu keluar lalu menghilang begitu saja.

******

Sudah dua minggu Jimin bekerja di restoran ini, selama dua minggu ini juga tidak ada yang mengganggu hidupnya, sahabat kekasihnya menerimanya dengan baik, mereka bertiga langsung membantunya jika Jimin memerlukan sesuatu.

Jimin telah berkenalan dengan mereka, yang pertama Haechan, pria berkulit tan itu mendapatkan posisi sebagai seorang kasir dan pelayan, dia baik, humoris, lucu Jimin merasa terhibur jika sedang mengobrol dengan Haechan, yang kedua ada Chenle, usia dia paling muda sepertinya sih satu tahun lebih tua dari usia Jisung, Chenle sendiri menempati posisi bantander atau yang bertugas menyajikan minuman, chenle juga orang nya asik, baik dan sedikit emosian tapi masih bisa terkontrol dengan baik, beberapa kali Jimin meminta pada Chenle untuk membuat minuman yang enak, dan senang hati pria berkulit seputih susu itu mengajarinya, dan yang ketiga ada pria berdarah korea-kanada bernama Mark, Mark merupakan chef di restoran ini, tidak salah jika restoran ini mendapatkan banyak pelanggan, karena masakan Mark memang sangat lezat, untuk sikap Mark sendiri pria berkumis tipis itu cenderung dingin dan irit bicara, terbukti dengan Jimin yang hanya beberapa kali berbicara dengan Mark setiap harinya, tapi dibalik sikap dinginnya Mark juga tergolong pria yang perhatian, tanpa Jimin sadari Mark selalu membantu Jimin dan membuatkan Jimin makanan untuk makan siang.

♡ CEO It's My BoyFriend ♡ (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang