Mungkin hari ini aku beruntung, Pertama aku di terima bekerja di kantor yang aku impikan sedari dulu, kedua sekarang aku bukanlah pengangguran setelah selesai kuliah dan yang ketiga direktur ku sangatlah tampan.
*****
"Dari mana aja kamu?" Mark membentak dan melihatku dengan tatapan yang tajam kurang lebih menyerupai harimau yang akan menerkam mangsa nya dan siap untuk menyantap nya.
"Aku habis interview prince" Mark memang pelupa, bukankah ketika dia sedang mandi aku sudah mengatakan bahwa pagi ini aku akan interview.
"Oh, kalau begitu sekarang kamu buatkan aku teh hangat!" Mark memang aneh, setelah dia tau apa yang telah di lupakannya, dia bersikap cuek dan mulai memerintahkanku untuk mengerjakan perintah nya.
"Tapi Mark, aku capek dan ingin secepatnya ber istirahat di kamar" aku memasang muka memelas pada Mark agar dia dapat mengabulkan permintaanku kali ini saja.
"Buatkan aku teh terlebih dahulu, baru kamu boleh ber istirahat, cepat!!" Aku tersentak kaget mendengar Mark yang membentakku untuk segera melaksanakan perintahnya.
"Baik prince" aku selalu mengalah padanya, tapi tidak sebaliknya dengan dirinya yang selalu ingin semua perintahnya segera aku lakukan.
Aku segera pergi menuju dapur untuk membuatkan teh hangat pesanannya.aku mulai memasukan serbuk teh , gula pasir dan air panas ke dalam gelas yang ber ukuran mungil dengan motif nya yang indah, gelas ini merupakan gelas kesayangan Mark yang di belinya di London pada tahun lalu.
"Ini teh hangat nya prince"
Aku meletakan gelas mungil itu di meja yang berada di hadapannya.
"Sana pergi!" Mark memang lelaki aneh yang tidak tau sopan santun pada siapapun bahkan pada orang tua nya dia sering kurang ajar.
Aku masuk ke kamar ku, melepas sepatu dan langsung berbaring lemas di kasur dan pada akhirnya aku terlelap .
*****
Terdengar suara seseorang yang sedang menggedor pintu kamar ku, aku bergegas merapikan rambut ku yang mengembang bebas akibat tertidur. Aku membuka pintu kamar dengan pelan agar tidak menimbulkan bunyi yang membuat perutku geli.
"Stef" Ternyata seorang wanita tua yang masih terlihat anggun dengan balutan blezer dan celana kerjanya, dia Mama Mark. Dia memeluk dan membelai rambutku dengan belaian kasih sayang seperti seorang ibu terhadap anak kandungnya.
"Stef, mamah seneng banget akhirnya kamu di terima bekerja di kantor impianmu, selamat ya sayang" dia menyayangi ku lebih dari dia menyayangi Mark, anak kandungnya sendiri, dan mungkin itu merupakan hal yang membuat Mark membenci ku.
"Iya mah, stef seneng banget! Ini semua juga karena mamah yang selalu dukung stef"
"Iya sayang, bagaimana kalau besok kita buat pesta kecil-kecil an buat ngerayain keberhasilan kamu stef" aku menyayangi nya, walaupun aku tau kalau dia bukanlah orang tua kandungku.
"Nggak usah repot mah, lagian cuma di terima kerja aja kok" aku menolak permintaan mamah karena aku tau pasti Mark akan lebih membenci ku karena menganggap kalau aku sudah merebut kedua orang tua nya dari Mark.
"Kalo begitu, besok malam kita dinner aja di restaurant, kamu pulang sore kan?" Kali ini aku tidak dapat menolak permintaannya aku takut jika aku menolaknya mamah akan kecewa padaku.
"Baiklah aku setuju mah, besok stef pulang sekitar jam 17.00 wib" aku harap Mark tidak akan memarahi ku hanya karena acara makan malam besok.
"Kalo begitu good night sayang" dia mencium keningku lalu pergi menuju kamar tempat ia tidur tepat di sebelah kiri kamar ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Free
Teen FictionKetika aku berani untuk mengakhiri sesuatu tanpa mencemaskan ancaman dari seorang lelaki biadab, dan di situ aku merasa bebas-Stef Hanya wanita bodoh yang ingin melepaskan lelaki tampan dan populer seperti aku-Mark