Katanya dan Faktanya.
Ada kalanya Sayaka tidak mengerti dengan sel-sel otaknya sendiri. Kadang mereka luar biasa cemerlang, bahkan bisa diajak kerja sama untuk memecahkan soal matematika dari Pak Tatang. Kadang juga mereka senang menjerumuskan Sayaka pada jurang, hingga membuat pemuda itu berharap untuk dapat hilang. Dan sialnya, saat ini Sayaka sedang dihadang opsi kedua. Pemuda itu tak henti menyumpah serapah ketika kedua temannya terus menerus meledeknya dengan berusaha mencari sosok Nianna pada sela gaduh para siswa di kantin.
Tujuan mereka hanya satu, mau mengadu tentang jawaban ngawur yang Sayaka ceploskan ketika pelajaran Bahasa Inggris tadi berlangsung.
"Gue masih bingung kenapa lo bisa jawab mau nikah sama Nianna? Unexpected banget."
Jagat bersuara dengan nada menahan tawa. Pemuda itu masih merasa jika temannya — si Sayaka seolah ikhlas melemparkan diri untuk dicerca tanya habis-habisan. Bayangkan saja, pertanyaan yang dilontarkan oleh guru mereka hanya sebatas tanya sederhana mengenai cita-cita masa depan yang mereka punya.
Bagi Jagat dan murid lain, menjawab pertanyaan itu bukanlah hal yang sulit. Cukup bilang saja mau jadi pengusaha, bos besar, atau pekerjaan lain. Lagipula guru mereka juga tidak akan memantau sampai semuanya berhasil tergapai satu persatu.
Tapi ketika Sayaka membuka mulut dan bilang bahwa cita-cita masa depannya adalah menikah dengan Nianna, satu kelas sontak heboh dan ricuh. Acara cie-cie bahkan berlangsung dengan meriah. Efeknya bahkan sampai membuat wajah Sayaka merah padam.
"Gue nggak ngerti, asal ngomong doang. Lo berdua diem deh, gue udah sumpek diejekin daritadi." Tukas Sayaka.
Tampang masam milik Sayaka sudah tidak bisa disembunyikan lagi. Hari ini pemuda itu belajar, memang perlu berpikir sebelum bertindak. Namun, jika dipikir kembali, Sayaka juga tidak paham kenapa nama tetangganya itu bisa dengan mudah dia lafalkan.
Di sebelah Sayaka, Loka yang terlihat santai menyantap soto ayam malah tiba-tiba ikut hadir dalam pembincangan. Setelah berhasil menelan suapan terakhirnya, pemuda yang masih satu kelas dengan Sayaka itu langsung angkat bicara, "Lo baper ya Ka? Padahal dulu Nianna cuma bantu ngobatin lo, eh taunya lo udah mikir mau diurusin seumur hidup."
"Jaga bicaramu sobat."
Sedotan basah bekas es jeruk mendarat mulus di pundak Loka. Pelakunya sudah pasti Sayaka dan mengakibatkan Loka berteriak tidak terima.
"Sayaka jorok banget! Seragam gue kena bekas air liur lo anjir!"
Adegan baku hantam tidak jelas pun dimulai kedua pihak. Jagat yang persis berada di depan mereka berlagak menjadi wasit. Pemuda itu hanya menyumbang tawa, bertepuk tangan menyemangati kedua temannya tanpa ada keinginan menengahi. Sudah biasa.
"HEH NIANNA!"
Ribut antara Sayaka dan Loka mendadak terjeda, Sayaka mendelik ketika tiba-tiba Jagat dengan penuh semangat memanggil gadis yang sedari tadi amat mereka nanti. Pemuda itu bisa dengar Jagat dan Loka terkekeh puas kala tubuh Nianna berhenti berjalan dan terlihat celingukan mencari asal suara.
"Iya Kak? Lo ngapain manggil-manggil gue?"
Sadar dirinya yang dimaksud, Nianna mengambil langkah menuju si kakak kelas. Semakin dekat Nianna ke meja Sayaka, semakin ingin pemuda itu lari terbirit-birit.
"Lo pacaran sama Sayaka?" tanya Loka enteng. Persetan dengan wajah Sayaka yang terlihat ingin memakannya hidup-hidup, Loka tidak takut sama sekali.
Dahi Nianna berkerut, rumor macam apa yang sedang mereka buat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight
Fanfictionft. Sunghoon, Yuna Karena pada akhirnya, Nianna akan selalu tahu tentang Sayaka.