~01~

16 3 0
                                    

Saat ini Adira dan Ririn sedang berbincang bincang di taman belakang. Adira suka menghabiskan waktu istirahat nya disini, kalo Ririn sih ngikut aja.

"Dir, gue pengen tanya deh" ucap Ririn.

"Tanya aja"

"Hubungan lo sama azka, masih gitu gitu aja?" Tanyanya penasaran.

"Ya, mau gimana lagi? Lo tau sendiri Azka itu gimana"

Ririn menatap Adira prihatin, kasian banget sahabatnya punya tunangan modelan Azka. Status elit, komunikasi sulit. 

"Manusia yang satu itu emang ga beryukur" cibir Ririn, kurangnya Diraapa  coba?

Dira tersenyum kecil mendengarnya, "Udah bel, ayo masuk" ajak Dira yang langsung di setujui oleh Ririn.

Sesampainya di kelas mereka sudah di sambut dengan teriakan Alvin.

"BU EKA GA MASUK GUYS, JADI KITA JAMKOS!"

Ucapan Alvin membuat anak kelas kebahagia, termasuk Adira. Ia akan menggunakan waktu jamkos untuk membaca novel yang kemarin ia beli.

"Lo ga bosen gitu baca terus?" Tanya Ririn.

"Lebih ngebosenin muka lo sih, Rin." balas Adira tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.

"Anjir! Dahlah gue mau samperin ayang gue dulu, bye" ucap Ririn pergi menghampiri alvin, si ketua kelas.

Ting

Bunyi notifikasi itu mengalihkan pandangan Dira, Ia menatap handphone nya heran.

Azkanio♡
Pulang bareng gue.

Dira
Tumben?

Karna tidak ada tanda-tanda Azka membalas, Dira pun menutup ponselnya.

"Eh dir! Udah pulang nih. Sorry banget ya, gue ga jadi pulang sama lo. Alvin ngajak pulang bareng hehe" ucap Ririn tak enak hati.

"Santai aja kali, gue juga pulang bareng Azka"

"Serius?"ririn menatap tak percaya.

"Iya Ririn

"Yaudah deh, gue duluan ya" ucap Ririn lalu meninggalkan kelas.

Tak mau membuat Azka menunggu lama, Adira segera membereskan buku-bukunya lalu bergegas ke parkiran.

"Nio, jadi pulang bareng?" tanya Dira ketika sudah sampai di depan Azka.

Azka tak menjawab, ia memberikan helm dan jaket kepada Adira, Dira yang mengerti pun langsung memakainya.

Tak butuh waktu lama Adira sudah duduk di jok belakang, Azka pun melajukan motornya.

Adira menyenderkan kepalanya ke bahu Azka, Dira akui ia telah jatuh pada pesona Azka. Walaupun sikap Azka dingin dan cuek, tetapi Azka tak pernah berlaku kasar kepada.


"Udah sampe, Ra" ujar Azka.

Ucapan Azka membuat Adira sadar dari lamunannya.

"Oh udah sampe ya, mau mampir dulu?" Tanya Dira basa basi.

"Ada siapa di rumah?" bukannya menjawab Azka malah bertanya balik.

"Cuma ada bik surti, papa sama mama lagi di luar kota" ucap Dira.

"Ayo, gue mampir" Azka menarik lembut tangan Dira kemudian menggandeng nya.

"Wait.. Azka kenapa sih? Aneh banget" ucap Dira tentu saja di dalam hati.

"Gue ganti baju dulu ya, lo kalo mau minum ambil aja di dapur kalo engga panggil bik surti" ujar Dira.

"Hem" Azka melangkahkan kakinya ke arah dapur.

"Eh ada den Azka? Mau minum apa den?" sapa bi surti yang sedang mencuci piring.

"Biar Azka aja bi" bik surti menggangguk tanda mengerti. Azka emang anak yang baik.

"Saya ke atas dulu ya bi" ujar Azka dengan segelas jus jeruk di tangganya.

"Iya den"

Dira menatap pintu kamar yang terbuka. Menampilkan azka yang sekarang berjalan ke arahnya.

"Nio?"

"Ra, gue bosen"

"Ha?"

"Gue bosen" ulang Azka.

"Ya, ya terus?" Dira menatap heran Azka, soalnya jarang sekali azka bersikap seperti ini.

"Temenin nonton" Azka merebahkan badannya ke ranjang dan membuka laptop yang kebetulan ada sudah ada di situ.

"Azka, ini beneran lo?"

"Nio"

"Ha?"

"Nio Ra, panggil gue Nio" ucap Azka sembari menatap intens Dira.

"Ah, iya Nio" ucap Dira gugup. Hei! Gimana ga gugup kalo di tatap begitu.

"Yauda sini" Azka menepuk kasur tepat di sampingnya.

"Mau nonton apa?" Tanya Azka.

"Kok tanya gue? Kan yang mau nonton itu lo"

"Suka suka gue, cepet mau nonton apa?"

"Dih aneh lo" gumam Dira.

"The tommorow War, gimana?"

"Ganti, gue udah pernah liat" ujar Azka.

"Kalo Fistful of Vengeance?" Tanya Dira lagi.

"Ganti"

"Pengabdi setan?"

"Ganti"

"AZKANIO! Lo nyebelin banget, tadi nanya ke gue mau nonton apa. Giliran udah gue rekomen lo ga mau! Gimana sih" Dira menatap Azka kesal habis sudah kesabaran Dira.

"Jangan teriak" ujar Azka menatap tajam Dira.

"Lo buat gue kesel, pulang aja sana!" sinis Dira.

"Ck, sini" Azka menarik pelan tangan Dira, sehingga sekarang mereka duduk berhadapan.

"l-lo mau apa?" Tanya Dira waspada.

Azka mengusap lembut rambut Dira, "Sekarang kita nonton film Rapunzel aja."

"Ha?"

AZKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang