tujuh

948 79 17
                                    

Selamat makan siang

Typo bertebaran, jangan lupa komentarnya....

.

.

.

Jeno telah memutuskan untuk memberhentikan Jimin dari pekerjaannya, secara garis besar Jeno mengeluarkan sang kekasih dari perusahaannya, Pria ber-eyesmlie itu telah memikirkan keputusan mengeluarkan Jimin dari perusahaannya sejak jauh hari, Jeno semakin meyakinkan dirinya untuk mengambil keputusan itu karena ada satu hal yang membuat Jeno melakukan, alasan kuat yang membuat jeno melakukan itu ialah, ketika Jeno melihat dengan mata kepala sendiri salah satu karyawan nya memukul kepala Jimin menggunakan gelas, aksi karyawan itu memancing emosi Jeno, pada saat itu pula Jeno langsung memecat karyawan yang  telah berani  memukul kepala sang kekasih.
 
“ ini surat pengeluaran mu dari perusahaan sayang “ Jeno memberikan sebuah amplop coklat panjang yang di dalamnya berisikan selembar kertas yang menyatakan jika Jimin sudah tidak bekerja lagi di perusahaan miliknya.
 
“ maafkan aku, aku hanya tidak mau melihat kau di sakiti oleh mereka, ini sudah jalan yang terbaik” Jeno kembali berucap setelah Jimin mengambil amplop tersebut.
 
“ padahal aku sudah terbiasa dengan hal seperti itu “ Jimin menghembuskan nafasnya lalu di akhiri dengan sebuah senyuman kecil yang terukir pada bibirnya.
 
“ justru aku yang tidak terbiasa, perbuatan mereka sudah melewati batas, aku tidak terima melihat kekasihku di perlakukan seperti itu “ Jeno melangkahkan satu kakinya ke depan, menghampiri Jimin lalu mengulurkan kedua telapak tangannya untuk menangkup wajak kecil nan cantik yang selalu membuat Jeno semakin jatuh dalam paras cantik milik kekasihnya.
 
“ jika aku tidak bekerja, aku akan mendapatkan uang darimana?” Tanya Jimin pada Jeno sembari melepaskan kedua tangan kekar yang menangkup lembut wajah kecilnya, untuk sebagai pengganti Jimin menggenggam kedua tangan Jeno dengan erat.
 
“ aku tidak mungkin mengandalkan Jisung untuk mencari uang” Jimin teringat pada Jisung adik laki-lakinya, memang Jisung masih memiliki pekerjaan, tapi Jimin tidak mau melimpahkan mencari selembar kertas berharga yang menjadi sumber dari kehidupan mereka berdua.
 
“ kau bisa mengelola restoran milikku “ Jimin membulatkan kedua matanya meminta penjelasan lebih.
 
“ bukannya itu sama saja “ Jeno menggelengkan kepalanya.
 
“ orang-orang tidak ada yang mengetahui jika restoran itu milik ku, aku membangun restoran itu dengan para sahabat ku, mereka yang mengelola restoran itu, ayah dan ibu juga tidak tahu akan hal itu, kecuali Ningning dan juga Minjeong, mereka berdua sering menghabiskan waktu disana, apalagi Minjeong, restoran ku adalah tempat paling aman untuk Minjeong berkencan dengan Jaemin “ Jimin mulai paham akan restoran yang dimaksud oleh Jeno, mungkin restoran itu salah satu usaha yang Jeno sembunyikan dari orang-orang, Jimin sedikit penasaran ada berapa usaha atau investasi yang Jeno miliki.
“ baiklah, aku setuju “ jawab Jimin kemudian.
 
 
 

******

" chagiaa, kita masih bisa memikirkan cara lain untuk membatalkan pertungan kalian berdua" Jaemin meraih kedua tangan Minjeong, mencoba membujuk sang kekasih agar tidak bertindak gegabah.

" cara apalagi yang harus aku lakukan untuk membatalkan acara itu?" Ujar Minjeong kemudian.

" apa saja, kita akan memikirkannya bersama " jawab Jaemin dengan penuh keyakinan.

" apa salahnya jika kita melakulan hal seperti itu, hanya cara itu yang dapat membatalkannya " Minjeong kembali mengeluarkan pendapatnya, menurut dia cara tersebut telah menjadi cara yang paling ampuh untuk membatalkan acara pertunangannya dengan Jeno.

" itu salah sayang, sangatlah salah" Jaemin menggelengkan kepalanya pertanda jika dirinya tidak menyetujui keinginan sang kekasih.

♡ CEO It's My BoyFriend ♡ (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang