Jika kau adalah seorang putri di negeri dongeng, pangeran tampan dan baik hati pasti kan selalu kau damba.
Pangeran kuat yang pemberani, pangeran berwibawa yang tersohor di seluruh negeri, akan mampu memikat hati perempuan manapun. Bahkan para gadis di dunia nyata sepertiku bisa terpikat hanya karena cerita dan visualnya.
Hanya di negeri dongeng, itulah yang akan kalian katakan jika mendengar tentangnya.
Tapi bagaimana jika pangeran yang hanya di negeri dongeng itu menjadi nyata?
"Wake up my lady, pangeran mu ada di sini."
"Ngh tidak, siapa kau?"
"Aku? Dazai Osamu, pangeran mu (Name). Apa kau segitunya memimpikan pangeran di dunia khayalan sampai tidak mengenaliku?"
Mataku terbuka. Eh? Yang tadi itu mimpi?
"Padahal aku baru sampai di prolog."
"Prolog? Wah~ kau benar-benar memimpikan cerita dongeng?"
Aku mendengus sebal. Pria di sampingku ini mengacaukan mimpi indah ku. Malah itu belum bisa disebut indah! Mimpi itu baru saja dimulai!
"Dazai, aku membencimu."
"Aku mencintaimu juga, princess."
Dia tersenyum. Matanya sampai menyipit karena senyumannya itu, mengundangku untuk ikut tersenyum dan melupakan tentang mimpi barusan.
"Lupakan saja, untuk apa kau menginginkan pangeran impian para gadis kalau kau punya Dazai Osamu."
Aku terkikik geli, dia mengatakan itu dengan bangga dan percaya diri.
"Kau benar, tapi aku tetap akan menginginkannya."
Dia mendelik, "Kenapa?"
"Karena Dazai Osamu tidak ramah untuk jantung. Kau terus menggombal bahkan setelah bangun tidur!"
"Pfftt hhahaha habis kucium-cium kau tetap tidak mau bangun, jadi ku bisiki saja telingamu."
"Kau mencium ku saat tidur?"
Dia mengangguk, seringai nakal terukir di wajah bantalnya yang tampan.
"Seluruh wajahmu, sudah kuberi jejak bibir—"
"Hentikan!"
Dia melongo sok polos lalu berkedip beberapa kali.
"Tidak baik konten sensitif itu kau ungkit saat baru bangun begini Dazai!"
"Kenapa? Kau horny?"
"AKKH BUKAN! Lebih baik kau pergi saja, lakukan hal lain seperti sarapan atau mandi!"
Kulihat wajahnya langsung sumringah. Mungkin dia mendapatkan ide gila dari perintahku itu.
"Oke! Kalau begitu ayo mandi bersama, (Name)!"
Menulikan pendengaran ku, aku menarik selimut lantas berbaring memunggunginya.
"(Name)?"
"Jangan menggangguku Dazai, aku mau tidur."
Dia tidak lagi menyahut atau bahkan menentang ku.
Hingga detik-detik berlalu, saat kesadaran ku akan lenyap ditelan dunia mimpi, tangannya menarik pinggangku.
"Dazai..."
"Hm? Apa kau kesal?"
"Sedikit, jadi biarkan aku tidur oke?"
"Lalu membiarkanmu bertemu dengan pangeran di mimpimu? Tidak."
"Akhh baiklah baiklah begini saja," aku berbalik, "Kau tidur juga sepertiku lalu mimpikan aku sebagai putrimu."
Kekanak-kanakan, begitulah yang aku pikirkan. Tapi hanya itu solusi yang terpikirkan olehku saat ini. Yang terpenting adalah aku ingin tidur tanpa gangguan.
"Baiklah, tapi kau juga harus melakukan hal yang sama."
Aku menatapnya malas. Apa lagi maksudnya?
"Yang jadi pangeran di mimpimu harus aku, kau dilarang bertemu dengan pangeran lain selain aku," seolah memperingati, dia menekan hampir setiap katanya.
"Deal?"
Aku mengangguk patuh.
"Bagus. Sekarang ayo tidur, nanti akan ku bangunkan dengan ribuan ciuman di wajahmu."
"Dazai!"
──────────────────────
abal-abal
sangat abal-abal
ini cerita apaansi kok random bgt— di lain sisi..WAH INI KUKEMBANGIN BGS GASI
ASTAGHFIRULLAH NGGA NGGA YG LAIN AJA BLM TAMATaku sgt labil 😞🙏
©Dlusi
KAMU SEDANG MEMBACA
░▋ 𝐍𝐎 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐄𝐑 𝐇𝐔𝐌𝐀𝐍 ♥︎
RandomMemiliki rasa pada sesuatu yang tak nyata, menjadikanku hilang akal hingga kusebut diriku sendiri 'bukan lagi manusia'. ────────────── #stop_plagia(t)risme