Dua

1.3K 52 3
                                    

Hari ini adalah jadwal ekskul basket Emerald. Maka dari itu sepulang sekolah Sofia langsung melanjutkan aktivitasnya latihan basket dan sudah menjadi rutinitas kami bertiga untuk menunggu Sofia sekaligus aku memperhatikan sosok Hamids. Karena kebetulan saat latihan tim basket putra maupun putri digabung dalam satu lapangan. Latihan sudah berlangsung selama satu jam tetapi Hamids belum juga datang. Memang sudah menjadi kebiasaannya selalu datang telat, entah lupa, ketiduran ataupun sedang dihukum guru.

"Nyariin yah?" Sofia datang dengan tubuh yang penuh keringat

"Engga tuh" jawabku asal sambil memberinya minum

"Kemana dia Sof?" Elaine yang sedari tadi sibuk dengan bukunya kini ikut dalam percakapan kami

"Kata Mario sih dia lagi dihukum bu Melody gara gara kesekolah ga bawa buku pelajaran"

"Masa ga bawa buku aja dihukum sih" ucap Cesen yang membuat kami gemas

"Cesen sayang.. jelas aja dia dihukum lah dia ga bawa buku sama sekali, mau belajar apa coba" Sofia menjelaskan yang hanya direspon 'oh' oleh Cesen

"Len.. cape nih" tiba tiba Andrew Mario dan Okta menghampiri kami

"Ya istirahat lah" Elaine kembali sibuk dengan bukunya

"Ahahahahaha kasian banget lo Ndrew" Mario dan Okta teryawa terbahak bahak

Iri rasanya melihat sahabat sahabatku dengan kekasihnya masing masing bercanda dan tertawa bahagia. Dalam hati aku terus bertanya, kapan aku berada diposisi mereka? Huft.. daripada aku semakin terbawa perasaan lebih baik aku pergi saja dari tempat ini.

"Mau kemana Gre?" tanya Sofia yang membuat semuanya langsung menoleh kearahku

"Toilet sebentar, kebelet banget nih"

"Aku temenin yah?"

"Gausah Sof"

"Tapi Gre"

"Udahlah Sof jangan maksa" ucap Mario sambil menaik naikan alisnya

***

Kuputuskan untuk pergi ke atap gedung sekolah. Suasananya sangat sepi dan hening tetapi sangat nyaman terlebih lagi dari sini dapat terlihat semua pemandangan yang ada di Emerald School termasuk sahabat sahabatku yang sedang tertawa dipinggir lapangan.

Terdengar seperti ada seseorang yang datang. Aku menoleh kearah sumber suara tersebut dan aku sedikit terkejut melihat siapa yang datang ketempat ini. Gayanya yang sedikit urakan dengan seragam yang dikeluarkan, dasi yang tak rapih serta rambut yang berantakan tak salah lagi, itu adalah Hamids.

Aku terus memperhatikannya sampai tak tau bahwa ia sudah ada didepan mataku. Ia menjentikkan jarinya untuk menyadarkanku yang sedari tadi hanya melamun sambil menatapnya.

"Woy"

"Eh" aku gelagapan begitu tau bahwa ia sudah berdiri tepat didepan mataku

"Ngapain cewek disini sendirian?"

"Eng..engga"

"Shania.. Gracia.." ia membaca nametagku

"Lo yang sering bareng Sofia ya?"

"Iya" jawabku dengan sangat pelan dan nyaris tak terdengar

"Lah kok engga gabung sama mereka?" ia menunjuk kearah teman temanku

"Lagi gamau ganggu mereka aja, gaenak kan jadi nyamuk haha" aku tertawa miris

"Cowok lo kemana emang?"

"Mana punya haha liat aja keadaanku gimana. Engga ada yang mau sama cewek jelek kaya aku"

"Gausah ngerendah gitu lah. Pasti ada yang mau sama lo kok santai aja" ia mengeluarkan senyumnya yang membuatku meleleh seketika

"Hehehe iya" sepertinya sekarang pipiku sudah merah karena menahan malu

Tiba tiba ia merebahkan tubuhnya sambil menatap kearah langit. Ia menarik napas panjang sambil memejamkan matanya. Tanpa sadar aku menghampirinya dan duduk tepat disebelahnya. Dapat kurasakan sekarang ia sedang menatapku dalam posisinya yang seperti itu dan ini makin membuatku salah tingkah.

"Shania.." panggilnya dengan lembut

"Ya?"

"Sekarang jam berapa?"

"Jam 4"

"Eh gua turun duluan ya, mau latihan basket" aku tak tau harus menjawab apa, ku anggukan saja kepalaku

"Hamids" ia mengulurkan tangannya, memperkenalkan dirinya padaku. Padahal tanpa begitu aku sudah tau dia sejak lama

"Bye Shania" setelah melepaskan jabatan tangannya ia tersenyum sangat lebar sambil menggaruk kepalanya yang lagi lagi membuatku makin jatuh hati padanya lalu kemudian ia berlari menuju lapangan basket.

Jika ini adalah mimpi aku sangat berharap tak ada seorangpun yang membangunkanku. Karena ini adalah pertama kalinya aku berbicara langsung padanya. Seperti apapun suaranya tetap saja ditelingaku itu bagaikan alunan nada yang indah bak lantunan tuts tuts piano yang dimainkan pianis ternama seperti Yiruma. Begitupun wajahnya, biarpun banyak yang lebih tampan darinya tetapi dimataku ia adalah laki laki paling tampan. Aku rasa obsesiku terhadapnya semakin besar ditambah dengan kejadian yang baru saja terjadi.

"Toiletnya di Kenya ya?"

"Apa kamu tenggelem dikamar mandi?"

"Kamu nyasar ya?" semua pertanyaan mereka tak ada satupun yang kujawab karena sejak datang aku hanya tersenyum tanpa berkata apapun

"Gre kalo orang nanya dijawab kek"

"Darimana aja sih? Sofia sampe udah selesai latihan kamu baru balik" jadwal latihan tim putri memang lebih cepat selesai maka dari itu saat Sofia sudah bersiap pulang aku masih bisa melihat Hamids yang masih sibuk mendribble bola basket

"Pantesan kita dicuekin. Dia lagi fokus sama yang itu tuh" Elaine menunjuk kearah Hamids dengan dagu mungilnya dan aku hanya bisa terkekeh merespon perkataannya

"Tadi aku abis ngobrol sama dia"

"HAH" ucap mereka berbarengan

"Serius? Cerita dong cerita" aku hanya diam sambil menahan senyum

"Graciaaaa cerita ih" karena paksaan dan desakan dari mereka akhirnya aku menceritakan semua kejadiannya tanpa ada satupun yang terlewatkan.


***
Sebenernya agak susah bayangin gracia jadi jelek (?) soalnya udah dasarnya tuh bocah emang cakep -walaupun maylaff shani lebih cakep- nyari foto yang pas juga susah huftgre
Tapi semoga aja feelnya dapet ya, terimakasih yang sudah baca :)

I'm Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang