Sendiri itu identik sama jomblo
Padahal bisa aja dia nyaman
Nyaman dengan kesendirian
Dan anggapan orang itu jomblo
___________________________________Yah lalu mulailah latian yang entah keberapa ini, ekskul basket. Gue harap gue ga item karna ikut ekskul beginian.
Gue berasa forever alone duduk di pinggir lapangan sendirian. "Eh, sendirian aja kayak jomblo, sini bareng kita," kata cewe yang mirip banget sama bule.
"Oala, gue pikir lo gak pada latian, " yaa mereka menyelamatkan gue dari ke-sendirian, makasih guys, gue terharu.
"Ehm, Ver lo bule?" gue yang penasaran karena dia putih ala-ala bule, rambutnya juga pirang, yaa bule banget lah.
"Bule kw," Jawab Amel, jawaban yang sangat sangat tidak membantu. Tapi dia punya rambut pirang, tepatnya coklat sama matanya juga coklat muda, bener bener kayak bule.
"Iye noh Verra bule kw,"
"Yeee, ngaca ya Kirana Andrea!"
"Gak Na gue bukan bule," Kata Verra lagi. Satu yang bikin dia ga kayak bule, suaranya Indonesia banget, ga ada logat luar sama sekali.
"Trus kenapa muka lo bisa kayak bule gitu ya?"
"Tanya emak bapak gue yang bikin gue lah!"
"Tanya emak bapak gue yang bikin gue lah!"
"Tanya emak bapak gue yang bikin gue lah!"
"Tanya emak bapak gue yang bikin gue lah!"
"Tanya emak bapak gue yang bikin gue lah!"
Mereka kompak amat tu anak berlima, si Verra mah diem doang.
"Na, lo anak 10 MIA-1?"
"Iya Nay, kalo lo semua, anak 10 MIA-4 semua?"
"Yoi, anaknya daddy Louis!"
"Njir, daddy lo aje sono!"
Kita bahas banyak hal, yang pasti ga penting atau sekedar gosip angkatan, yah seenggaknya gue ga berasa gabut-gabut amat. Akhirnya ekskul dimulai dan yaudah, coachnya cowo, namanya Garry, trus latian cuma basic, passing dan teman-temannya.
"Passing ke temennya bolak balik lapangan ya!"
"Mulai!" Kata si coach, gue berpasangan sama Kirana. Berpasangan. Akhirnya gue ga sendiri lagi. Ehm, kayaknya gue ngenes banget.
Saatnya istirahat. Gue masih bareng mereka berenam, karena kalo ga ada mereka, gue sendiri. Capek.
Beberapa orang cowo kakak kelas yang ga ikut ekskul mainin basket, enak liatnya, kayak gampang gitu masukin bola. Dari jauh keliatan ganteng, asli.
Atau mata gue minus, gue gatau juga...
Akhirnya ekskul hari ini berakhir dengan biasa aja. Hari ini mungkin gue ga semangat atau emang gue kayak gini, entahlah. Gue masih duduk-duduk di sekitaran ruang tunggu sama enam orang tadi. Gue diem liatin gerbang masuk, deket pos satpam, enak aja rame. segerombolan cowo-cowo keluar, kayaknya mereka angkatan atas, kelas sebelas. Beberapa diantara mereka bajunya udah keluar keluar ama dekil banget.
"Eh, Gue balik dulu yak!"
"Gue juga mau balik," kata gue ikut ikutan.
"Gue juga dah!"
"Udah kita semua balik aje dah yok!"
Gue kagak dijemput. Lalu gue kembali lagi menjadi forever alone. Kayaknya nasib gue emang ga jauh jauh dari sendiri, sama kayak status gue saat ini yang masih aja sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pengejar Mimpi
Novela JuvenilAku menulis ini sebagai kenangan bahwa aku pernah bahagia dengan dirinya. Aku bahagia walau dengan orang yang salah. Setidaknya lebih baik aku pernah bahagia penuh canda tawa dengan orang yang salah dari pada aku tidak pernah bahagia - Frist writtin...