Seokjin menatap kagum rumah utama keluarga jeon, bibirnya sedikit terbuka dengan netra hitam membesar seakan baru melihat sesuatu sebesar ini. Apakah ini yang orang sebut mansion.
Di sebelahnya Jungkook terkekeh geli, wajah Seokjin sangat lucu, badannya bahkan sedikit tersentak saat ia menariknya masuk, ada senyum malu dan rona merah di pipinya.
Karena Seokjin masih agak susah berjalan. Jungkook dengan sabar membantunya. Matanya melihat sekeliling, setiap interiornya terlihat elegan dan mewah. Seokjin tanpa sadar menggenggam erat pergelangan tangan Jungkook.
Memasuki ruangan yang lebih luas dari unit apartemennya. Seokjin menatap dua manusia duduk di meja makan, yang satu laki-laki masih sangat tampan dengan usia yang mungkin sudah setengah abab, di dampingi wanita cantik yang terlihat awet muda.
Seokjin bingung harus mengatakan apa, jadi hanya menyapa dengan kikuk. "Selamat malam."
Mama jeon yang melihat kedatangan putra dan juga calon menantunya langsung berdiri menyambut dan menyuruhnya duduk.
"Siapa namamu sayang?" Tanya mama jeon pada Seokjin yang kini duduk dihadapannya.
"Kim Jinnie," jawab Seokjin gugup dengan pandangan menatap mamα jeon.
"Cantik sama seperti orangnya," puji mama jeon di sertai senyum manis, lalu mengalihkan pandangannya menatap putranya. "Kamu pintar memilih calon istri sayang."
"Tentu saja mama." Menatap Seokjin yang berada di sampingnya, tersenyum tipis melihat telinga Seokjin yang sudah memerah lalu mengalihkan pandangannya menatap papa jeon yang sedang menatap Seokjin.
Di lihat papa jeon hanya mengangguk kecil, lalu terdengar lagi suara mama jeon menyuruh makan dulu. Seokjin ngangguk malu-malu, bersikap sesopan mungkin sambil mencoba tata krama bagaimana orang kaya menikmati makanan.
Semuanya berlalu dengan tenang, selesai menikmati makan malam. Seokjin berinisiatif membantu membereskan meja makan tapi di hentikan mama jeon.
"Sudah tidak usah. Biar bibi yang beresin."
Seokjin ragu sejenak tapi tetap mengangguk. Yah orang kaya, tidak mungkin tidak punya art.
Mama jeon tersenyum sambil menyeret Seokjin ke sofa ruang tamu, papa jeon mengikuti bersama putranya.
Mama jeon bercerita banyak hal, Seokjin mengangguk dan menanggapi dengan beberapa kata. Tersipu saat mama jeon bercerita Seokjin adalah wanita pertama yang di bawa menemui mereka, juga memuji betapa cantiknya Seokjin.
Seokjin diam-diam berfikir, mama jeon adalah mertua yang baik hati, tidak ada arogansi dalam suaranya, ramah, dan juga cantik. Seokjin juga mengatakan ia dari keluarga biasa, dan yatim piatu. Mama jeon bersimpati, dia juga sepertinya tidak mempermasalahkan setatus sosialnya.
Papa jeon yang sedari tadi diam menyela dua wanita cantik itu. "Jadi kapan kalian akan menikah?"
Seokjin terkejut, melirik jungkook dengan ekor mata. Di samping Seokjin suara mama jeon menimpali.
"Apa kalian sudah berfikir untuk menikah? Mama tidak sabar menggendong cucu."
Mama jeon tersenyum sangat cerah hingga timbul rasa bersalah di hati Seokjin. Bagaimana bisa memberikan cucu, pernikahan cuman pura-pura dan juga ia laki-laki.
Jungkook mengangguk, memberitahu sudah melamar seokjin, berencana menikah minggu depan. Menjelaskan tidak mau menunda terlalu lama.
Tidak ada yang protes, seokjin hanya diam saja sesekali ngangguk. Papa jeon juga bilang bisa membantu mengatur segalanya.
Awalnya, sangat jungkook mengatakan akan membawa kekasihnya makan malam. Papa jeon terkejut, timbul juga prasangka buruk kalau putranya menyewa wanita untuk berpura-pura menjadi kekasih. Tapi setelah bertemu, melihat tatapan mata putranya. Papa jeon menghilangkan semua keraguannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Crazy [revisi✓]
Romance"Berjanji padaku kalau ini hanya satu malam dan jangan libatkan aku dalam masalah apapun nantinya!" "Ya aku berjanji, terimakasih Seokjin." Seorang wanita muda tersenyum sangat lebar, saat Seokjin akhirnya mau membantu berpura-pura menjadi dia untuk...