Liandra Untuk Starla
.
.
.
Selamat membaca~Kalo ada tipo tolong bantu koreksi, ya★
★
Di jam istirahat pertama SMA Cakrawala hari ini terasa berbeda. Di luar sana, daratan dan pepohonan basah oleh rintik hujan yang turun dengan deras. Sehingga suasana berubah drastis, tetapi justru membuat hawa semakin sejuk seperti pagi hari. Angin yang berembus pun terlihat kencang hingga mampu menggoyangkan pepohonan rimbun. Semoga saja tidak sampai mengundang tragedi menyeramkan apalagi berujung memakan korban jiwa.
"Deres banget hujannya, semoga pas pulang nanti udah reda," gumam gadis yang tengah menyangga pipi menggunakan tangan kiri sembari memandang ke luar jendela.
Dia duduk seorang diri di kelas. Benar-benar tanpa seorang teman satu pun.
"Gladis lama amat, dah! Dia ke kantin apa pulang ke rumah, sih?"
Menyesal sudah mempercayakan anak itu guna membeli makanan. Padahal Starla hanya meminta roti dan minuman, bukan mie ayam atau bakso yang harus memakan banyak waktu untuk menunggu.
Hingga akhirnya orang yang ditunggu-tunggu masuk ke dalam kelas. Membawa dua kantung keresek hitam di masing-masing tangan.
"Lo banget, sih! Dari mana aj---"
Perkataan Starla terpotong oleh seruan Gladis yang berlari cepat ke arahnya. "Ssttt! Gue bawa kabar membahagiakan!"
Dengan terburu-buru dia meletakan dua keresek di atas meja lalu mendudukkan diri di hadapan Starla. Membuat gadis yang tadinya memasang wajah sebal menjadi mengerutkan dahi kentara.
"Pantes lama. Ternyata lo habis ngerumpi!" ujarnya disusul decakan. Tangan langsung terulur mengambil roti berisikan coklat dari dalam keresek lalu melahapnya dengan hikmat.
"Lo tau? Berita ini bener-bener hot dan penting buat lo. Jadi, tadi di kantin gue denger ada yang bilang kalo si cewek gatel yang selama ini sering nempel sama Lian dan nyari masalah sama lo itu udah minggat dari sekolah ini! Gue seneng banget!"
Seketika Starla tersedak hasil kunyahan roti sendiri di mulut. Bergegas dia membuka botol air mineral sebelum menenggaknya seperempat. Saking tergesa menelan air, napasnya berangsur terengah. "Lo ... serius? Kenapa dia tiba-tiba?"
"Lo harusnya seneng karena si curut itu udah minggat dari sekolah ini! Udahlah, mending cepet habisin makannya. Habis ini ikut gue ke bawah!"
Namun, Starla tetap berpikir keras. Merasa ganjal sekaligus aneh. Mengapa tiba-tiba adik kelas itu pindah sekolah?
Itu memang bukan urusannya, tetapi otak berusaha mengingat sesuatu. Terutama pasal omongan Gladis saat di kamarnya kemarin malam.
Apakah dia memiliki sangkut paut terhadap kepindahan mendadak Cinta?
Tak salah jika Starla menaruh rasa curiga. Terlebih setelah secara sembunyi-sembunyi dia mengetahui mengenai tulisan di balik foto Lian.
★
Suara gemuruh hujan bercampur menjadi satu dengan teriakan riuh di lapangan utama sana. Terlihat melalui mata telanjang jikalau banyak siswi dan beberapa siswa yang turun dan sengaja menyapa hujan sehingga seragam dan kulit berakhir basah kuyup. Payahnya, mereka malah bersorak ria seolah menginginkan agar tirai hujan itu kian deras. Beruntung tak ada kilat putih dan sambaran geledek yang mendera di siang hari itu.
"Star, buruan turun!"
Kepala Starla menggeleng tegas kala Gladis memaksanya turun ke lantai dasar supaya mengikuti ritual menyenangkan tersebut. Namun, walaupun sudah ditolak berulang kali, Gladis tetap sahaja merayu. Enggan membiarkan seragam temannya ini tetap kering akibat tidak mau bergabung bersama yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liandra Untuk Starla [SELESAI]
Teen Fiction"Ini kapan disun?" Starla mendelik tajam ketika telunjuk Lian menyentuh bibirnya sendiri. "Coming soon!" Memang rumit ketika kekasihnya adalah mantan dari teman dekatnya sendiri.