08. Ada Apa? 🤷🏼‍♀️

763 82 6
                                    

Hy
Hello
Annyeong!!!

Happy Reading....

~~~~~~~~~~~~~~

Vote ⭐

" Selamat siang. " Sapa perempuan yang berdiri di balik meja kasir itu.

" Siang. Ehmm..tolong Ice Cappucino ya, satu. " Sahut seorang laki-laki yang baru saja masuk.

" Ada tambahan lagi, kak?" Tanya perempuan mungil itu dari balik meja kasir nya.

" Udah, itu aja."

" Oke. Satu Ice Cappucino, itu sudah include sama cookies ya kak. Jadi totalnya--" Kalimat perempuan itu terhenti kala pemuda yang memesan mengeluarkan suara.

" Wait.... Wika?!" Laki-laki itu refleks menunjuk ke arah perempuan tersebut dengan ekspresi wajah terkejut.

" Lohh? Kak Marteen?!" Perempuan itu pun ikut terkejut saat si pembeli membuka masker yang sedari awal menutupi setengah wajahnya.

Mereka berdua saling memandang dan diam sebentar, namun beberapa detik kemudian Marteen memecah keheningan.

" Anjir! Gue hampir gak ngenalin lo. Because you pake topi. Rambut lo juga di iket gitu, padahal pendek." Celetuk Marteen

" Sama. Kalo lo gak buka masker juga gue gak bakal ngenalin lo,kak."

" Jadi, lo kerja disini?" Marteen mengubah topik pembicaraan mereka.

" Hmm.." Wika mengangguk. " Baru 3 mingguan, sih."

"Udah lama ternyata. Yang lain gak ada yang tau ya? Atau mungkin cuma gue aja yang baru taunya sekarang tapi yang lain udah?"

" Gak kok. Emang gak ada yang gue kasi tau."

" Berarti lo diem-diem dong?"

Wika hanya mengangguk.

" Kalo cowok lo tau gimana?" Marteen kembali mengeluarkan pertanyaan.

Raut wajah Wika berubah menjadi panik seketika saat Marteen membahas tentang 'cowok' nya. Itulah alasan mengapa dia tak ingin teman-temannya tau bahwa dia bekerja. Karena dia tak mau ada yang melapor pada Jevy.

" Ya lo makanya jangan kasi tau Jevy. Mumpung cuma lo doang yang tau. Gue udah aman banget selama ini." Pinta Wika sedikit memohon.

" Gue gak janji sih. Lo tau sendiri 'kan mulut gue kayak gimana."

" Duh kak. Sebisa mungkin jangan sampe bocor deh ya. Tolong banget ini."

Marteen menghelas nafas panjang. " Liat nanti deh ya. Urusin dulu tuh pesanan gue."

Ah iya, Wika bahkan hampir lupa menginput pesanan Marteen saking asiknya mereka bercerita. Untung saja tidak ada yang mengantri.
Jemari Wika yang mungil bergerak lincah pada komputer touchscreen yang disediakan. Terlihat seperti sudah sangat profesional. Padahal Wika baru bekerja dalam kurun waktu kurang lebih 1 bulan.

" Ini." Wika menyodorkan struk belanja pada Marteen setelah laki-laki itu memberikan uang sejumlah yang di ucapkan oleh Wika tadi. "Lo duduk dulu di tempat yang senyaman mungkin. Nanti minuman lo dianterin sama yang tugas." Jelas Wika.

" Loh?? Kok orang lain? Lo aja yang anterin deh. Gue juga masih mau ngobrol sama Lo." Jawab Marteen tegas.

" Dih, apaan dah... orang gue hari ini tugas di kasir kok. Lagian kalo mau ngobrol juga mana boleh sih, ini masih jam kerja."

" Ribet amat dah. Gue sendiri aja kalo gitu." Putus Marteen akhirnya.

" Emang peraturan nya gitu kok. Lagian kenapa gak ngajak kak Gisha, sih?"

'𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 𝐎𝐟 𝐔𝐬' | 𝙽𝙲𝚃 𝙳𝚁𝙴𝙰𝙼 × 𝙰𝙴𝚂𝙿𝙰 | (𝙊𝙣 𝙂𝙤𝙞𝙣𝙜)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang