"Noo," teriak Seokjin. "Anda gila. Keluar dari apartemenku sekarang juga!"
Laki-laki itu menyeringai, kembali duduk di sofa. "Tidak, sebelum kamu menerima lamaranku."
Mata Seokjin melotot ke arah laki-laki itu. "Tolong keluar dari apartemenku."
"Aku akan keluar, setelah kamu menerima lamaranku."
Hembusan nafas kasar terdengar saat perkataan menyebalkan laki-laki itu kembali terlontar. "Tolong hentikan, ini sama sekali tidak lucu. Saya tidak mengenal anda. Mengapa saya harus menikah dengan anda?"
Laki-laki menaikan alisnya, "kamu masih berpura-pura tidak mengenalku?"
Seokjin tertegun, bola hitamnya ke sana kemari menghindari tatapan laki-laki itu, mengoreksi perkaranya. "Saya mengenal anda, tentu saja. Siapa yang tidak tahu putra tunggal keluarga jeon.
"Ah, aku cukup terkenal."
Seokjin mendengus. "Yaa cukup terkenal! Jadi bisakah anda keluar dari apartemen saya tuan Jungkook!"
Jungkook masih tidak bergeming. "Tidak, sampai aku mendapat jawaban!"
Seokjin frustasi sekarang, mengusap rambutnya kasar. "Situasi tidak masuk akal apa yang menimpaku tuhan! Orang asing menerobos masuk dan melamar! Yang benar saja."
"Kita pernah bertemu!"
"Apa?" Seokjin menoleh terkejut. Tidak menyangka suaranya terdengar sejelas itu.
Senyum miring terlukis di bibir laki-laki tampan itu, "kamu lupa?"
Seokjin masih diam, gelisah dan bingung harus mengelak seperti apa lagi.
"Baiklah. Biarkan aku mengingatkanmu!
Perkenalkan. Jeon Jungkook. Teman kencan anda."
"Jangan bicara omong kosong!" Seokjin berusaha mempertahankan ketenangan. Padahal badanya panas dingin.
"Ah. Kim Jisoo atau Kim Seokjin."
Senyum itu semakin menyebalkan membuat Seokjin ingin memukulnya. "Saya tidak mengerti apa yang anda katakan."
"Masih mengelak! Haruskah aku membawa Kim Jisoo berdiri di hadapanmu untuk mengakui semuanya."
Seokjin menahan nafas, ini semua karena Jisoo. Seokjin terjebak di dalam masalah besar. Ia menghela nafas pelan. "Apa yang anda inginkan."
Jungkook menatap manik kecoklatan Kim Seokjin. "Seperti yang aku katakan. Menikahlah denganku."
"Tidak, apapun kecuali menikah."
"Mengapa?"
"Mengapa? Hah! Anda bertanya mengapa." Seokjin tertawa tanpa humor lalu melanjutkan. "Saya laki-laki dan anda juga, pernikahan sesama jenis di Korea masih sangat tabu. Jadi jangan mengatakan hal yang tidak masuk akal." terang Seokjin panjang lebar.
"Aku tidak peduli," jawab Jungkook enteng.
"Anda harus peduli, lagi pula kenapa saya harus menuruti permintaan anda." Seokjin meninggikan sedikit suaranya.
Seringai menyebalkan itu muncul lagi, "karena aku Jeon Jungkook."
"Apa?"
"Aku mendapatkan apa yang aku inginkan termasuk kamu! Atau bisnis cafe peninggalan orang tuamu, boom. Bangkrut." Jungkook menghaluskan suaranya di akhir kalimat.
"Apa? Bagaimana anda!"
"Sudah di putuskan!"
"Saya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Crazy [revisi✓]
Romance"Berjanji padaku kalau ini hanya satu malam dan jangan libatkan aku dalam masalah apapun nantinya!" "Ya aku berjanji, terimakasih Seokjin." Seorang wanita muda tersenyum sangat lebar, saat Seokjin akhirnya mau membantu berpura-pura menjadi dia untuk...