Dalam pergerakan hidup, dalam masa-masa sulit, semua terlihat di wajah. Tubuh akan binasa, tapi wajah akan terus hidup. Tersesat dalam mimpi, dikendalikan oleh kekuatan tak kasat mata. Beberapa diketahui, beberapa tak diketahui. Dan wajah itu tidak pernah hilang dari ingatan.
Kang Yo Han.Kim Ga On Pov
Ada sesuatu tentang pria ini. Ekspresinya, tatapan matanya, pesonanya, semuanya membuatku sangat tertarik padanya.
"Kim Ga On," ia menyebut namaku saat dia menatapku untuk pertama kalinya dengan harapan dan kerinduan di matanya.
"Kau di sini?" ia melanjutkan.
"Tuhan memberiku satu kesempatan untuk hidup," aku mengambil tempat di sisinya, memperbaiki sikap duduk hingga terasa nyaman, menoleh padanya, kurasakan senyumku melebar.
"Tidak perlu terlalu terkejut," saranku yang disambut tawa keringnya. Ketidakpercayaan masih terbersit di mata gelap tajam itu.
Mata Kang Yo Han mencerminkan kelegaan tetapi sebagian besar rasa bingung. Dia terus menatap ke arahku dan untuk pertama kalinya tangannya menggenggam pergelangan tanganku erat-erat tidak melepaskanku untuk beberapa lama. Aku menahannya saat aku akhirnya menemukan emosi asing yang aneh. Kebahagiaan. Aku bahagia bisa bertemu dan bicara langsung dengan pria ini. Matanya berkaca-kaca, tidak cocok jatuh di wajah dinginnya tapi ini nyata. Dia nampak sedih dan aku tidak bisa tidak berpikir apakah aku menjadi alasan kesedihannya atau senyumannya.
"Aku menemuimu untuk mengembalikan ini," dengan sopan, aku menarik tanganku dari genggamannya, mengambil sesuatu dari saku mantel.
"Milikmu," aku berkata, menyerahkan sebuah dompet kulit mahal.
Sesaat fokusnya beralih pada benda di tanganku, ia menerimanya dengan rasa takjub. Tapi tidak memeriksa isinya.
"Aku kehilangan benda ini, entah kapan dan di mana. Aku tidak ingat."
Aku tersenyum kecil, "Sejujurnya aku ingin mengembalikan sejak lama. Tetapi hal-hal terjadi, sulit diprediksi, dan aku bersyukur bisa menyerahkan langsung padamu."
Aku merasa canggung saat melihat ia menatapku dengan senyum melankolis. Matanya dipenuhi dengan permintaan maaf dan rasa terima kasih.
"Kau pasti telah mengalami banyak peristiwa buruk," Kang Yo Han berbisik.
"Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi?"
Flashback
Kim Ga On Pov
Aku tidak mengenali nama di papan nama jalan. Tidak ada apa pun tentang jalan kawasan pinggiran yang tampak akrab atau ramah. Pepohonan yang tinggi dan megah serta rerumputan yang ditumbuhi rumput memenuhi bagian depan rumah itu. Jendela yang naik. Ada lubang menganga di mana pintu depan berada. Aku menggigil, ingin berada jauh dari sini. Di mana pun, asal jangan di sekitar sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐓𝐑𝐀𝐈𝐍 (𝐓𝐡𝐞 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐉𝐮𝐝𝐠𝐞)
FanfictionSetiap hari, Kang Yo Han yang berprofesi sebagai pengacara menaiki commuter untuk bekerja di kantornya di pusat Seoul dan setiap hari ia melewati rumah yang pernah dia huni dan meninggalkan jejak kenangan buruk. Selagi dia berjuang menepis emosi set...