Prolog

1 0 0
                                    

Aku tidak pandai menyembunyikan lara. Tapi aku pun tak cakap mengutarakan luka. Aku hanya terbalut kecewa.

Aku percaya, apa pun itu, selalu ada rasa di setiap masa. Seperti saat satu musim aku merekahkan suka hingga ke ufuk senja. Begitu juga satu masa aku ditemani duka hingga pekat malam tiada terasa.

Dan di sana, kita berjumpa. Membentuk masa serta menyalin rasa dari apa yang pernah kita lalui dan dari apa yang perlu kita pelajari. Dari dirimu aku bisa tahu, apa yang selama ini enggan kutuangkan tak selamanya harus terus kupendam.

Jika mencari seseorang yang dapat kau jadikan sebagai sandaran itu sulit, maka datanglah padaku. Aku tak hanya melihatmu, tapi aku memandangmu. Aku bukan sekedar mendengarmu, tapi aku mencoba memahamimu.

Sampai kapan pun, aku menyadari bahwa kau memang dengan sengaja mempercayaiku. Saat kau memilih untuk terus tetap di sampingku, saat itulah aku memilih untuk tidak meninggalkanmu. Begitulah kita, seharusnya.

"Sa, menurutmu setiap cerita itu menarik?"

"Mungkin."

"Ada nggak, ya, yang mau dengerin cerita kita?"

"Hahaha. Ada, Za. Aku."

"Ih, kan kamu yang mau diceritain."

"Nggak masalah, ceritain aja sampe selesai. Aku dengerin, kok."










Hellooo epribadee
Annyeong sijeuni^^
Aku baru banget belajar nulis, jadi yahh gitu deh ya hmmm
Mohon maaf kalo ceritanya jelek dan aneh:")

Hellooo epribadeeAnnyeong sijeuni^^Aku baru banget belajar nulis, jadi yahh gitu deh ya hmmmMohon maaf kalo ceritanya jelek dan aneh:")

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Petrichor (Lee Jeno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang