KAK KETOS! || 0.0

32 8 12
                                    

Dengan langkah santai gadis dengan nama Naraya Aquila memasuki area kantin sekolahnya. Langkah nya terhenti sekejap, indra penglihatannya mencari sosok ketua osis yang ia kagumi.

Naraya menghela nafas, bibirnya memercut kecewa. Tidak ada sosok Abara Sabian dikantin, pasti lelaki itu sibuk dengan organisasi osisnya.

Dengan sebal ia mendudukkan dirinya disalah satu kursi kantin.

"Dasar Kak Abara jelek! Ditungguin dikantin, malah diruang osis. Giliran ditungguin didepan ruang osis, dia dikantin!" Naraya menggerutu sebal. Seseorang yang terduduk disamping Naraya saling menukar pandangan dengan temannya, keduanya terkekeh kecil.

Lelaki itu merangkul pundak Naraya, membuat gadis itu terkejut dan menatap lelaki yang merangkulnya.

Sial! Ia tak melihat manusia disampingnya sebelum duduk dikursinya. Mereka temannya Abara!

"Eh... hehe halo kak" ujarnya canggung.

"Santai aja, lo suka sama Bara kan?" Naraya menngangguk cepat.

"Suka! Bukan cuma suka, tapi cinta!" Kedua teman Abara mengangguk mengerti.

"Lo gak ada niatan buat minta nomorya Bara kekita? Mumpung lo lagi sama kita" Naraya menggeleng membuat Bintang dan Laskar kebingungan.

"Kenapa? Biasanya, cewek cewek selalu dateng kekita buat minta nomor Bara"

"Aku gak mau, nomor kak Bara itu privat, aku mau dapet itu langsung dari orangnya. Kalau aku dapet nomornya tanpa sepengetahuan Kak Bara, itu sama aja aku mengganggu privasinyakan?"

__KAK KETOS!__

"KAK ABARAA TUNGGUIN!" Teriak Naraya sembari berlari menyusul Abara.

Langkah Abara terhenti, ia memutar balikkan badannya menatap gadis yang tengah berlari kearahnya.

Naraya mengatur nafasnya, ia menatap lelaki didepannya. "Kak, bareng ya?"

Kening Abara mengerut. "Saya bukan ojek"

"Yang bilang Kak Bara ojek siapa? Kan, aku bilangnya mau bareng. Alias nebeng, hehe" balas Naraya sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Saya tidak menerima tebengan" Abara menaiki motornya lalu menyalakannya. "Saya duluan" Abara menjalankan motornya meninggalkan Naraya.

"KAKK!!" Naraya berdecak sebal, ia lupa membawa uang saku. Lalu sekarang, ia harus pulang dengan siapa?

Naraya menghela nafas, ia melangkah keluar meninggalkan sekolah.

Gadis itu berdiri di halte bus. Menatap awan yang sudah menggelap. Naraya mendudukkan dirinya ditempat duduk yang tersedia dihalte.

Hujan mulai turun, membasahi Ibu Kota Jakarta. Naraya mengusap kedua tangannya lalu menempelkannya dipipi.

"Halo gadis cantik" Naraya menenggok, menatap pria disampingnya dengan tatapan takut. Pria itu mendudukkan dirinya disamping Naraya.

"Jangan takut, kamu sendirian? Ikut om yuk! Dijamin kamu suka." Ujar pria itu.

Tak mengubris, Naraya bangkit dan ingin berlari. Terlambat. Sebelum berlari, tangannya sudah digenggam oleh pria itu dan menariknya dengan kasar.

"Sakit! Awas aku mau pulang!" Naraya mencoba menarik tangannya dari genggaman pria itu.

"Shht.. mending kamu ikut sama saya aja, yuk!" Pria itu mulai melangkah sembari menarik Naraya yang memberontak.

"TOLONGG!!" Pekik Naraya, pria itu terkekeh. "Percuma kamu mau berteriak sekuat apapun, disini sepi."

Air mata Naraya terjatuh deras. "Papaa, kak Baraa.. tolong" ntah kenapa Naraya berguman memanggil nama Abara.

BUGH!

"AARRGHH ANJ*NG" Pria itu terjatuh, dan pingsan karna sebuah pukulan kayu dari seseorang dibelakangnya.

Tubuh Naraya tertarik menabrak dada bidang seseorang. Lelaki itu memeluk tubuh Naraya dengan erat. Naraya mencoba melepaskan pelukan mereka, namun lelaki itu mengeratkan pelukannya.

Naraya mendongkak, untuk melihat siapa lelaki itu. Namun, lelaki itu menggunakan helm, helm itu... helm Abara!

Kedua bola mata Naraya membelak, ia terdiam bingung. Abara melepaskan tongkat kayu yang ia gunakan tadi untuk memukul pria itu.

Lalu menggangkat tubuh Naraya, menggendongnya ala koala. Membawa gadis itu ke halte. Abara mendudukkan Naraya yang terdiam bingung di halte. Lalu, Abara mengecek tangan serta kaki gadis itu.

Helaan nafas terdengar. "Nara, gapapakan?" Naraya menerjapkan matanya. "Eh, gapapa Kak. Makasih ya, maaf karna aku baju kakak jadi basah"

Abara memeluk tubuh Naraya lalu mengusap lembut rambut basah gadis itu. "Maaf, maaf.."

"Gapapa Kak, bukan salah Kak Bara."

"Maaf karna aku nolak kamu nebeng tadi, kamu hanpir celaka. Maaf!" Naraya terdiam lagi, Abara ini kenapa?

___KAK KETOS!___

Halo semua! Ini cerita pertama aku. Semoga suka ya! Maaf jika ada kesamaan, aku tidak tahu itu. Kalau ada persamaan alur dalam cerita ini dengan cerita lain, tolong beri tahu aku ya!

Oh iya, kenapa aku bikin tentang KETOS? Kenapa gak tentang gengmotor? Karna, dari dulu aku kepingin buat cerita ini. Tapi aku tunda terus menerus.

Anw, call me Alya atau Lia ya!

Follow instagram : @/wp.alyaalia_  untuk info, bertanya, kritik atau masukan!  

See!😽💗

KAK KETOS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang