Extra Chapter

919 54 5
                                    

Tiga Bulan Kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiga Bulan Kemudian

Kim Ga On Pov

Pada bulan-bulan berikutnya, aku menghargai sikap Kang Yo Han, sama seperti dia menghargai setiap kenangan dari beberapa waktu yang kami habiskan bersama. Selang waktu berlalu, dia menjadi berarti segalanya bagiku, dan aku berharap aku juga akan selalu berarti segalanya baginya, dan di tengah sejuknya malam musim semi kali ini aku tahu aku akan selalu merasa seperti itu.

Hampir seluruh kenangan buruk telah terlepas dari ingatanku, hanyut seperti jejak kaki berpasir di dekat tepi air. Dengan pengecualian waktu yang kuhabiskan bersamanya, aku kadang-kadang percaya bahwa aku
telah melewati hidup dengan cukup baik. Aku merenungkannya dalam perjalanan panjang dengan kereta, menatap ke luar jendela saat pemandangan bergulir.

Aku telah jatuh cinta dengannya selama satu musim terakhir, dan kupikir aku tidak pernah jatuh cinta pada seseorang dengan cara seperti ini.

Kang Yo Han telah memberikan begitu banyak hal untukku. Aku telah menemukan cinta dan kegembiraan, dan dia menemukan kekuatan yang dia tidak pernah tahu dia miliki, dan tidak ada yang bisa menghilangkan hal-hal itu dari kami.

Kami telah membangun hubungan ini dengan sangat hati-hati. Itu sama nyatanya dengan pemandangan yang aku lihat sekarang, dan mengedipkan kembali air mata yang mulai membayang di keheningan. Aku mengangkat dagu, menatap ke langit, menarik napas dalam-dalam, mendengarkan deru angin yang jauh dan imajiner saat mereka pecah di sepanjang pepohonan tepian rel pada hari yang penuh harapan.

"Apa yang kau pikirkan?" suara Kang Yo Han mengusik lamunanku, merobek keheningan bersama dengan ritme kereta yang tidak teratur.

"Pemandangan," kukatakan apa hal pertama yang melintas di kepala.

"Hanya ada padang rumput yang bergelombang," gumam Kang Yo Han lagi, tidak terlalu terkesan.

Aku mengalihkan pandangan dari jendela dan bersandar pada kursi. Saat aku menoleh untuk menatap wajahnya, emosi yang hangat dan asing mulai melumpuhkan pikiran. Aku bisa merasakan tumbuhnya perasaan cinta terhadapnya, memancarkan semacam panas dari dalam. Berdekatan selama perjalanan yang cukup panjang, berpandangan, dan jantungku terus menerus berdebar-debar. Ini tidak menyehatkan.

"Kau menjanjikan pantai," ujarku, teringat tawaran Kang Yo Han untuk mengisi libur kerja yang kami ambil bersamaan.

"Yah, setidaknya irama debur ombak memecah di pantai mengirimkan ketenangan," Kang Yo Han memberikan senyuman manisnya padaku, membuatku terpana.

"Berapa lama lagi kita akan sampai di sana?"

"Kau sudah tidak sabar?"

Aku tertawa kecil. Mengangkat bahu.

"Sebenarnya, banyak yang ingin kukatakan padamu."

"Ya?" Dia kembali tersenyum padaku.

"Aku benar-benar ingin menjernihkan ini." balas tersenyum, aku merapatkan duduk. "Aku kira kita berdua berada dalam posisi yang sulit. Kupikir kita berdua memiliki kepentingan di hati masing-masing dan akan terus berlanjut, aku tidak suka kita salah paham."

𝐓𝐇𝐄 𝐓𝐑𝐀𝐈𝐍 (𝐓𝐡𝐞 𝐃𝐞𝐯𝐢𝐥 𝐉𝐮𝐝𝐠𝐞) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang