🎫Jevin dan Inka : Food Foreplay

14.6K 110 7
                                    

Aroma berbagai makanan menguar, menggoda bagi Inka yang hormonnya sedang naik. Maklum, wanita sebelum haid pasti banyak ngidam ga jelas, kalau tidak, pasti marah-marah atau emosinya naik turun. Untung saja Inka tipe yang makan banyak kalau sedang PMS. Badannya memang kecil, tapi urusan makan, kuli panggul pun bukan saingannya. Dan Jevin dengan senang hati siap memenuhi ngidamnya Inka dengan membelikannya berbagai makanan karena Jevin suka dengan orang yang menikmati makanan.

Apalagi di kencan-kencan pertama mereka, Inka yang sempat ragu dengan Jevin ingin membuatnya ilfeel dengan dirinya yang hobi makan, tapi ternyata salah. Jevin malah semakin suka dengan Inka.

"Gimana kalo aku gendutan?" tanya Inka waktu itu. Jevin tersenyum simpul.

"Tinggal nge-gym bareng." jawabnya singkat dan lugas.

"Kalo aku kurusan?"

"Berarti aku pacar yang payah karena bikin kamu kurusan. Ayo makan lagi." ucap Jevin sembari mengangkat tangannya untuk menyuapkan sebuah dimsum ke mulut Inka tapi ditolaknya.

"Apa hubungannya pacar yang payah ama aku kurusan?" desaknya. Mata Jevin mengerjap beberapa kali karena bingung suapannya ditolak.

"Bukannya orang tuh jadi kurusan karena ngebatin ya? Stress atau ada beban pikiran gitu." ucapnya bingung.

"I-iya juga sih. Tapi ada juga kok yang ngebatin malah makin gendut." kilah Inka masih mencari-cari alasan. Jevin menghela nafas geli melihat Inka yang protes. Ditatapnya Inka di hadapannya dengan senyum khas Jevin.

"Intinya, aku pengen kamu nyaman, Ka. Kalo kamu ngerasa gendutan, ayo kita olahraga atau nge-gym bareng. Kalo kamu ngerasa terlalu kurus, biar aku bikinin makanan kesukaan kamu tiap hari atau kita jajan tiap hari juga boleh. Apapun boleh, yang penting kamu nyaman dan bilang ke aku, ya?"

Inka bersyukur punya pacar seperti Jevin. Walau jauh lebih muda, laki-laki itu sungguh memperlakukannya selayaknya seorang wanita tanpa memandang usianya. Jevin sangat dewasa, bahkan tak jarang Inka menjadi lebih manja ketika bersama Jevin dan sangat bergantung padanya.

Padahal mereka baru saja makan malam di restoran all you can eat, tapi di jalan tadi Inka membeli banyak roti krim manis kesukaannya serta buah-buahan dan minuman dingin. Tak lupa Inka membeli sekotak sushi untuk cemilan malam karena ia berniat mengecek artikel penelitian malam ini.

Sesampainya di apartemen, matanya tertuju pada Jevin yang bersandar di kulkas dengan leher menengadah memperlihatkan jakunnya yang naik turun saat menenggak cola dengan nikmat.

Rahang tegas dan tajamnya terlihat menawan, ditambah tetesan cola yang menempel di bibir bawahnya ketika kaleng cola itu terlepas dari bibirnya itu begitu...

Indah.

Tak mau kehilangan kesempatan, wanita itu berjinjit, menyandarkan tangannya pada dada bidang Jevin lalu menjilat tetesan colanya, membuat sang lelaki membelalakkan matanya karena kaget.

"Ka...?"

Dijilatnya bibirnya sendiri dan mencecapnya.

"Manis." Ucapnya. Sang lelaki tersenyum sumbang.

"Jangan bikin kaget dong," sahut Jevin sambil tertawa kecil. Inka meraih kaleng cola itu lalu meminumnya, tanpa menelannya.

Lalu tangannya mengalung di leher Jevin.

"Mmm." Gumamnya sembari memajukan bibirnya pada Jevin. Jevin paham maksud Inka. Diciumnya bibir Inka lalu cairan berwarna coklat itu perlahan pindah dari mulut Inka ke mulut Jevin.

"Manis banget. Boleh lanjut di kamar ga?" Tanya Jevin, merasakan celananya mengetat seketika melihat wajah manis Inka dalam dekapannya.

"Nggak. Aku mau cek artikel penelitian, termasuk artikel kamu." Jawabnya sambil melepaskan diri dari dekapan Jevin dan melangkah ke kamar mandi, mengerling jahil pada Jevin.

[M] Midnight Carnival | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang