Part 6

215 10 5
                                    

Aku sedang melihat setiap detail penampilan ku yang terpantul jelas di cermin yang berada di meja rias ku, rambut yang terikat rapi, bedak yang tipis, eye shadow bewarna coklat, blus on yang memperindah pipi ku,  lipstic yang bewarna merah bata dan kacamata yang menambah kesan tegas pada penampilan ku .

"Sayang, sarapan sudah siap. Cepat turun!" Mama menghentikan ku yang sedari tadi sibuk berdandan untuk hari pertama ku bekerja, aku segera menuruni tangga lekas menuju meja makan yang kini telah terisi penuh makanan yang telah di siapkan mama pagi ini. Setelah aku sampai di meja makan ternyata papa dan mark telah menunggu ku, aku yang melihatnya segera bergabung di meja makan untuk menikmati santapan lezat yang sudah menanti ku. ge-er!

Langkah ku telah menimbulkan suara yang membuat pandangan papa dan mark yang berada di meja makan tertuju pada ku.

"Maaf kan aku, karena sudah membuat kalian menunggu lama" aku memilih kursi yang berada jauh dari kursi yang telah di duduki oleh Mark, bukan karena aku membenci nya, hanya saja aku berusaha menghindari perdebatan dengan Mark pada pagi ini.

"Dasar payah!" Walaupun aku sudah menghindari perdebatan pagi ini,  tetap saja Mark berusaha untuk memulai perdebatan pagi ini dengan kata-kata yang membuat emosi ku terpancing.

"Aku kan sudah minta maaf!" Aku selalu meminta maaf padanya,  walaupun terkadang seharusnya dia yang harus meminta maaf terlebih dulu padaku.

"Oh–" papa menghentikan ucapan Mark yang terlihat akan memperburuk suasana sarapan ini.

"Mark, jaga ucapan mu pada stef!" Papa memang bersikap tegas, apalagi jika sedang menghadapi seseorang yang memang salah.

Suasana sarapan pagi ini sangatlah hening setelah papa menasihati Mark dan Sikap Mark yang terdiam begitu saja setelah kejadian barusan.

"Mama papa, stef berangkat dulu ya" aku mengambil tas dan merapikan pakaianku lalu pamit kepada Mama dan Papa.

"Stef" langkahku terhenti setelah Papa memanggil ku.

"Ada apa Pa?" Aku segera melangkah mundur untuk menghampiri mereka.

"Sebaiknya biar Mark saja yang mengantar kamu berangkat kerja" Mark yang namanya di sebut langsung melotot pada papa sebagai pertanda bahwa ia tidak mau mengantarku berangkat kerja.

"Nggak usah Pa, aku bisa naik angkutan umum kok"

Sebenarnya aku juga tidak suka kalau Mark mengantarku, cara berkendara nya sangatlah ugal- ugalan dan bisa saja membuat ku lebih beresiko terkena serangan jantung.

"Tidak stef, Mark cepat antar Stef!" Mark langsung berdiri dari kursinya, mengambil kunci mobil lalu segera mengeluarkan mobil dari garasi dan siap untuk mengantar ku.

"Cepet naik!"  Aku sedikit senang karena Mark mau mengantar ku, mungkin dia sudah tau letak kesalahannya pada ku.

*****

"Turun!" Baru saja memasuki jalan raya, Mark sudah membentakku untuk segera turun dari tumpangannya.

"Apa- apaan sih lo, gue kira lo bener- bener mau nganter gue" Mark memang biadab, begitu tega nya dia membiarkan ku berjalan menuju tempat kerja ku yang jarak nya masih terlalu jauh dari tempat ia menurunkan ku.

Mark membelokkan mobil ke arah yang bukan merupakan arah menuju rumah, pantas saja ia mau mengantarku, ternyata dia hanya mengelabui Mama dan Papa agar Mark dapat pergi dari rumah.

Aku berjalan menggunakan wedges yang tingginya 8 cm mungkin itu yang membuat kaki ku mulai mengalami lecet.

*****

I'm FreeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang